26

39.7K 1.9K 32
                                    

"Udahlah dek jangan sedih terus, nggak enak banget itu muka kamu" ucap Arkan sambil menyenggol lengan Kiara.

"Ish apasih siapa juga yang sedih"

"Lah itu daritadi kamu diem aja. Eh mau eskrim itu nggak?" tanya Arkan sambil menunjuk pedagang eskrim yang tidak jauh dari tempat mereka berdiri sekarang.

Mata Kiara berbinar, "Mau mau"

"Eh nggak jadi deh udah malem, mana hawanya dingin gini nanti kamu flu"

"Halah padahal tadi abang yang nawarin" wajah Kiara kembali datar seperti tadi.

Memang benar tadi setelah Kiara dan Arkan sholat maghrib, Arkan mendapat telepon dan disuruh kembali ke kantor karena ada pekerjaan yang penting. Jadi mau tidak mau Kiara harus ikut dengan Arkan dan menunggu Arkan lagi di ruangannya, bahkan Kiara tadi menunggu sampai jam 8 malam. Setelah pekerjaan Arkan telah selesai, mereka makan di restoran terlebih dahulu dan kemudian Kiara mengajak Arkan ke alun-alun kota.

"Yaudah iya abang beliin, tunggu disini" ucap Arkan yang kemudian berjalan menghampiri pedagang eskrim dan membuat Kiara tersenyum senang.

"Pak eskrim coklatnya satu" tanpa bertanya rasa apa yang diinginkan Kiara Arkan sudah hafal betul apa rasa favorit Kiara.

Tidak lama kemudian Arkan kembali dengan satu eskrim coklat, "Nih"

"Makasih abangku yang paling ganteng" jawab Kiara dengan cengirannya.

Kemudian mereka duduk di bangku yang memang sudah disediakan, Arkan hanya menggeleng melihat Kiara yang begitu fokus dengan eskrim nya yang.

"Dek"

"Hm?"

"Apa nggak sebaiknya kamu pulang aja ke rumahnya Ali? Nggak baik dek seorang istri pergi dari rumah suaminya kayak gini, nanti nggak berkah. Kamu udah gede dek, seharusnya kamu selesaiin masalah kamu baik-baik bukan malah kabur kayak gini"

Kiara tidak menjawab, dia membuang cup yang eskrim nya sudah dia habiskan barusan dan kemudian kembali duduk di samping Arkan.

"Dosa loh dek" ucap Arkan yang membuat Kiara menjadi bingung.

Ucapan Arkan memang benar juga, tapi jika dia pulang bagaimana dia menghadapi Ali nanti di rumah.

"Udah ah kebanyakan mikir kamu, yuk abang anterin pulang ke rumahnya Ali. Ali pasti udah nyariin kamu" Arkan menarik tangan Kiara dan Kiara hanya bisa pasrah saja.

Setelah perjalanan kurang lebih 10 menit akhirnya Kiara dan Arkan sampai di depan rumah Ali, tapi baru saja mereka melihat mobil Ali yang baru masuk ke pekarangan rumahnya.

"Itu barusan mobil Ali kan dek?" tanya Arkan.

Kiara hanya mengangguk.

"Yaudah gih sana masuk"

Kiara mencium punggung tangan Arkan, "Assalam-"

Ucapan Kiara terhenti karena Kiara dan Arkan sama-sama melihat Ali berdiri digerbang. Itu karena Ali merasa seperti tidak asing dengan mobil yang terparkir di depan rumahnya itu makanya Ali keluar setelah memarkirkan mobilnya di garasi.

"Tuh orangnya keluar tuh, gih sana"

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Kiara keluar dari mobil dan kemudian Kiara menunggu mobil Arkan pergi dulu baru dia akan masuk. Ali yang melihat bahwa Kiara lah yang keluar dari mobil tersebut pun bernapas lega.

Arkan mengklakson mobilnya dan menyembulkan kepalanya, "Gue pulang dulu Al"

Ali tersenyum, "Iya hati-hati"

My Cold Husband [ SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang