16

39.3K 1.7K 10
                                    

"Nih oleh-oleh buat kalian, yang ini buat Kiara dan yang ini buat Hana" ucap Leo sembari memberikan dua paperbag kepada Kiara dan Hana.

Mata Kiara langsung berbinar, "Uwaah makasih banyak Yo"

"Iyaa sama-sama"

Kiara sudah hendak membuka paperbag nya tapi tidak jadi karena ponselnya berdering yang ternyata itu adalah telpon dari Ali.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam kamu nggak apa-apa?"

"Hm? Aku nggak apa-apa kok, kenapa emangnya pak?"

"Terus kenapa nelpon saya berkali-kali tadi?"

"Ohh itu tadi aku mau ijin ke bandara mau jemput Leo, tapi karena bapak nggak angkat-angkat jadi yaudah aku sama Hana berangkat aja. Maap ya pak"

"Sekarang dimana?"

"Masih makan siang di restoran deket bandara. Pak Ali nggak marah kan?"

"Nggak Kiara"

"Alhamdulillah, oh iya pak Ali udah makan siang belom?"

"Udah"

"Yaudah deh aku tutup dulu ya pak assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Tut

Kiara kembali meletakkan ponselnya dan membuka paperbag nya yang ternyata berisi , tentu saja hal itu membuat Kiara heboh sendiri. Hana hebohnya sudah selesai karena memang dia membuka paperbag miliknya sendiri terlebih dahulu tadi saat Kiara mengangkat telpon dari Ali.

-

"Aku mau coba dong bi" ucap Kiara dengan semangat karena ingin mencoba menyirami bunga-bunga di taman sebelah rumah.

Kemudian bi Sumi memberikan selang nya kepada Kiara, tentu saja dengan telaten Kiara menyirami semua bunga-bunganya.

"Alhamdulillah semua bunganya udah dikasih minum" gumam Kiara sambil mematikan kran airnya dan kemudian dia menghampiri bi Sumi yang terlihat sedang mencabuti rumput liar dan tentu saja Kiara langsung bergerak membantu bi Sumi.

"Ya Allah neng Rara jangan, itu tangannya nanti kotor apalagi neng Rara udah mandi loh"

Kiara menampakkan deretan giginya, "Udah terlanjur kotor nih bi, daripada aku nggak ngapa-ngapain mending bantuin bibi aja"

"Masyallah neng Rara tuh emang majikan yang paling baik daripada majikan-majikan bibi yang sebelumnya"

"Alhamdulillah kalo gitu bi"

Kemudian mereka mencabuti rumput-rumputnya sembari bercanda ria. Bahkan saking serunya mereka bercanda, mereka sampai tidak menyadari bahwa ada mobil SUV warna putih milik Ali baru saja memasuki pekarangan rumah. Pandangan Ali langsung tertuju pada tawa Kiara di taman bersama dengan bi Sumi.

Ali tersenyum tipis melihatnya, apalagi dengan tangan Kiara yang kotor karena mencabuti rumput. Ali menghampiri Kiara dan bi Sumi.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam" jawab Kiara dan bi Sumi bersamaan sambil menoleh.

Kiara langsung berdiri karena tau bahwa yang mengucapkan salam adalah Ali, "Loh pak Ali udah pulang?"

"Iya kerjaan saya udah selesai" Ali memberikan tangan kanannya kepada Kiara. Karena sudah menjadi kebiasaan disaat Ali pergi ataupun pulang, Kiara akan mencium punggung tangannya.

"Tapi tanganku kotor pak"

"Nggak apa-apa"

Setelah mendengar jawaban dari Ali, Kiara segera mencium punggung tangan sang suami.

"Saya mau ke dalem dulu, mau mandi"

Kiara hanya mengangguk dan kembali melanjutkan kegiatannya tadi dengan bi Sumi. Setelah cukup lama Kiara mencabuti rumputnya, akhirnya dia telah selesai. Kiara dan bi Sumi mencuci tangan mereka san kemudian duduk di gazebo bersama bi Sumi.

"Ya Allah bi ini Rara kerja baru segini aja udah capek, gimana bibi yang setiap harinya kerja ngebersihin rumah segede ini"

"Bibi udah biasa neng"

Kiara tersenyum, "Oh iya bi Rara boleh nanya nggak?"

"Boleh neng, mau nanya apa?"

"Bibi tuh asli orang mana sih?"

"Bibi asli orang Solo neng"

Kiara mengangguk mengerti, "Bibi punya anak berapa kalo boleh tau?"

"2 neng, yang anak pertama laki-laki namanya Fikri, dia udah nikah dan tinggal di Solo dan anak bibi yang kedua perempuan namanya Nadia dan dia seumuran sama neng Rara"

"Tinggal di Solo juga bi?"

Bi Sumi menggeleng, "Ngekos di Jakarta neng, deket juga kok dari sini"

"Loh kok ngekos? Kenapa nggak tinggal disini aja sama bibi? Apa nggak diijinin sama pak Ali bi?"

"Eh enggak gitu neng, malah pak Ali dulu juga nyuruh Nadia tinggal disini juga sama bibi tapi anaknya nggak mau. Nggak mau ngerepotin katanya"

"Oh gitu, Nadia disini kuliah atau kerja?"

"Kuliah neng, alhamdulillah dapet beasiswa di kampusnya neng Rara"

"Wah kenapa bibi nggak bilang? Jurusan apa bi?"

"Jurusan manajemen neng"

"Wih kenalin dong bi sama Rara"

"Iya neng nanti deh bibi telpon Nadia biar besok kalo kuliah ketemu sama neng Rara"

"Siap bi, nanti kalo udah ditelpon bilang ke Rara ya bi"

"Iya neng"

Kiara dan bi Sumi pun masuk ke dalam rumah, Kiara hendak mengambil slinbag nya karena dia akan pergi belanja bulanan. Saat Kiara baru membuka pintu kamarnya, dia terkejut karena sudah ada Ali yang sedang berdiri di dekat pintu. Memang benar Ali juga baru saja ingin membuka pintu tapi sudah didahului oleh Kiara. Tentu saja Ali terkejut, tapi dia tidak menampakkan wajah terkejutnya.

"Ya Allah pak ngagetin aja" gerutu Kiara sambil berjalan masuk ke dalam. Kemudian dia mengambil ponsel dan dompetnya untuk dimasukkan ke dalam slinbag yang akan dia bawa.

Ali melihat heran istrinya yang sudah berjalan menghampirinya sekarang ini, "Mau kemana?"

Kiara menengadahkan tangannya ingin mencium punggung tangan Ali, "Mau belanja bulanan dulu"

"Saya anter"

"Hm? Bapak nggak capek? Kan baru pulang kerja?"

Ali menggeleng, "Saya nggak capek"

"Ayo" Ali menggandeng tangan Kiara untuk keluar dari kamar.

.

Alhamdulillah up lagii dan aku minta maaf kalo up nya lama banget:)
Monmaap juga kalo masih ada typo:))

Gimana gimana? Ceritanya ngebosenin nggak?

Next nggak nih?

Jangan lupa komentar dan votenya yaa😁

My Cold Husband [ SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang