Episode 15

349 47 6
                                    

NEXT DAY AT UNIVERSITY

Aku bergegas menuju kelas dengan membawa lembaran tugas bahkan kini aku merasa tanganku sudah penuh dan pandangan ku tak sepenuhnya bisa melihat ke depan. Langkah ku membawa ku melewati taman kampus karena hanya itu lah satu-satunya jalan pintas.

brugh . . .

Semua lembaran tugasku berhamburan ke udara, bahkan ini terasa seperti hujan, refleks, aku memejamkan mataku dan emosi ku benar-benar sudah memuncak.

Matilah siapapun yang menabrak ku barusan.

Dalam hitungan detik aku membuka mataku kembali dan mendapati yeoja yang benar-benar tak asing untuk ku berada di hadapan ku. Yeoja itu menatap ku dengan sangat takut bahkan tak sadar aku juga masih menatapnya dengan amarah.

" Ya. Jika kacamata itu hanya mengganggumu, sebaiknya kau lepaskan saja. "

" A-andwae, Sunbaenim. "

Aku meraih kacamatanya dan membuat wajahnya kini terlihat sangat sempurna tanpa kacamata.

Omo........ Bagaimana bisa ? 

Sebagai seorang namja, aku rasa feeling ku sangat kuat untuk bisa melihat kecantikan yeoja sejak awal bertemu meskipun terhalang oleh kacamata.

" Irene-ya. "

" Sunbaenim.... "

" Ya, jinjja. Apa kau tahu jika kau sangat cantik tanpa kacamata itu ? ", aku masih terpaku pada wajahnya.

" Sunbaenim, kacamataku... "

" Aku tidak akan mengembalikannya. "

" Sunbaenim, andwae. ", dia memberanikan diri untuk menatap ku.

Aku menyimpan kacamatanya di dalam saku kemeja ku dan bergegas untuk mengumpulkan kembali lembaran tugas itu. Aku bisa melihat dia juga membantu ku mengumpulkan berkas itu, namun ada yang aneh di sini, dia bisa mengumpulkan berkas itu tanpa bantuan kacamata, ini berarti kacamata itu hanya untuk aksesoris saja.

" Irene, apa matamu tidak benar-benar minus ? "

" A-aku . . . "

" Irene. ", aku mendekatkan diri ku dan kini menatapnya sangat yakin.

" N-ne. "

Jangan gunakan kacamata itu lagi.

*****

Aku mencoba untuk mencerna ucapannya, aku tidak mengerti dengan maksud yang dikatakannya, tapi satu hal yang ku sadari, dia membawa pergi kacamata ku bersamanya. Aku benar-benar tidak percaya diri tanpa kacamata ku, aku terus menundukan kepala ku sampai ke kelas dan kini aku duduk di samping Joy.

" Wae, eonni ? Dimana kacamatamu ? "

" Taeyeon sunbaenim mengambilnya. "

" Mwo ?! Kau bertemu dengannya ?!

" Ne, sepertinya dia berkuliah di sini. "

" Ah, arraseo. Lalu bagaimana ? Apakah dia tambah tampan ? "

" . . . . "

" Jinjja, eonni. Ini adalah peluang besar untukmu. Tidak ada Tiffany eonni, tidak ada yeoja-yeoja sainganmu di masa sekolah. "

Sebenarnya apa yang diucapkan Joy itu benar, namun aku merasa tidak yakin jika berada di dekatnya adalah keputusan yang tepat, lagi pula ini terasa mencurigakan, dia sangat populer di sekolah dulu, bagaimana bisa aku tidak mendengar mahasiswa di kampus ini membicarakannya.

SUNBAETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang