18

4.2K 327 130
                                    


"Ada yang ingin kalian tanyakan lagi?" tanya Shizune karena sedari tadi mereka hanya diam.

Melihat Hinata yang semakin murung seperti itu, Sasuke memutuskan untuk segera pergi dari rumah sakit.

Shizune memberikan beberapa resep obat yang bisa dikonsumsi Hinata untuk meredakan gejala pseudocyesis.

Pada akhirnya mereka pulang dengan keheningan memikirkan nasib ke depannya. Apakah akan berakhir disini saja?

Flashback off

.
.
.

"Kau yakin?" tanya Sasuke yang lagi-lagi diberi anggukan oleh Hinata.

"Kita bisa melakukannya nanti setelah aku kembali dari misi bulan depan," ucapnya lagi, merasa Hinata masih belum siap.

"Itu terlalu lama, bukankah lebih cepat lebih baik, ya?" balasnya.

"Hn, jika nanti kau tak sanggup menjawab pertanyaan, biar aku saja." Ah, lagi-lagi Sasuke bersikap seperti seorang suami yang bisa diandalkan.

Hinata hanya bisa menatap ke arah gerbang di depannya tanpa menggubris perkataan partner misinya.

2 minggu setelah dari rumah sakit, Hinata banyak berpikir begitupun dengan Sauske. Walaupun mereka sebenarnya masih memiliki waktu 2 minggu lagi sesuai perjanjian, tapi setelah pembicaraan yang alot akhirnya mereka memutuskan untuk mengakhiri misi ini alias berpisah, mungkin ini jalan terbaik untuk keduanya

Sasuke dan Hinata memasuki gerbang menuju kediaman Hyuga, orang pertama yang akan diberitahu adalah Hyuga Hiashi, tentu saja mereka sudah mempersiapkan diri dengan apa yang akan terjadi.

"Jadi hal serius apa yang ingin kalian bicarakan denganku?" Ketua klan Hyuga itu masih terlihat duduk tenang walaupun sepertinya firasanya terasa tak enak.

"Sebelumnya kami minta maaf karena tiba-tiba membuat janji hari ini, padahal Hyuga-san harus menghadiri pertemuan di desa sebelah." Pria Uchiha itu memulai pembicaraan dengan Hiashi, wajahnya masih terlihat tenang.

"Hn, tidak apa-apa. Karena ini tiba-tiba, aku tahu ini hal yang penting."

Mendengar jawaban ayahnya, membuat Hinata semakin meremas jemarinya, sepertinya ayahnya sudah tahu.

"A-ano... ka-kami...." Kenapa disaat seperti ini dia malah tergagap.

Tiba-tiba Hinata merasakan sesuatu menyentuh jemarinya, menggenggammnya lembut seolah memberikan perlindungan. Dia tahu siapa yang melakukan itu, Uchiha Sasuke, partner misinya.

"Tidak apa-apa, biar aku saja," ucapnya sambil menatap wanita di sampingnya, walaupun nadanya dingin tapi sorot matanya terlihat lembut. Kenapa disaat seperti ini dadanya malah semakin bergemuruh.

"Saya rasa Hyuga-san sudah tahu maksud kedatangan kami kesini, baiklah akan saya perjelas, kami memutuskan untuk mengakhiri misi ini." Benar-benar sangat tenang, bahkan Hinata tak bisa bicara selancar itu dengan ayahnya.

Hening untuk beberapa saat, walaupun firasat Hiashi benar tapi dia tetap merasa terkejut.

"Apakah kalian punya alasan kuat?" Akhirnya Hiashi angkat bicara.

"Bisakah hanya kami berdua yang tahu." Lagi-lagi Sasuke yang menjawab, dia tahu Hinata masih belum bisa bicara lebih banyak dengan orang lain.

"Apakah aku dan para tetua bisa menerimanya?" tanya Hiashi dengan aura tegasnya.

"Itu---"

"A-ano..." potong Hinata saat Sasuke akan menjawab pertanyaan ayahnya.

"Biar aku yang mengatakannya, boleh kau tinggalkan aku berdua dengan ayahku?" walaupun tak tergagap tapi Sasuke tahu Hinata sedang menahannya.

From Destiny for You and for MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang