Aku mengantar Tiffany sampai ke depan kamarnya, sekarang aku merasa khawatir dengan keadaan keluarganya, meskipun dia selalu tersenyum, tapi matanya tidak bisa berbohong, ada sesuatu yang sedang mengganggunya, terlihat jelas dia ingin lari dari semua ini, tapi sadar jika aku tidak bisa berbuat banyak saat ini.
" Istirahatlah, besok pagi akan ada seminar lagi. "
" Ne, Tae. "
" Aku sangat menyayangimu. ", aku mendaratkan ciuman di keningnya.
" Don't leave me, Tae. Ini akan menjadi cerita yang panjang untuk kita. ", dia memelukku sangat erat.
" Ne, Fany-ah. "
" Goodnight, Tae. "
Senyum terbaik ku untuk mengantarnya masuk ke kamar pun terlihat jelas malam ini. Setelah dia menghilang di balik pintu, aku hanya bisa memejamkan mataku dan bersandar di dinding lorong hotel.
Mengapa ini terasa menyakitkan ?
drrt ... drrt ...
" Yeoboseyo. "
" Oppa, mengapa kau belum tidur ? "
" Wae, Yeri ? "
" Aniyo. Apa kau tahu dimana Seulgi ? "
" Ani, wae ? "
" Aku menghubungi ponselnya tapi tidak ada jawaban. "
" Ya, mau tahu satu hal ? "
" Mwo ? "
" Seulgi sedang bersenang-senang dengan yeoja lain disini. "
" Ya!! Oppa! Geotjimal! My bear tidak mungkin seperti itu. Kalau oppa sih mungkin. "
" Ish, jinjja. Mungkin Seulgi sudah tertidur, tadi dia makan banyak. "
" Uhm, aku merindukannya, oppa. "
" Kau tidak merindukan ku ? "
" Aniyo, biar Seolhyun eonni saja yang merindukanmu di rumah, aku tak mau. "
" Tidak akan ku beritahu Seulgi jika kau menghubungiku malam ini. "
" Ish! Oppa! Jangan seperti itu. Ne, ne, bogosipeo. "
" Tidurlah, Yeri. Jangan ganggu Seolhyun yang sedang tertidur. "
" Aniyo, Seolhyun eonni sedang di ruang tamu. "
" Uhm. "
" Annyeong, oppa. "
" Ne, annyeong. "
Yeri mengakhiri panggilan itu dan aku melihat layar ponsel ku dengan foto Tiffany di sana.
" Jangan menikah dengan Tiffany eonni. "
Aku teringat dengan ucapan Seolhyun malam itu, hingga saat ini aku tidak mengerti apa maksudnya mengatakan hal itu. Setahuku mereka memiliki hubungan yang baik-baik saja. Aku masuk ke kamar, berjalan ke kamar mandi untuk berganti pakaian.
" Tae, tadi Sica ke sini menanyakan Tiffany. Apa dia bersama mu ? "
" Ne, dia sudah kembali ke kamarnya. "
Aku berjalan ke balkon bersama Yuri dan menutup pintu balkon.
" Yul, apa Jessica akan pergi ke San Francisco setelah lulus ? "
" Molla, dia tidak mengatakan apapun padaku. "
" Uhm, lalu dia akan tetap di Korea ? "
" Aku rasa seperti itu karena Krystal juga baru masuk sekolah. Setahuku semua keluarga Jessica ada di Korea, jadi jika dia ke San Francisco mungkin semuanya juga akan ke sana. "
" . . . . "
" Wae ? "
" Tiffany akan pergi lagi ke LA."
" Mwo ? "
Aku menghela nafas ku pelan dan membuang pandangan ku ke sembarang arah.
" Kau tahu ? Saat kau memutuskan untuk berkencan dengannya, aku pikir itu tidak akan berhasil, kau adalah namja yang dingin sementara Tiffany adalah yeoja yang penuh semangat. Aku mengenalmu, kau tidak bisa berada dalam hubungan yang serius, kau suka berkencan buta, bahkan kau pernah digosipkan memiliki hubungan dengan Jessica. "
" Tapi aku tidak memiliki hubungan apapun dengan Jessica. "
" Aku tahu itu, kau dan Jessica sudah berteman lama, Jessica menganggapmu sebagai kakaknya sendiri. Maka dari itu aku bersyukur saat kau bisa bersama Tiffany. "
" . . . . "
" Jika Tiffany harus pergi ke LA, biarkan saja dia pergi, lagipula jika kau ingin dia tetap disini yang harus kau hadapi adalah paman Hwang. Lain ceritanya jika kau sudah bekerja dan sukses, kau bisa langsung membawa Tiffany kemanapun kau mau. "
" Lalu aku harus apa ? "
" Mintalah padanya untuk menunggumu di LA, kau akan menjemputnya dengan segala kesuksesanmu di masa depan. Jangan lepaskan yeoja itu, Tae. Dia sangat menyayangimu. "
Aku melihat ke arah Yuri dengan penuh keraguan dalam diriku, aku khawatir jika Tiffany tidak mau menungguku untuk waktu yang cukup panjang. Bisa saja aku meminta appa dan eomma untuk langsung menikahkan ku dengan Tiffany selepas lulus kuliah nanti, namun rasanya tidak nyaman jika aku harus memberi makan dan tempat tinggal untuk Tiffany dengan uang keluarga ku sendiri.
" Aku pernah membicarakan ini pada Jessica, terus terang saja aku juga merasa khawatir jika orangtua Jessica tidak sabar lalu menjodohkan Jessica dengan namja yang sudah mapan selepas kuliah nanti. Tapi semua itu aku serahkan pada Jessica, jika dia tidak bisa menunggu, maka aku akan mempercepat semuanya, tapi jika itu semua juga tidak menolong, aku tidak bisa memaksakan sesuatu. Ingat, sesuatu yang dipaksakan tidak akan baik. Lakukan jika kau memang mau, lepaskan jika memang itu membuatmu sakit. "
Apa-apaan ini ? Mengapa dia sangat bijak ?
Aku tersenyum kecil saat mendengar ucapannya, inilah sisi lain Yuri yang tidak banyak diketahui orang banyak, aku rasa ini yang membuat Jessica akhirnya bisa menjatuhkan pilihan hatinya.
" Aku memang tidak sepopuler dirimu, beruntungnya. Tapi, walaupun begitu, Jessica tetap mengawasiku karena dia tidak mau ada yeoja manapun yang mencoba mencuri perhatianku."
" Apa ini resiko berkencan dengan yeoja blasteran ? "
" Ah, aniyo. Aku menanggapinya sebagai respon dia benar-benar mencintaiku, bahkan itu terlihat lucu. "
" Kau gila, Yul. Jessica dan Tiffany bahkan memiliki tatapan yang sangat tajam jika mereka cemburu. "
" Aku tahu itu, tapi kau harus lihat bagaimana dia memelukmu saat dia cemburu, bagaimana dia menjelaskan padamu jika dia cemburu. Itu sangat menggemaskan. "
" Tae! Aku cemburu! Jangan dekat-dekat dengan Jisoo! "
" Mwo ? "
" Ish! Genit. "
Yuri benar, aku bahkan tersenyum saat Tiffany menggerutu tentang Jisoo, wajahnya sangat lucu dan tingkahnya seperti anak kecil. Aku bersandar di tiang penyangga dan melipat tangan ku di depan dada.
Apa kau bisa menungguku untuk waktu yang lama ?
Ga sabar, mau episode 10 ke atas, ketika benih-benih mulai bertumbuh. #JIAH
KAMU SEDANG MEMBACA
SUNBAE
FanficSeputar drama percintaan antara junior dan senior. Drama biasa pada umumnya namun bisa menimbulkan efek emosi. bete, kesel sama authornya, bahkan sampai punya kapal baru untuk berlayar. - - - - - - - - - - - - There's no special description, just an...