17

3.5K 328 63
                                    

Pria itu masih menenggelamkan wajahnya di perpotongan leher Hinata, ahhh dia sangat menyukai wangi wanita itu.

Sasuke mencabut penisnya setelah cairannya benar-benat berhenti, dia merbahkan tubuhnya di samping Hinata, menyelimuti tubuh polos mereka.

"Tidurlah..." ucapnya sambil mendekap Hinata. Ah! Apakah kali ini mereka akan tidur bersama? biasanya jika sudah selesai seks mereka akan pergi ke kamar masing-masing.

Hinata balas memeluk Sasuke, wajahnya ia tenggelamkan di dada Sasuke, mencari tempat nyaman.

Hari ini adalah pertama kalinya mereka melakukan seks bukan karena perintah, tapi keinginan mereka sendiri.
.
.
.

Pagi tadi Hinata dipanggil ke kediaman Hyuga atas perintah para tetua, harusnya dia datang bersama Sasuke tapi pria itu sedang bertugas di perbatasan desa.

Lagi-lagi mereka menanyakan tentang misinya bersama Sasuke, apa yang harus Hinata katakan lagi pada mereka? Alasan yang terus sama membuatnya semakin terpojok.

Hinata juga sadar tentang dirinya yang belum hamil-hamil padahal sudah menjalankan misi ini selama 1 tahun lebih, ada apa dengannya? Padahal mereka sudah beberapa kali melakukan itu.

Kenapa dia tidak hamil?

Pikirannya sekarang tertuju pada omongan beberapa orang, terkhusus klannya. Ada yang mengatakan jika dia mandul, benarkah itu? Jika seperti itu berarti dia tak bisa memberikan keturunan untuk Sasuke, yang berarti Hinata gagal menjalankan misinya.

Mandul? Ini adalah hal terburuk jika dialami seorang wanita. Hinata merasa tak berguna, jika seperti itu misi yang selama ini mereka jalankan akan sia-sia. Lalu apa yang akan Sasuke lakukan padanya jika dia benar-benar mandul?

Kenapa rasanya bisa sakit seperti ini?

"Apa kau baik-baik saja?" tanya Sasuke membuyarkan lamunan Hinata.

"Eh."

"A-ah... aku baik-baik saja," balasnya sedikit kikuk.

"Benarkah?" Sasuke merasa ada yang berbeda dengan Hinata.

"Hu-umm... lanjutkan saja makannya," balasnya mencoba mengalihkan pembicaraan.

Ya, saat ini mereka sedang makan malam.

"Bagaimana pertemuan dengan para tetua Hyuga tadi?" tanya Sasuke karena hari ini dia tak bisa ikut.

Deg

Jujur saja Hinata merasa sangat gugup, dia semakin mengeratkan pegangan pada sumpitnya.

"Masih sama," jawabnya, Hinata mencoba untuk biasa saja tapi tetap saja Sasuke merasa ada yang berbeda.

"Apa mereka menekanmu lagi?" tanyanya lagi.

"Kau tahu sendiri mereka, tapi tenang saja aku sudah terbiasa sejak kecil mendapat tekanan seperti itu." Hinata tersenyum, walaupun Sasuke tahu itu dipaksakan.

"Hn. Baiklah besok aku akan menemui mereka."

"Eh? Kenapa?" tanya Hinata heran.

"Tak adil jika kau saja yang mendapat tekanan," jawabnya santai.

"Eh... Sasuke tak perlu sampai seperti itu," balas Hinata, dia merasa aneh.

"Ada beberapa hal juga yang ingin aku bicarakan dengan mereka."

"Hum, haruskah aku ikut?" tanyanya.

"Tidak usah, aku akan datang sendiri."

"Baiklah."
.
.

From Destiny for You and for MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang