7 :: rex-dex

116 9 0
                                    

Pepe: Patron Petromax.

Tepe-tepe: tebar pesona.

[]

Minggu pagi, hari yang biasanya dipakai Rena untuk leyeh-leyeh, jadi hancur karena kedatangan sosok yang tak terduga. Reynald masuk ke kamarnya, dan tanpa tedeng aling-aling, langsung menindih Rena yang masih bergelung dalam selimut hangatnya. Rena mengerang kesal.

Sebenarnya bukan hal yang baru bagi Rena, menyambut kedatangan Reynald setiap hari. Tapi biasanya Reynald tidak mengganggu tidurnya. Cowok itu cukup ikut berbaring di sebelahnya, bermain ponsel sambil menunggu Rena bangun dengan sendirinya.

"Bangun! Bangun!" seru Reynald di telinga cewek yang sedang terkantuk-kantuk itu.

"Berisik, anjing! Pulang sono ke habitat lo!" Rena mendorong Reynald sekuat tenaga, sampai cowok itu jatuh tersungkur dari ranjang.

Reynald sebenarnya tidak ingin menghadapi Rena yang baru bangun tidur. Rena yang baru bangun tidur itu tidak ada bedanya dengan singa lagi bunting. Ganas.

"Ren, Raihan ulang tahun hari ini, lo lupa?"

Tapi sayangnya Rena sudah kembali ke alam favoritnya. Alam mimpi.

"Ren!" Reynald kembali mengguncangkan tubuh Rena.

Kembali Rena menepis tangan Reynald. "Berisik. Pulang sana!"

"Ren, Rai ultah!"

"Biasanya juga ntar malem di Rex-Dex! Udah deh, nggak usah gangguin gue lagi. Jangan sampai gue colok duluan mata lo!"

Reynald berdecak. Pada akhirnya, cowok itu menyerah. Memilih untuk menunggu Rena bangun dengan sendirinya, seperti yang sudah-sudah. Padahal Reynald berniat untuk mengajak Rena ke rumah Raihan dan jalan-jalan hari ini, tapi sepertinya cewek itu tidak berada dalam mood yang baik.

Yah, walaupun Reynald kesal, tapi mau bagaimana lagi? Kalau dipaksakan, yang ada cewek itu yang marah pada Reynald.

[]

Suasana Rex-Dex ramai seperti biasanya. Tapi sepertinya malam ini sedikit lebih ramai, disesaki anak-anak Patron Petromax dan Genina yang sedang merayakan hari lahir seseorang.

Entakan musik dan lampu disko yang menyorot sembarangan membuat kepala Rena pening. Rena tak terbiasa dengan suasana seperti ini, walaupun saat ada teman yang berulang tahun, pasti mereka menyewa tempat ini untuk semalaman.

Sama halnya dengan kasus Raihan malam ini.

Raihan, bestie sohibannya Reynald ini, ulang tahun hari ini. Tak peduli besoknya sekolah, dia mengadakan acara perayaannya malam ini juga. Dan anak-anak pun kelihatannya tidak ada yang keberatan. Minum segelas atau dua gelas tidak akan membuat mereka mabuk.

Reynald tidak pernah melepaskan genggaman tangannya pada Rena sedikit pun. Dia tahu Rena pasti tidak nyaman dengan suasana hancur seperti ini. Reynald memang melarang keras bagi Rena untuk sekadar masuk ke tempat ini. Tapi pengecualian kalau dirinya diikutsertakan.

"Rey, cepetan cari Raihan. Gue mau pulang!"

"Iya, iya, sabar."

Rena mengikuti saja ke mana pun Reynald melangkah. Sejauh matanya menyisir sekitar, pasti anak Pepe dan Genina yang beradu pandang. Sebagian besar sudah Rena kenali berkat si Mr. Popular-and-Know-It-All di sampingnya ini. Sebagian yang lain hanya pernah Rena lihat sekilas, mungkin kenalan sekali lewat atau dari sekolah lain.

Reynald membawanya ke balkon di dalam ruangan, yang mengarah pada dance floor di bawah sana. Dance floor benar-benar seperti lautan manusia tak berdasar. Bahkan Rena tak bisa melihat pijakan dance floor barang sekilas saja.

scintillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang