TERUNGKAP
Karto mengikat tangan Heru dan Ariana pada tiang dekat anak tangga. Pria tua itu benar-benar memastikan bahwa ikatan itu sangat kuat agar tak ada yang bisa kabur.
"Diam di sini!!! Aku akan menyeret Ridwan, Ai dan juga si pengasuh sombong itu untuk bergabung bersama kalian!!!," ancam Karto.
Dia berlalu menuju kamar Aisyah dan Rinjani. Heru menatap Ariana yang duduk di hadapannya.
"Jelaskan..., jelaskan Aria!," pinta Heru.
Ariana menutup kedua matanya dengan penuh penyesalan.
"Ridwan..., memang bukan anakku Romo...," ujar Ariana.
Heru menutup kedua matanya dengan penuh rasa kecewa. Ia berharap saat itu semuanya hanyalah mimpi semata.
"Aku menikah dengan Mas Indra semata-mata hanya untuk menutupi rasa kecewaku karena Romo lebih memilih menikahkan Mbak Ai dengan Mas Adam. Aku hanya ingin memperlihatkan pada Romo bahwa aku membenci semua keputusan Romo selama ini."
Heru terdiam.
"Tapi semuanya berubah saat Mbak Ai akhirnya hamil. Romo dan Ibu terus saja bertanya padaku melalui telepon kapan aku akan memiliki anak? Sementara aku tidak pernah mau disentuh oleh Mas Indra! Aku hanya menikahinya di atas kertas..., karena aku hanya menginginkan Mas Adam dalam hidupku!," Ariana tergugu dalam tangisannya.
Heru mulai merasa jijik pada Ariana, ia merasa tak mampu lagi untuk menatap wajah Puterinya sendiri.
"Akhirnya aku tak punya pilihan lain, selain mengatakan bahwa aku sudah melahirkan dan anakku sudah berusia satu tahun. Aku mengambil Ridwan dari tangan pembantuku dan memberinya uang untuk tutup mulut. Tapi semuanya terbongkar saat aku tinggal di sini setelah sepuluh tahun berlalu dan Mas Indra tiba-tiba menuntutku agar bisa punya anak sendiri. Mbak Ai tak sengaja mendengar pertengkaran kami dan dia memberi tahu Ibu, sehingga Ibu marah dan ingin meminta penjelasan dari Mas Indra. Mbak Ai pun ikut dengan Ibu, dan akan bersaksi untuk setiap kata-kata Mas Indra," lanjut Ariana.
"Lalu kamu meledakkan mobil itu untuk melenyapkan semua kebohonganmu??? Lalu tanpa kamu duga, Ai ternyata masih hidup meskipun kritis dan memfitnahnya dengan mengatakan bahwa Ai-lah yang membuat Ibumu dan Suamimu terbunuh??? Begitu maksudmu???," cecar Heru, murka.
"Ampun Romo..., ampun...," Ariana kembali memohon.
"Jadi selama ini Romo telah menyiksa Ai dan memisahkannya dari Adam serta Rindu??? Jadi selama ini Romo adalah Iblis bagi Puteri, Menantu serta Cucu Romo sendiri??? Dan kamu..., anak bungsu yang paling Romo manja, adalah penyebab hancurnya keluarga kita???."
Heru menangis meratapi semuanya. Ia benar-benar tak menduga semuanya yang terjadi adalah kesalahannya yang tak mau membuka mata dengan benar.
Ia menyesali segalanya yang sudah terjadi.
"Aku tidak meledakkan mobil Mas Indra Romo..., aku tidak pernah bermaksud membunuh Ibu..., aku bersumpah Romo," Ariana memeluk kaki Heru yang ada di hadapannya.
"Kalau bukan kamu, siapa lagi yang melakukan hal itu??? Hanya kamu yang berusaha untuk terus menutupi kebohonganmu selama ini Aria!!!."
"Aku tidak tahu Romo..., aku tidak tahu kenapa mobil Mas Indra bisa meledak saat itu. Aku bahkan jauh sekali dari posisi mobilnya...," jawab Ariana, yang tak juga berhenti menangis.
BRAKKK!!! BRAKKK!!! BRAKKK!!!
"BUKA PINTUNYA RINJANI!!! ATAU AKU AKAN MEMBUKANYA DENGAN PAKSA!!!," ancam Karto.
"PERGI KAMU TUA BANGKA BUSUK!!! AKU TIDAK AKAN PERNAH MEMBIARKANMU MENYENTUH NYONYA AI!!!," jawab Rinjani, tak kalah keras.
Heru dan Aria mendengar jawaban itu dari ruang tengah. Karto merasa kesal setengah mati, ia pun segera menggergaji besi kuningan pada pintu seperti yang ia lakukan pada pintu belakang tadi. Sesuai dengan dugaan Rinjani.
Ridwan sudah menyeret lemari berisi buku-buku yang terbuat dari kayu jati untuk menambah penghalang pada pintu tersebut. Ia pun membongkar ranjang yang dipakai oleh Rinjani untuk mengambil balok-balok penyangga di bawahnya dan menjadikannya senjata, apabila akhirnya Karto tetap bisa menembus pertahanan dalam kamar itu.
"TETAPLAH DI DALAM AI..., AKU AKAN MEMAKSAMU KELUAR DARI DALAM SANA UNTUK KUBUNUH BERSAMA ROMO DAN ADIK KESAYANGANMU!!! TUNGGU SAJA!!!," teriak Karto keras-keras sambil terus menggergaji.
"KARTO!!! JANGAN SENTUH PUTERIKU!!!," teriak Heru.
"URUS SAJA PUTERIMU YANG SATU..., SURUH DIA UNTUK TIDAK JADI PEMBOHONG DAN PENIPU!!!," balas Karto.
BRUAGHH!!!
Pintu depan di dobrak oleh seseorang. Heru dan Ariana menatap ke arah orang-orang yang datang itu, dan salah satunya adalah Adam! Mereka saling menatap selama beberapa saat.
"Di mana Karto???," tanya Adam.
"Di depan kamar Ai..., dia berusaha untuk masuk," jawab Heru.
Dua orang anak murid Ustadz Hamid mendekat untuk membantu Heru dan Ariana melepaskan ikatan di tangan mereka. Adam, Ustadz Hamid dan beberapa orang lainnya segera berjalan ke tempat yang Adam tunjukkan.
"KARTO!!! MENJAUH DARI PINTU ITU!!!," teriak Adam, marah.
Karto terdiam di tempatnya, ia sangat tak menduga bahwa dirinya akan melihat sosok Adam lagi di rumah itu.
"Menjauh kamu dari Isteri dan Anakku, atau aku tidak akan segan-segan membuatmu menyesal seumur hidup!!!," ancam Adam.
Rinjani mendengar suara Adam dari dalam kamar.
"BAPAK!!!," teriak Rinjani, untuk memastikan bahwa ia tak sedang berkhayal.
"RINJANI!!! TETAP DI DALAM NAK!!!," balas Adam.
Heru dan Ariana menatap tak percaya ke arah Adam, setelah mendengar sahutan-sahutan antara Ayah dan anak itu.
"Jadi selama ini..., Rinjani adalah...," Heru tak mampu melanjutkan kata-katanya.
HAHAHAHAHA!!!
"Kamu pikir mudah untuk membuatku menyesal??? Kamu tidak tahu, apa yang sudah dilakukan oleh si tua bangka Barata itu pada keluargaku!!! Kamu tidak tahu bagaimana penderitaanku selama puluhan tahun ketika mengingat semua perbuatannya!!! Dan kamu bilang akan membuatku menyesal??? Aku tidak akan pernah menyesal jika berhasil menghancurkan keluarga ini!!! Hanya tinggal selangkah lagi..., jadi jangan menghalangiku!!!," ancam Karto.
"Istighfar Pak Karto..., dendam tidak akan menyelesaikan apapun. Allah tidak akan pernah ridha pada hamba-Nya yang menyimpan dendam," ujar Ustadz Hamid.
"Persetan dengan kepercayaanmu!!! Aku hanya ingin mereka hancur!!!," balas Karto.
"Dasar Iblis!!! Hatimu memang terbuat dari batu Karto!!!," umpat Adam.
HAHAHAHAHAHA!!!
"Lalu bagaimana denganmu??? Apakah imanmu itu bisa mempersatukan dirimu dengan Ai selama ini??? Apakah kamu bisa menjemputnya dari sini???," tanya Karto.
"Saya tidak perlu menjemput Ai! Ini rumahnya, dan di sinilah dia akan tinggal bersama keluarga yang dia cintai!," tegas Adam.
* * *
KAMU SEDANG MEMBACA
Ai
Spiritual[COMPLETED] Allah akan menjagamu, sejauh apapun dirimu dari keramaian. Allah akan melindungimu, meskipun dirimu berada di tengah marabahaya. Allah akan menjagamu, kau hanya perlu yakin akan Kebesaran-Nya. Insya Allah, kau tetap akan berada dalam Rah...