• 9 •

4.9K 605 192
                                    

"Mama ... Kenapa Papa belum pulang?" Seojung menghela nafas untuk yang kesekian kalinya, menatap bocah 4 tahun itu dengan senyuman manis. Mendekati buah hatinya yang sedang duduk di kursi pantry sambil menghadap semangkuk sereal. Ia menepuk pelan punggung Ayeong, lalu mengecup puncak kepalanya.

"Ayeong tahu kan kalau Papa sibuk? Bayangkan saja, Papa harus menangani murid-muridnya dan juga perusahaan. Tidak perlu cemas, Sayang. Papa pasti cepat pulang," katanya berusaha meyakinkan sang putri sekali pun ia sendiri merasa gelisah sebab 2 hari ini Jungkook tak memberinya kabar, belum lagi dirinya yang akhir-akhir ini merasa terus sakit-sakitan.

Tak berapa lama, suara klaskson terdengar memekakan telinga. Ayeong memekik kegirangan lantas segera turun dari kursinya, berlari menuju pintu sambil meneriakkan nama Ayahnya.

"Papa!!" Jungkook mengulas senyuman manisnya saat sang putri yang sudah siap dengan seragam sekolahnya kini berlari ke arahnya. Menyambutnya dengan dekapan hangat, ia segera menggendong putrinya dan mengecupi wajahnya bertubi-tubi.

"Papa lelah?" Ia tersenyum lembut lantas bernafas lega saat mendapati sang istri tengah berdiri tak jauh dari mereka, menatap Jungkook lembut dengan senyuman simpul, "Sedikit. Tapi lelahnya langsung hilang saat melihat Ayeong." Gadis manis itu terkikik lalu memeluk leher Ayahnya erat, merasakan harum yang berbeda dari tubuh sang pahlawan.

"Papa memakai minyak harum baru, ya? Wanginya seperti bunga mawar." Jungkook sontak menghirup aroma dari lengan kemejanya.

Ah sial! Parfum Jaerin menempel pada kemejanya.

"Ayeong tidak pergi ke sekolah? Sepertinya bus sekolah sudah menunggu." Jeon Ayeong sontak membulatkan matanya, "Papa benar!" pekiknya saat mendapati bus sekolah berwarna kuning sudah terparkir di sebrang jalan rumahnya.

Jungkook segera melepaskan gadisnya, membiarkannya meraih ranselnya lalu mengecup kening itu lama sebelum gadis cantik berkuncir dua itu melangkahkan kaki kecilnya keluar rumah dan tenggelam dalam bus sekolah. Jungkook dan Seojung tersenyum melihat bagaimana gadis mereka tumbuh dengan baik.

Tanpa mengetahui, apa yang Ayahnya lakukan di luar sana.

"Aku merindukanmu, Seo." Seojung terdiam saat Jungkook secara tiba-tiba mendekapnya manakala ia telah menutup pintu dan berniat masuk ke kamarnya. Jungkook menahannya di lantai satu, tepat di bawah anak tangga. Mendekap istrinya erat sambil mencium bahu sang wanita.

Seojung sempat terdiam, Ayeong benar. Aroma Jungkook tak seperti dirinya, jika biasanya ia memiliki harum citrus maka kali ini bunga mawar.

"Tidak perlu berpura-pura, Jung." Sang pria memejamkan matanya, sepenuhnya mengabaikan penolakan sang istri yang mencoba lepas dari dekapannya, "Apa yang kau bicarakan, Seo?"

"Harusnya aku yang menanyakan itu. Kenapa kau berubah?" Jungkook terdiam, memutar tubuh istrinya hingga menghadapnya, "Bukankah setiap orang akan berubah seiring berjalannya waktu?" Seojung menatapnya sayu.

"Lalu bagaimana perasaanmu padaku? Akankah terkikis waktu? Semudah itu? Saat kita sudah memiliki Ayeong dalam keluarga kecil kita?" Jungkook mengulas senyumannya, membelai lembut pipi istrinya yang makin hari terlihat semakin kurus.

"Sampai kapan pun. Ayeong adalah putriku." Seojung menggigit bibirnya, lantas menyatukan bilah bibir mereka dengan melumat pelan benda kenyak suaminya. Hingga setetes cairan asin merebak ke sela cumbuan mereka, "Aku merindukanmu," ucap sang hawa setelah melepas pangutannya yang begitu lembut.

"Aku milikmu hari ini, Sayang."

Lalu semuanya terjadi begitu saja, siang itu Jungkook mencoba mengesampingkan wanitanya yang lain. Mencoba fokus pada sang istri untuk beberapa hari ke depan, sembari menutupi segala kebusukannya dengan sikap manisnya. Kembali menanam benih dalam rahim sang istri, Jungkook tersenyum puas sambil tatapi Seojung yabg tergeletak di sofa ruang tamu dengan nafas terengah.

[M] Mr. DominantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang