3 :: tentang mereka dan sekitarnya

177 22 0
                                    

"Gue disuruh ke sono nih, Ren," kata Reynald yang masih fokus sama PS-nya.

"Ya udah ke sana aja," balas Rena masih fokus sama ponselnya. Salah satu alasan kenapa Rena suka main ke rumah Reynald, karena ada Wi-Fi. Coba kalau tidak ada, ya mendingan di rumah. Home sweet home.

"Tapi gue males. Pasti acaranya formal, yang diundang aja kolega Papa. Apalagi banyak cewek genit."

"Coba aja dulu. Kalau ada cewek baik-baik juga lo sikat."

"Alah, si Rachel juga pertamanya cewek baik-baik. Tapinya ngomong di belakang begitu. Busuk."

Memang, waktu itu pacar Reynald, Rachel, pernah berkata ke Rena, "Rena, ya? Sahabatnya Reynald, kan?" Sambil tersenyum. "Gue pacarnya Reynald, Rachel. Gue cuma mau bilangin aja, sebagai sesama cewek nih, kalau pacar lo lebih perhatian ke cewek lain, pasti lo juga kesel, kan? Nah, gue juga merasa kesel. Makanya, gue mau bilangin aja, sadar diri jadi cewek. Jangan nempelin cowok gue melulu."

Dan itu jugalah salah satu alasan yang mendasari mengapa mereka bisa putus, selain Rachel yang keceplosan bertanya.

Tadinya Reynald memang tidak tahu Rachel pernah berkata begitu ke Rena. Tapi karena salah satu antek-antek Rachel yang memberi tahu, jadinya Reynald tahu duluan masalah itu sebelum Rena cerita. Antek-antek Rachel yang satu ini memang sudah muak banget, ingin keluar dari geng itu, tapi pasti dia di-bully. Maka dengan sedikit kerja sama dengan Reynald, antek-antek Rachel itu, yang diketahui namanya Gege, bisa lepas dari si Nek Lampir.

Gege, cewek yang dikenal Rena sebagai cewek pentantang-pentinting yang heboh, ternyata famous juga, dikenal semua orang. Bahkan guru-guru juga kenal. Tapi, yah, terkadang popularitas kebanyakan ruginya juga.

Sampai sekarang, Gege masih perang dingin sama geng Rachel. Tapi mereka tidak berani melabrak karena Gege berada di bawah perlindungan Reynald. Eh, pas kelas 11 bertambah lagi pelindungnya, orang yang ngejar Gege, tapi malas Gege tanggapin, Maximillan Gavriel.

Max tadinya tidak dekat sama siapa-siapa. Dia termasuk pihak netral. Bergaul dengan siapa saja. Tapi karena Max mendekati Gege, dan Gege teman dekat Rena, terus Rena sahabatnya Reynald, jadilah Max sekarang ikut main sama Reynald.

"Apa nggak lo ikut aja yuk, Ren," ajak Reynald berbinar. Dia langsung mem-pause permainannya.

"Hah, apaan sih. Nggak, ah," tolak Rena langsung.

"Ren, ayolah. Gue udah bilang Mama, kok. Tunggu aja, pasti Mama chat elo."

Tepat saat itu, ponsel Rena berdenting satu kali, tanda pesan masuk. Rena dengan horor menatap pop up chat di atas layar ponselnya. Tulisan Mama Rey terbaca di situ. Diikuti pesan yang kalimat depannya aja udah bikin Rena merinding.

Mama Rey:
Nak, nnt ajakin Rey ke pesta ultahnya perusahaan ya. Km jg blh ikut, kok. Tlg bgt ikut sm Rey ya Nak, soalnya anak itu bawel bgt. Sm ky papanya.

Rena tersenyum geli membaca pesan dari Mama Rey. Tapi saat mengingat lagi paksaan tersirat dari Mama Rey, Rena melengkungkan bibirnya ke bawah.

"Gue nggak mau," tandas Rena langsung.

"Ya udah sana bilang ke Mama."

Rena menggigit bibir sambil memandangi pesan dari Mama Rey. Bagaimana ya, dia paling anti sama pesta seperti itu. Walaupun makanannya banyak dan enak-enak, tapi Rena malas kalau harus beramah-tamah dengan orang. Apalagi tidak dia kenal. Tapi dia juga tidak enak sama Mama Rey.

Ah, tapi coba saja dulu. Siapa tahu Mama Rey lagi mengerti saat ini.

Rena:
Ma, Rena boleh nggak ikut? Soalnya Rena lagi dapet nih, nggak enak ke mana mana

Mama Rey:
Nak, plis bgt ya ikut. Acara ini penting bgt, Rey hrs dtg pokoknya. Mama janji deh gk nyodorin cewek cewek lg ke dy.

Rena refleks memutar bola matanya setelah membaca chat balasan dari Mama Reynald. Hm, pantes.

Rena:
Nggak tahu deh, Ma. Rena tanya Ibu dulu, ya

Mama Rey:
Ibu km udh ngeblhin, kok. Tinggal km nya aj. Mau ya Nak?

Waduh. Bendera putih, siap!

Rena:
Iya deh, Ma

Mama Rey:
Makasih bgt ya Nak, gk ush ikut kl km nya terpaksa.

In-hale, ex-hale. Oke. Ayo kita coba lagi.

Rena:
Rena nggak usah ikut, ma?

Mama Rey:
Loh, tadi kan udh setuju.

Bukan keberuntungan lo, Ren. Udahlah.

Rena:
Iya. Rena jadinya ikut

Reynald tertawa-tawa senang membaca chat kekalahan Rena.

"Kan, gue bilang juga apa! Lo nggak bakal menang lawan emak gue!"

"Bacot sial."

"Tapi gue nggak terima ya kalau lo nggak pakai gaun, terus nggak dandan. Minimal pakai bedak sama lipstik kek, biar nggak kucel," komentar Reynald.

"Nggak usah banyak bacot. Masih mending gue mau ikut."

"Yuk, sekarang kita belanja. Lo nggak punya gaun lagi, kan?"

"Nggak usah. Gaun dari lo juga masih ada."

Sebelum ini Rena juga pernah dipaksa Reynald ikut sama dia ke sebuah pesta di gedung. Waktu itu mereka sudah SMA, kelas 10. Rena yang tidak punya gaun, ya terpaksa harus beli. Eh, pas mau beli, paket dari Reynald yang isinya gaun sama high heels sampai ke rumah. Ya sudah, Rena tinggal pakai saja.

Tapi, ya ampun, Rena tidak akan melupakan hari itu. Gaunnya hanya sampai lutut dan mengembang, Rena merasa sangat terekspos saat memakainya, walaupun tertutup banget bagian atasnya. Sepatunya juga tinggi banget, pergelangan kakinya langsung dikirim ke Mbah Perjo, tukang urut di Gang Jambu. Makanya, dia sebenarnya tidak mau ke pesta-pesta lagi. Tapi kali ini saja, Reynald plus Mama Reynald memaksa. Ingatkan Rena untuk mencampurkan bawang putih ke nasi goreng Reynald nanti.

"Masa lo pakai yang itu lagi, sih, Ren?" protes Reynald.

"Gue yang cewek kok elo yang repot," delik Rena sewot. "Nggak usah banyak bacot. Udah, lo siapin aja diri lo sendiri. Karena gue nggak mau nemenin lo di pesta itu."

"Lah, Ren, kan elo disuruh nemenin gue!"

"Gue cuma disuruh ngikut! Dan gue udah setuju, kan? Tapi nggak ada acara nemenin-nemenin!"

Reynald cemberut garis keras.

"Nggak usah cemberut. Nggak mempan. Udahlah, gue mau tidur. Dan acaranya besok malem, jangan bangunin gue pagi-pagi. Gue colok mata lo kalau buka gorden."

Reynald makin cemberut garis keras. Tapi saat melihat Rena yang terlihat damai dalam tidurnya, Reynald tersenyum. Perlahan, dia ikut membaringkan tubuhnya di samping Rena, lalu melingkarkan lengannya di pinggang cewek itu. Memeluk cewek itu hangat, karena dia tahu Rena suka ngompol kalau kedinginan.[]

scintillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang