10

4.3K 392 58
                                    

Original Sasuhina Fiction
Jangan pernah mengcopy cerita ini ok!

Rate tiap cerita, mungkin bakal berubah-ubah...

-Hanya mengambil karakter dari anime naruto

-Sasuhina
.
.
.

New Stroy, semoga kalian sukaaaa :)

-----------------------------------------------------------

Hinata menggigit bibirnya pelan, dia juga masih merasa malu dengan Sasuke. Apa yang mereka lakukan semalam, benar-benar tidak bisa dilupakannya.

"Apa tidak merepotkanmu?" tanya Hinata.

"Hari ini aku akan bertemu dengan Tsunade-san."

Hinata hanya mengangguk mengerti, dia juga sebenarnya tidak bisa pergi dengan kondisinya saat ini. Jadi dia akan menuruti Sasike.
.
.
.

Sudah tiga hari berlalu sejak kegiatan panas mereka, selama itu juga Hinata merasa tubuhnya aneh. Dia jadi sering tiba-tiba pusing dan cepat lelah.

"Hinata sebaiknya kau pulang saja jika masih sakit," ucap salah seorang perawat.

"Tidak apa-apa, aku sudah baikan," balasnya sambil tersenyum.

"Jangan terlalu paksakan dirimu," ucap perawat itu lagi.

"Hum, terimakasih Mirei-san."

"Baiklah aku permisi dulu," ucap Mirei, yang dibalas anggukan oleh Hinata.

Dia kembali melihat beberapa laporan pasiennya, cukup banyak kemajuan. Dia senang bisa membantu warga Konoha.

Biasanya mejanya selalu berisik karena bersebelahan dengan Ino, tapi sekarang jadi hening karena Ino tidak masuk. Dia meminta izin karena dia harus menjaga Hana yang sedang sakit.

Kemarin Ino sangat panik, saat melihat Sai yang menggendong Hana di rumah sakit. Kemarin Sai memeriksakannya dan tanpa diduga Ino melihatnya, jika menyangkut dengan Hana aura keibuannya pasti akan sangat terlihat. Apakah Hinata juga akan seperti itu jika sudah punya anak?

Haahh, Hinata menghela nafasnya pelan dan kembali memeriksa laporannya.
.
.

"Kak Hinata!" ucap Hanabi kaget, saat kakaknya masuk keruang latihan.

"Hai, Hanabi."

"Ahhhh, aku rindu Kakak." Hanabi langsung memeluk kakaknya.

"Haaah, rumah tanpa Kakak terasa sangat sepi, ditambah tidak ada lagi yang membuatkanku onigiri," keluhnya masih memeluk Hinata.

Hinata terkekeh pelan mendengar keluhan adiknya.

"Hmm, maaf ya Hanabi. Sebagai gantinya Kakak membawakan ini untukmu," balas Hinata memperlihatkan kotak bento yang dibawanya.

"Ah! Ini pasti onigiri kan?" ucapnya antusias.

"Hum, makanlah."

"Terimakasih, Kakak. Aku sangat menyayangimu," ucapnya semakin mengeratkan pelukannya.

"Ya sudah, sana cuci tanganmu. Kakak akan menyiapkannya di kotatsu."

"Hum," angguk Hanabi.

Mereka berjalan keluar menuju dapur.

Setelah mencuci tangannya Hanabi langsung duduk berhadapan dengan kakaknya di meja kotatsu.

"Uummm... ini sangat enak," ucapnya setelah memakan 1 gigitan.

From Destiny for You and for MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang