15

43.3K 1.7K 23
                                    

"Jas nya dimana pak?" tanya Kiara yang melihat Ali baru saja menyelesaikan sarapannya, sedangkan Kiara sudah sedaritadi menyelesaikan sarapannya.

"Masih di kamar"

Kemudian Kiara berlari kecil menuju ke kamarnya untuk mengambil jas milik Ali, setelah selesai mengambil jas nya Kiara kembali ke meja makan. Seperti biasanya, Kiara membantu memasangkan jas nya.

"Kuliah jam berapa?"

"Jam 9"

"Nanti kalo nyetir jangan ngebut, kalo ada apa-apa hubungi saya" tangan Ali terulur untuk mengusap kepala Kiara yang sedang tidak tertutupi oleh jilbab.

"Siap komandan" jawab Kiara dengan semangat.

"Saya berangkat dulu"

"Iya hati-hati pak" Kiara mencium punggung tangan Ali.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Setelah Ali sudah keluar dari rumah, Kiara mulai membersihkan meja makannya dan mencuci piring-piring. Baru setelah itu dia bersiap-siap untuk segera pergi ke kampusnya.

Sesampainya di kampus, Kiara berjalan dengan santai menuju kelasnya karena masih akan dimulai 10 menit lagi. Tapi tidak lama kemudian Kiara tiba-tiba tersenyum melihat ada sosok wanita yang sangat dia kenal sedang berjalan seorang diri dan tidak jauh dari tempatnya sekarang ini, siapa lagi jika bukan Hana.

Jadi Kiara langsung berlari menghampiri Hana, "Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh"

Hana yang terkejut pun refleks menjawabnya, "Waalaikumsalam Ya Allah pagi-pagi ngagetin aja"

"Ya maap"

"Oh iya si Leo mendarat jam berapa?"

"Jam 1 siang katanya"

Kiara menghentikan langkahnya karena sepertinya dia melupakan sesuatu.

"Ngapain berhenti?" tanya Hana yang juga ikut berhenti.

"Astaghfirullahaladzim Han aku lupa lagi nggak minta ijin dulu ke pak Ali"

Hana menggelengkan kepalanya, "Kebiasaan"

Memang benar sepulang kuliah nanti Kiara dan Hana akan pergi ke bandara untuk menjemput Leo dan adiknya yang pulang dari Malaysia, hal itupun bukan karena suruhan dari Leo melainkan keinginan Kiara dan Hana sendiri yang ingin sekali menjemput Leo dan adiknya di bandara.

"Tad-" ucapan Kiara terhenti karena melihat Farhan sedang berjalan menghampiri mereka berdua.

"Kalian kenapa masih belum masuk kelas juga?" tanya Farhan kepada kedua mahasiswinya itu.

Kiara langsung melihat jam tangannya, "Loh pak masih kurang 5 menit lagi, tumben banget"

"Kenapa memangnya? Ayo cepet sana ke kelas, jangan sampek saya yang sampek ke kelas duluan loh ya. Kalo saya yang sampek duluan, ya kalian saya anggap telat. Dan pasti kalian udah tau kan apa konsekuensinya kalo kalian telat?"

Kiara dan Hana sama-sama melebarkan kedua mata mereka.

"Tunggu apalagi?"

Kemudian Kiara dan Hana berlari menuju kelas mereka karena ucapan dari sang dosen.

-

Kiara dan Hana sekarang sudah berada di bandara menunggu Leo dan adiknya. Kiara juga sedaritadi sudah berulangkali menghubungi Ali tapi tidak ada satupun yang diangkat oleh Ali.

"Lama amat sih astaghfirullah udah laper banget aku nih" gerutu Kiara sembari memasukkan ponselnya ke dalam tas.

"Tuh tuh Leo sama Tania tuh" Hana menunjuk Leo dan adiknya yang sepertinya sedang mencari keberadaan mereka.

Kiara yang melihat itupun langsung berdiri, "LEOOO"

"Ya Allah bukan temenku bukan temenku" gumam Hana.

Leo dan Tania langsung menghampiri mereka berdua.

"Lama amat Yo Ya Allah, laper banget aku tuh" ucap Kiara dengan wajah memelas.

"Ululuh calon istriku kelaperan ya? Yaudah deh ayo langsung mampir ke restoran, aku traktir kalian berdua sepuasnya deh"

Kiara dan Hana yang mendengar itupun berseru gembira. Kemudian semua berjalan keluar dari bandara, tapi Kiara tiba-tiba berhenti karena melihat seorang laki-laki memakai jas dan seorang perempuan berjilbab yang sedang berpelukan dan memang sedikit jauh dari tempatnya berdiri sekarang ini.

"Heh ngapain diem aja? Ayo katanya laper" Hana menghampiri Kiara yang masih diam melihat kedua orang tersebut.

Hana merasa bingung karena Kiara hanya diam, jadi dia melihat ke arah pandangan Kiara. Tapi dia kebingungan apa yang dilihat oleh Kiara, karena memang bandara sedang cukup ramai sekarang.

"Ngeliat apaan sih Ra?"

"Tuh orang yang lagi pelukan"

"Lah? Ngapain ngeliat orang pelukan?"

"Coba kamu liat deh"

"Iya udah aku liat, itu yang laki-laki nggak bales pelukannya tuh. Kenapa emang?"

"Yang laki-laki itu kok kayak pak Ali ya Han"

Detik berikutnya Hana langsung tertawa dan membuat Kiara melihatnya dengan kesal.

"Kenapa malah ketawa?"

"Ya Allah Ra pak Ali itu laki-laki yang sholeh kan? Ngerti agama ya kan? Ngerti apa yang dilarang oleh agama kan?"

Kiara hanya mengangguk.

"Nah maka dari itu pak Ali nggak mungkin dong pelukan sama perempuan yang buka mahramnya"

"Iya juga sih"

"Lagian orang itu cuma keliatan dari belakang doang kok kamu langsung nyimpulin itu pak Ali, udah yok ditungguin Leo sama Tania noh"

Hana menarik tangan Kiara keluar dari bandara, Kiara sedikit bernapas lega. Pikirnya juga tidak mungkin Ali berpelukan dengan perempuan yang bukan mahramnya, karena Ali tau agama, tau apa yang menjadi larangan-larangan dari Allah.

.

Gimana gimana? Next nggak nih?😁

Jangan lupa vote dan komentarnyaa

My Cold Husband [ SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang