18

40.1K 1.7K 35
                                    

Kiara tersenyum mendengar cerita dari bi Sumi bahwa Ali lah yang memindahkannya ke kamar saat dia ketiduran di ruang tamu kemarin, bahkan Ali juga mengusap-usap kepalanya. Sungguh Kiara tidak menyangka saja jika sikap Ali perlahan-lahan sudah mulai berubah, tidak sedingin waktu pertama kali mereka bertemu.

Sekarang Kiara telah selesai menyiapkan sarapan untuknya dan juga Ali, tinggal menunggu Ali turun saja. Kiara tadi juga sudah mandi terlebih dahulu karena dia berangkat kuliah jam setengah 8 nanti.

"Pak Aliii ini sarapannya udah siap" teriak Kiara sambil mencuci tangannya.

Tidak lama kemudian Ali datang dengan masih memakai kemeja saja, bahkan belum memakai dasinya dan menenteng jas di tangannya.

"Kiara, dasi saya yang warna navy kemana?"

"Yang warna navy? Ada di lemari kok pak"

"Nggak ada"

"Masa nggak ada sih, orang jelas-jelas aku yang kemarin naro di lemari dasinya bapak loh. Bapak makan aja duluan, aku mau nyari bentar" Kiara berlari kecil menuju kamarnya hendak mencari keberadaan dasi tersebut.

Cukup lama Kiara mencari, ternyata terselip di tempat baju-baju santai milik Ali. Dengan segera Kiara kembali ke meja makan, saat sudah sampai di meja makan ternyata Ali masih belum makan juga.

"Loh kok belom makan juga sih? Ntar telat loh pak"

"Saya nunggu istri saya"

Kiara tersenyum mendengarnya.

"Itu ketemu dimana?"

"Keselip di kaos-kaosnya bapak"

"Yaudah sini ayo makan dulu"

Kiara mengangguk dan duduk di kursi yang biasa dia tempati saat makan. Setelah selesai sarapan dan mencuci tangan, Kiara membantu Ali memakaikan dasi.

Ali melihat wajah Kiara yang fokus memakaikan dasi, "Masuk kuliah jam berapa?"

"Jam 8. Oh iya pak nanti sepulang kuliah aku mau belajar bareng di kosan nya Hana"

"Kenapa nggak disini aja?"

"Temen-temen udah terlanjur pada janjian disitu pak"

"Perempuan semua kan?"

"Yaiyalah pak" jawab Kiara yang telah selesai memakaikan dasi dan sekarang membantu memakaikan jasnya.

Kemudian Ali tidak menjawab apa-apa, hanya diam saja.

"Nggak apa-apa kan pak?"

Ali mengangguk, "Nggak apa-apa, asal jangan sampai lupa waktu dan lupa sama sholatnya. Saya akan selalu izinin semua kegiatan kamu selama kegiatan itu baik untuk kamu"

Tangan Ali terulur mengusap kepala Kiara yang tertutup jilbab, hal kecil seperti ini lah yang selalu membuat jantung Kiara berdetak lebih kencang.

Kiara menampakkan deretan giginya yang rapih dan memeluk Ali dengan erat, "Makasih banyak pak, emang pak Ali tuh suami yang paling baaiiikk banget"

Ali tersenyum mendengarnya dan tentu saja dia membalas pelukan sang istri, "Jangan terlalu sibuk juga sih, nanti kamu capek terus sakit saya juga yang repot"

Kiara langsung melepaskan pelukannya, "Ih pak Ali mah, itu kan udah kewajiban suami"

Senyum Ali semakin melebar melihat wajah Kiara yang terlihat kesal, "Yaudah yaudah saya mau berangkat dulu, kamu nanti bawa mobilnya hati-hati jangan ngebut"

"Ntar aku ngebuuutt banget dah biar cepet sampek"

Tatapan Ali langsung berubah tajam.

Kiara tertawa kencang, "Bercanda pak serius amat"

My Cold Husband [ SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang