Sekbid: seksi bidang.
Humas: hubungan masyarakat.
Koorbid: koordinator bidang/ketua sekbid.
Kestari: kesekretariatan.
GWS: get well soon.
Kepsek: kepala sekolah.
[]
"Ini mau rapat apaan sih, Yan?"
"Makanya kalau punya mata dipakai, jangan cuma dijadiin pajangan," celetuk Rey datar. "Baca grup."
"Eh, ngegas aja, Rey." Dinda cengengesan. "Tapi Yadian cuma bilang rapat doang."
"Kan udah gue tambahin keterangannya. Nggak masuk ke hape lo? Wi-fi-nya hilang? Hape doang bagus, paket nggak ada. Buang aja hapenya."
"Ya udah, udah," Yadian, selaku ketua OSIS, melerai. Sambil menatap mata teman-teman seorganisasinya satu-satu, memperingatkan bahwa Reynald lagi badmood semenjak Rena dirawat, cowok tinggi berkacamata itu melanjutkan, "Kita di sini mau rapat LDK. LDK udah di depan mata, kita kesampingin dulu DeGenks-nya. Soalnya adik kelas kalian udah menanti."
"Adik kelas lo aja, Yan. Gue sih ogah punya adik kelas nyolot begitu," nyinyir Puan sambil melirik sinis.
"Nggak punya sopan santun juga," sahut Ana.
"Ya makanya kan, kita di sini buat meluruskan tingkah adik kelas kita, biar mereka nggak semena-mena lagi sama kita. Gue juga ngerasa kok, angkatan kita ngerasa. Apalagi kelas 10-nya, kayak nggak ada rasa segannya sama kita. Udah merasa seumur kali," jelas Yadian lagi. "Tapi gue minta, selama LDK berlangsung, jangan ada yang dendam. Kita lakuin ini buat kebaikan bersama, bukan buat bales dendam. Emang pada ngeselin adik kelasnya, tapi tetep harus sportif mainnya ya."
"Weh, langsung to the point aja, lah. Siapa ketuplak, tata cara LDK, gini-gononya," seloroh Reynald.
Yadian hanya bisa menghela napas. Memang beda sekali perbedaan antara ketua dan wakil ketua OSIS. Ketuanya penyabar, ramah, murah senyum, selalu mengayomi. Kalau wakilnya, boro-boro mengayomi, yang ada anggotanya pada kesal karena wakilnya kelewat menjengkelkan.
"Ketuplaknya, sesuai sama ikrar LDK-nya, gue pilih Trisna. Ya, Tris?"
"Ya!" Trisna mengangguk mantap. "Gue emang mau jadi ketuplak LDK."
"Beres. Yang lain-lainnya, biar Trisna yang atur, ya?"
"Siap!" seru Trisna semangat. Trisna, cewek hitam manis dari kelas IPS itu memang mengidamkan menjadi ketuplak LDK dari lama. Bahkan dalam LDK-nya pun, dia berikrar ingin menjadi ketuplak LDK. Tidak ingin yang lain. Tekadnya kuat untuk menjadi ketuplak LDK.
"Ya udah, rapat ini gue alihkan ke Trisna sepenuhnya."
Trisna tersenyum lebar. "Akhirnya gue jadi ketuplak LDK!"
Semuanya terkekeh.
"Gue mau mulai dari divisi keamanan. Yang paling jelas sih, Reynald, Deris, Rista, Dimas, Ardi, Irfan, Raffi, Puan, Lisna, sama Wasesa, gue pilih jadi bagian dari divisi keamanan. Dan yang pasti, BPH dan koorbid bakal ikut divisi keamanan juga. Tapi kalau ada yang nggak tegaan marah-marahin anak orang, bisa bilang gue biar dipindahin ke divisi yang lain." Trisna menarik napas. "Gimana?"
Terdengar banyak gumaman, "Ya udah, lanjut."
"Terus yang jadi BPH sekaligus acara LDK, ketuanya gue, wakilnya Ika, sekre 1 Clinta, sekre 2 Jessica, bendahara 1 Hana, bendahara 2 Fira. Humas OSIS jadi humas LDK juga aja biar nggak ribet. Terus para sekbid jadi kestari, ya. Kestari 15 orang, gue ambil dari sekbid 4 aja, kan 18 orang tuh, nanti lebihnya pindah aja ke divisi lain. Ada yang job desk-nya keberatan, nggak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
scintilla
Teen FictionScintilla (n.) a tiny, brilliant flash or spark; a small thing; a barely-visible trace [] Dari dulu, status Reynald dan Rena nggak berubah. Sahabat sehidup-semati. Tapi, meskipun cuma sahabatan, mereka tetep nggak bisa menampik setitik perasaan yang...