MENETAPKAN HATI
Ustadz Hamid dan Ustadzah Santi duduk di ruang tamu rumah Adam, Aisyah juga berada di sana sementara Ridwan memilih duduk sendiri dan agak berjauhan dengan mereka. Rinjani tak berani keluar, ia hanya berdiam diri di dapur.
"Ridwan mungkin butuh waktu Ukhti Santi. Mohon jangan terlalu di paksa," pinta Aisyah, lembut.
"Namanya Iqbal! Dan saya ini Ibunya Ukhti Ai..., saya sudah bertahun-tahun mencari dia. Sekarang kami menemukannya, jadi alasan apalagi yang bisa menahannya untuk tetap berada di dalam keluarga Ukhti?," tanya Ustadzah Santi, bersikukuh dengan pendapatnya.
"Mi..., sabar dulu. Semua ini bisa dibicarakan baik-baik," bujuk Ustadz Hamid.
"Tidak Bi! Pokoknya Iqbal harus tinggal dengan kita!," tegas Ustadzah Santi.
"Kami mengerti Ukhti Santi..., tapi bukan hal yang baik jika harus memaksa seperti ini," ujar Adam.
"Saya berhak memaksa Akh Adam! Iqbal anak saya, saya punya hak atas dirinya!."
Ustadzah Santi benar-benar tak ingin dibantah saat itu, semua saran dan nasehat ia tolak mentah-mentah.
"Lagipula..., lihat saja sendiri, Iqbal sudah ditelantarkan oleh Ibu angkatnya. Dia pergi begitu saja dan tidak mengatakan apapun, bahkan tidak membangunkannya lebih dulu sebelum pergi. Ibu macam apa itu? Keluarga macam apa yang membesarkan Iqbal selama ini?," sindir Ustadzah Santi.
Aisyah merasa bahwa hatinya baru saja ditusuk oleh sebilah pedang ketika mendengar sindiran tersebut. Ridwan semakin frustasi.
"IQBAL..., IQBAL... IQBAL!!! NAMA SAYA RIDWAN DAN BERHENTI MENJELEK-JELEKAN IBU SAYA DAN KELUARGANYA!!!," teriak Ridwan.
Pria itu berusaha mengatur nafasnya yang naik turun. Semua orang menatapnya kaget.
"Maaf kan saya Bibi Ai..., Paman Adam..., saya tidak bermaksud kasar pada kalian berdua," ujar Ridwan, menyesal.
"Ya..., tidak apa-apa Nak, kami mengerti kalau kamu sedang stress saat ini," ujar Aisyah, mencoba untuk menenangkan Ridwan.
Rinjani menatapnya dari arah dapur, ia bersyukur karena Ridwan masih bisa mengontrol emosinya dengan sangat baik.
"Kalian pernah kehilangan saya?," tanya Ridwan.
"Iya Nak..., kami pernah kehilangan kamu," jawab Ustadz Hamid.
"Kalian kehilangan saya karena apa? Apa penyebabnya?," tanya Ridwan lagi.
Mereka terdiam. Adam dan Aisyah menatap mereka untuk menerima jawaban atas pertanyaan dari Ridwan. Rinjani mendengarkan.
"Ayo jawab..., beri saya jawaban," pinta Ridwan.
Ustadzah Santi dan Ustadz Hamid saling bertatapan beberapa saat.
"Kami..., sedang dalam masa belajar berumah tangga dan sangat sibuk saat kamu berusia delapan bulan. Kami menyewa asisten rumah tangga dan sering meninggalkanmu dengannya," jawab Ustadzah Santi dengan jujur.
"Jadi karena kalian tak sempat memperhatikanku, makanya asisten rumah tangga itu membawaku lari?," Ridwan mempertegas pertanyaannya.
"Iya Nak..., begitulah yang terjadi," jawab Ustadz Hamid.
Ridwan menganggukan kepalanya.
"Apa kalian tahu kalau Ibu angkatku itu galak?."
Mereka menggelengkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ai
Spiritual[COMPLETED] Allah akan menjagamu, sejauh apapun dirimu dari keramaian. Allah akan melindungimu, meskipun dirimu berada di tengah marabahaya. Allah akan menjagamu, kau hanya perlu yakin akan Kebesaran-Nya. Insya Allah, kau tetap akan berada dalam Rah...