2

4.4K 390 31
                                    

Original Sasuhina Fiction
Jangan pernah mengcopy cerita ini ok!

Rate tiap cerita, mungkin bakal berubah-ubah...

-Hanya mengambil karakter dari anime naruto

-Sasuhina
.
.
.

New Stroy, semoga kalian sukaaaa :)

-----------------------------------------------------------

Hinata meremas pinggiran kain roknya, entah kenapa pikirannya jadi campur aduk.

"Hinata..." panggil Hiashi karena sedari tadi Hinata hanya diam.

"Aku menerimanya," jawab Hinata serius.

Hiashi sedikit membulatkan matanya begitu pun Sasuke, tapi mereka dengan mudah kembali ke mode datarnya.

"Hn... kau boleh keluar," ucap Hiashi.

Hinata pun segera keluar dari ruangan itu, menuju kamarnya.

Siaaalll.... Apa yang telah dia ucapkan, kalau seperti ini dia sudah tidak bisa menarik perkataannya.

"Haaahhh..." hela Hinata setelah terjatuh diatas futonnya.

Saat tadi yang dia pikirkan hanyalah Uchiha Sasuke, tatapan mata itu entah kenapa dia ingin menerobos kedalamnya, dia ingin membawa Sasuke keluar.

Apa keputusannya ini benar?
.
.
.

Pagi ini Hinata sudah berada di ruangan ayahnya, tentunya membahas perihal misinya bersama Uchiha.

Mereka saling duduk berhadapan, hanya dipisahkan oleh meja berukuran kecil yang disana sudah disuguhi 2 gelas teh hangat.

Hiashi meminum tehnya sedikit, kemudian meletakan gelasnya kembali, "Kau benar-benar serius menerimanya, Hinata?" tanya Hiashi.

Hinata memang masih ragu, tapi disisi lain dia sangat penasaran. Pernikahan dan anak memang bukan hal main-main, tapi jika ini demi kebaikan desanya, menurut Hinata dia bisa baik-baik saja, terlepas dari sosok Uchiha Sasuke yang seorang bekas buronan tingkat S.

Lagi-lagi Hinata meremas pinggiran rok yang dikenakannya.

"Apa menurut Ayah aku layak mengemban misi ini?" Hinata malah balik bertanya.

Hmm, Hiashi akui putrinya yang sejak dulu terlihat lemah ini, bisa mengalami perubahan yang sangat kentara sejak beberapa bulan Naruto dan Sakura menikah.

Tidak! Hiashi tidak menganggap Hinata lemah. Dia adalah putrinya yang sangat kuat, tapi karena dia terlalu baik jadi Hinata selalu dipandang lemah. Bahkan para tetua Hyuuga juga menganggap putrinya lemah, sungguh dia tidak menyukai itu. Karenanya Hiashi selalu mendidik Hinata keras melebihi Hanabi, walaupun pada akhirnya para tetua tetap memilih Hanabi sebagai penerus pemimpin klan Hyuuga.

"Ini bukan hanya soal layak atau tidak, Hinata. Ini juga menyangkut hidupmu selanjutnya, termasuk perasaanmu," jawab Hiashi, dia memang sudah berjanji dengan ayah Sasuke tapi jika itu memberatkan anak-anaknya, jelas itu prioritas utama baginya. Sudah cukup dia bersikap keras pada Hinata.

Hinata yang mendengar jawaban ayahnya benar-benar sangat terkejut, sepeduli itukah ayahnya pada hidup Hinata.

"A-aku, sebenarnya masih sangat ragu. Aku tidak terlalu mengenal Uchiha-san. Tapi... aku ingin mencobanya, aku tahu ini bukan hal main-main, jadi aku mohon bantu aku, Ayah!" balas Hinata diakhiri dengan dirinya yang membungkuk.

Hiashi menghela nafasnya, dia diantara lega dan takut. Lega karena jika Hinata menikah dengan Sasuke, putrinya bisa terbebas dari statusnya yang akan turun jadi bunke. Takut karena Hinata adalah putrinya yang terlalu baik, dia takut Hinata malah dimanfaatkan. Bukan, bukan oleh Sasuke tapi desanya.

From Destiny for You and for MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang