13

3.7K 376 52
                                    

~From Destiny for You and for Me~

"Kau mau mengajaku kemana?" tanyanya.

"Nanti juga kau tahu," balas Sasuke.

"Tapi... kimono ini--" Hinata tidak bisa melanjutkan perkataannya.

"Itu milik ibuku, kau bisa memakainya."

Kenapa? Kenapa harus milik ibunya?

"Kenapa?" tanyanya lagi.

"Sudah kubilang, nanti kau akan tahu."

Hinata menggigit bibir bawahnya, dia merasa tidak enak. Bukankah ini barang berharga milik ibunya.

"Apa tidak apa-apa aku memakainya?"

"Hn."

Hinata tersenyum, baiklah dia akan memakainya.

"Besok kita bertemu di jembatan dekat kantor kepolisian, jam 4 sore," ucap Sasuke.

Eh?

"Kita tidak berangkat bersama dari rumah?" tanyanya.

"Hn, aku akan berangkat dari kantor polisi."

Tapi Sasuke mau membawanya kemana?

Setelah mengatakan itu, dia pergi meninggalkan Hinata yang masih terpaku di sana.
.
.
.

"Lagi-lagi kau melamun," ucap seseorang di lorong rumah sakit.

"Eh.... Ah, I-ino kau mengagetkanku," Hinata tersadar dari lamunannya.

"Kau pasti sedang memikirkan sesuatu."

"Hmm...." Hinata sedikit memiringkan kepalanya ke arah kanan.

"Hari ini Sasuke mengajaku pergi," ucap Hinata setelah menimbang perkataannya.

"Eehh! Benarkah? Sebuah kemajuan yang luar biasa."

"Lalu kenapa kau terlihat murung?" tanya Ino.

"E-entahlah, ini terlalu mendadak. Aku bahkan tidak tahu akan diajak kemana olehnya," balasnya.

"Mungkin Sasuke ingin mengajakmu berkencan, makanya dia merahasiakannya," Ino sedikit menggoda Hinata.

"E-eh, ma-mana mungkin! Sa-sasuke bukan orang seperti itu." Hinata terlihat sangat gugup saat membalas perkataan Ino, wajahnya sudah memerah.

"Ahhh... jangan-jangan dari awal kau memang sudah memikirkan hal itu, makanya terlihat gugup seperti ini." Sahabatnya ini masih terus menggoda Hinata.

"T-tidak, jangan sok tahu," balasnya.

"Nee... Hinata, gunakanlah kesempatan ini untuk membuat hubungan kalian semakin dekat," bisik Ino, mereka masih berhenti di lorong rumah sakit yang agak ramai.

"S-sudahlah... hubunganku dan Sasuke tidak seperti itu."

Hinata jadi merutuki diri sendiri, seharusnya dia tidak cerita pada Ino. Jika seperti ini, dia malah terus digoda oleh sahabatnya.

"Ya... terserah kalian saja, aku hanya tidak tahan dengan hubungan kalian yang masih datar. Benar-benar tidak bisa dimengerti."

"Aku juga tidak mengerti," gumam Hinata pelan.

"Kau bilang sesuatu?" tanya Ino tidak mendengar.

"T-tidak, bukan apa-apa," balas Hinata.

"Hey, walaupun ini bukan kencan atau apa pun itu, kau tetap harus berdandan."

From Destiny for You and for MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang