1 :: tentang mereka

408 23 1
                                    

WO: walkover. Denda kalau udah daftar, tapi malah nggak bisa ikut.

Genkers: event besar di Genina High School.

Ketuplak: ketua pelaksana. Biasanya setiap event ketuplaknya beda-beda.

Ojol: ojek online.

[]

"Cie, naik kelas."

Rena meletakkan tasnya di atas meja, lalu duduk sambil memutar bola mata. "Lo juga naik kelas, ya."

"Sekolah udah naik kelas. Hubungan lo sama Rey udah naik tingkat, belum?"

"EHEM!" Gege menutup mulutnya dengan satu tangan. "Rita ih, kalau ngomong suka nggak ada filternya. Pantes omongannya sampah semua."

Rena melirik kedua temannya datar. "Dibilang, gue sama Rey nggak akan deh punya hubungan asmara kayak gitu."

Rita dan Gege kompak mengangguk-angguk saja.

[]

Kalau bertanya tentang Rena dan Reynald pada semua orang di Genina High School, pasti jawabannya cuma satu, "Iya, tahu."

Sudah menjadi rahasia umum di Genina High School, atau di luar Genina yang punya koneksi dengan murid Genina, kalau Rena dan Reynald adalah dua sahabat yang tak terpisahkan. Undefeated. Unbreakable. Inseparable.

Semua orang juga tahu hubungan mereka itu sudah lebih dari sekadar sahabat. Tapi mereka masih ngotot mengelak dengan jawaban, "Nggak kok, gue sama dia cuma sahabat." Atau, "Kita cuma sahabatan, nggak bakalan suka-sukaan."

Dan jawaban semua orang juga cuma satu, "Halah, bullshit."

Tapi, mari kita kesampingkan dulu topik itu karena topik itu basi banget kalau dibahas. Semakin dibahas, semakin alot pembahasannya.

Mari kita bahas tentang kehidupan mereka saja.

Rena Daritta, dengan nama panggilan Rena, adalah seorang cewek yang baru naik kelas 12. Sahabat dia dari umur 5 tahun, cuma Reynald seorang. Kalau Rita, dari SMP. Sedangkan Gege, baru-baru ini, kelas 11. Dulu, Rena tidak punya teman selain Reynald karena rata-rata, anak-anak cewek pada nge-fans sama Reynald, dan iri pada Rena yang bisa dekat dengan Reynald, lantas menjauhi Rena. Dan itu berlaku hingga lulus SD. Saat SMP, Rena baru bertemu Rita yang tidak iri dengannya, karena Rita sendiri sudah punya pacar sehidup-semati, walaupun putus-nyambung melulu.

Dan Rena juga baru berani pacaran saat SMP, itu juga karena Yogi adalah satu-satunya cowok yang berani mendekati dia saat dia punya anjing bulldog bernama Reynald. Rata-rata, cowok-cowok lain tidak berani mendekatinya karena Rena masih berada dalam radar Reynald. Rena kagum dengan keberanian Yogi, maka dari itulah Rena langsung mengiyakan saat Yogi menembaknya, tanpa tedeng aling-aling.

Tapi Yogi hanya berani di awal saja. Ke belakang, cowok itu semakin menjauhinya dengan alasan, "Kamu pilih aku atau Reynald?"

Pertama-tama, Rena masih memilih Yogi. Tapi Yogi malah semakin melunjak. Cowok itu malah melarang-larangnya pergi bersama teman-temannya, termasuk Rita. Rena jengah. Dan akhirnya, mereka putus, dengan Rena yang memutuskan.

Dan setelah itu, Rena tidak pernah pacaran lagi, sampai sekarang, walaupun banyak yang mendekatinya terang-terangan.

Reynald, lain lagi nasibnya.

Reynald sadar kalau cewek-cewek banyak yang suka padanya. Banyak yang memberi surat kaleng, surat elektronik lewat caption, ataupun surat ucapan langsung. Biasanya, kalau surat kaleng atau surat elektronik, Reynald tak terlalu menanggapi. Tapi kalau surat ucapan langsung, biasanya Reynald selalu menjawab dengan jawaban yang sama. Tersenyum, berkata, "Maaf ya, gue nggak suka sama lo." Lalu pergi. Lugas, tegas, jelas.

Reynald pernah suka banget dengan satu cewek waktu kelas sepuluh. Tak butuh waktu lama pendekatan (karena cewek mana yang tak suka sama dia?), Reynald sudah jadian dengan Rachel. Tapi selang dua bulan kemudian, mereka putus, ketika Rachel yang keceplosan bertanya, "Kamu milih aku atau Rena?"

Reynald, dengan santai dan tidak peduli, menjawab, "Rena." Rachel yang tidak terima, memekikan kata, kita putus, yang Reynald respons hanya dengan kernyitan di kening dan dua kata, "Ya udah."

Dan hingga sekarang, Reynald tidak pernah lagi pacaran.

Kalau Rena dari dulu tidak punya teman, lain dengan Reynald yang temannya banyak di mana-mana. Reynald ini tipe cowok easy going yang ayo saja kalau diajak jalan atau main. Tidak ada aturan, duit banyak, muka cakep, bawa mobil. Oke, deh. Geng mana yang tidak ingin menerima anggota seperti Reynald?

Tapi tetap saja, yang menjadi sohibnya dari SD hanya Raihan. Cowok tengil partner in crime-nya Reynald.

Reynald Ferguson. Siapa yang tidak kenal dengan Reynald Ferguson? Koneksi di mana-mana karena keluarganya punya perusahaan Ferg Corp yang sudah mendunia, ditunjang dengan fisik yang cowok banget, dan kepribadian asik.

Men wants to be his friend, and women wants to be his love of life. And everyone wants to get closer to him.

Tapi jelas, hanya Rena dan Raihan yang bisa mendapatkan posisi istimewa di hidup Reynald.

[]

"Gue kesel!" Reynald mengerang malas di atas setir mobilnya. "Kenapa sih, lo nggak mau sekelas sama gue?!"

"Mau, kok. Tapi Pak Landro milihinnya gue nggak sekelas sama lo, gimana dong?"

"Kan gue bisa bilang ke Pak Landro!" Reynald menyalakan mesin mobilnya sambil bersungut. "Anak kelas gue freak semua. Paling cuma Max yang seru. Yang lain mah apa, nggak ada yang asik."

"Loh, bukannya lo sekelas sama Yanuar?"

"Yanuar emang ikut futsal. Tapi kalau di kelas, dia freak. Ambisius parah. Males gue. Keliatan banget kalau ada event gitu nggak bakalan ikut. Paling kelas gue WO semua kalau ada lomba-lomba gitu. Mana alim-alim semua lagi. Nggak ada yang bisa gue ajak bolos."

"Ya baguslah, jadi kalau lo bolos nggak ketahuan banget, kan masih penuh kelasnya."

Reynald berdecak. "Gue lagi taruhan sama Raihan, kelas siapa yang paling banyak dimusuhin sama guru. Tapi kalau anak kelas gue alim semua, ya kelas gue nggak akanlah dimusuhin sama guru."

"Aih, dasar tidak berpendidikan. Taruhan kok aneh-aneh."

"Udah deh, yang freak mah keseruannya beda."

"Iya deh, yang freak mah apa tuh kalau dibandingin sama yang hype."

Reynald hanya nyengir.

"Oh iya, tabungan Genkers udah 50 juta di gue. Katanya di Rita 36 juta."

"Bagus, dong."

"Iya, ngasih tahu aja, sih. Kan, elo ketuplak wanna be."

"Gue nggak percaya sama omongan Rizky. Masa iya, ketuplak cuma nombok doang. Kalau kayak gitu mah, si Raja juga bisa, sial."

"Si Raja mah duit doang banyak, otak kagak ada. Ya jadi ketuplak emang cuma nombok, tapi jangan bego-bego amat juga, lah. Harus bisa mikir juga dikit."

"Hmmm," Reynald hanya bergumam. "Gue lagi pengin makan rotbak, nih. 88, yuk."

"Terserah."

Reynald memutar mobilnya, lalu parkir di lapangan Roti Bakar 88. "Turun."

"Eh, lo makan aja, deh. Gue lupa kalau mau daftar les hari ini. Sana, nggak pa-pa gue naik ojol aja."

"Lo jadi daftar les? Kenapa nggak belajar sama gue aja?"

"Idih, ogah."

"Daftar di mana lo?"

"Kepo. Ntar lo daftar juga lagi, gue males."

"Najis. Pede boleh, ge-er jangan. Ya udah, masuk lagi. Gue anter."

"Loh, katanya mau makan roti bakar?"

"Gampang."[]

scintillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang