1. Bodyguard Baru

18K 1K 148
                                    

Alpha tim memasuki ruang komandan mereka. Mereka telah melaksanakan tugas untuk membebaskan sandera di Maroko. Semua anggota tim itu terlihat bersemangat memasuki ruangan tak terkecuali pemuda bernama Kim Hanbin yang adalah anggota termuda tim itu. Usia Hanbin yang masih dua puluh dua tahun mejadi prajurit termuda dalam tim itu karena kemampuannya dalam menembak yang sangat cepat dan tepat sasaran.

Bobby sebagai ketua tim itu memberi hormat kepada komandan mereka diikuti oleh anggota yang lain. setelah komandan mereka menyambut hormat mereka, mereka lalu menurunkan tangan dan beristirahat ditempat.

"Lapor komandan. Alpha tim sudah membebaskan sandera yang ada di Maroko tanpa menyakiti sandera itu"

Komandan mereka mengangguk.

"Kerja bagus. Kalian akan mendapatkan kenaikan pangkat dan kenaikan gaji"

Lima orang yang ada di tim itu terlihat senang dengan berita itu. Perjuangan mereka tidak sia-sia bahkan mereka hampir saja di bom oleh lawan tapi dengan kemampuan tim itu akhirnya bom bisa dijinakkan.

Marco, komandan mereka melihat Hanbin yang berbaris diujung. Pria itu telah menyiapkan tugas khusus untuk pemuda itu.

"Kalian semua boleh keluar"

"Baik komandan" jawab mereka serempak.

"Kecuali Hanbin"

Empat orang tim itu melihat kearah Hanbin. Tanpa banyak bicara mereka lalu keluar dari ruangan itu dan memendam rasa penasaran mereka. Hanbin yang masih tetap berada di dalam ruangan tampak gugup karena baru kali ini dia hanya berdua di dalam ruangan dengan komandannya apalagi dia tidak tau apa yang akan dilakukan komandannya ini padanya.

"Kim Hanbin"

"Siap komandan"

Marco tersenyum. Dia melihat riwayat Hanbin yang menurutnya cukup menarik. Hanbin adalah anggota angkatan darat yang terbilang cukup berbakat dalam menggunakan senjata. Dia dapat melumpuhkan sepuluh preman tanpa melukai dirinya sendiri.

"Silahkan duduk"

Hanbin kemudian duduk di sofa yang ada diruangan itu. Marco kemudian berjalan menuju Hanbin dan duduk di sofa depan Hanbin. Pria itu menyerahkan sebuah foto gadis yang sangat mirip dengan komandannya itu.

"Dia anak saya. Lalice Manoban"

Hanbin melihat foto gadis itu yang menurutnya sangat cantik.

"Saya akan menugaskan kamu untuk menjaganya selama beberapa bulan ke depan sebelum kamu ditugaskan kembali menjadi anggota alpha tim"

"Maaf.. saya tidak mengerti dengan maksud komandan"

"Kim Hanbin.. mulai besok kamu akan menjadi bodyguard anak saya"

***

Terlihat seorang gadis yang menunjukkan muka masamnya setelah pulang sekolah karena supirnya tidak kunjung menjemputnya. Dia melihat jam dan sudah sepuluh menit supir itu belum juga muncul. Gadis itu lalu menelfon papanya.

"Papa.. supir Lisa kok belum jemput sih"

"Papa lupa ngasih tau kamu, kamu mulai sekarang ada supir baru. Dia baru aja berangkat dari kantor papa jadi mungkin agak telat. Kamu tunggu aja di dalem sekolah"

"Lisa naik taksi aja deh"

"Naik taksi itu bahaya Lisa. Tunggu sebentar aja, habis ini juga supir baru kamu bakal sampai"

Lisa lalu duduk di lobby sekolah sambil menunggu mobilnya tiba. Tadi pagi dia masih diantar oleh prajurit ayahnya yang sudah lumayan tua dan kabarnya prajurit itu akan pensiun dini dan ternyata tadi adalah pertemuannya terakhir dengan prajurit yang biasa mengantar jemputnya.

Lisa lalu melihat mobil jemputannya tiba. Gadis itu berjalan mendekati mobil itu tapi langkahnya terhenti saat melihat pemuda yang turun dari mobil itu yang masih menggunakan seragam tentaranya.

"Ganteng"

Pemuda itu melihat Lisa yang diam di pintu. Dia lalu mendekati Lisa dan memberi hormat pada gadis itu.

"Saya Kim Hanbin dari alpha tim yang ditugaskan untuk menjemput nona Lalice Manoban"

Lisa melihat sekelilingnya. Dia kan malu kalo kayak ini.

"Iya-iya nggak usah kayak gini"

Lisa menurunkan tangan Hanbin yang masih hormat. Hanbin lalu berjalan menuju mobil dan membukakan Lisa pintu belakang. Lisa lalu memasuki mobilnya dan menarik nafasnya dalam dan mengeluarkannya dari mulut dengan pelan.

Hanbin terus fokus untuk menyetir. Dia menyetir dengan hati-hati sampai menurut Lisa laju mobilnya terasa sangat lambat. Pantesan daritadi nggak sampai-sampai. Gadis itu lalu memejamkan matanya karena tadi dia sudah lelah menerima pelajaran di sekolah.

"Komandan menyuruh saya untuk membelikan makanan untuk nona Lalice Manoban"

"Panggil Lisa aja" sanggah Lisa yang kemudian membuka matanya.

"Baik nona"

"Nggak usah nona-nona an"

"Baik"

"Jangan bicara formal. Gue nggak suka"

"Baik nona"

Lisa berdecak karena lagi-lagi pemuda ini memanggilnya dengan sebutan nona.

"Baik Lisa"

"Iya Lisa" Lisa mencontohkan pada pemuda itu.

"Iya Lisa"

Hanbin menirukan Lisa membuat Lisa tersenyum. Hanbin bisa melihat senyum gadis itu dari kaca depan.

"Nama lo tadi siapa?" tanya Lisa.

"Kim Hanbin"

"Oh, Hanbin. Umur berapa?"

"Dua puluh dua tahun"

Lisa mengangguk, umur mereka tidak berbeda terlalu jauh. Kemarin saja dia berbeda dua puluh tahun dengan supirnya.

"Umur kita gak beda jauh, kita bicara biasa aja kayak temen"

Hanbin mengangguk.

"Lisa mau makan apa?" tanya Hanbin dengan hati-hati. Lisa menahan tawanya saat Hanbin menanyakan itu.

"Makan mie di rumah" jawab Lisa singkat.

"Tapi komandan bilang kamu harus makan makanan yang sehat"

"Mie juga sehat, dia terbuat dari karbohidrat yang bisa setara dengan nasi. Apalagi kalau dijadiin satu sama sayur, kornet dan telur terus minumnya susu. Bisa jadi 4 sehat 5 sempurna"

Hanbin menutup bibirnya dan mengangguk. Mereka lalu sampai dirumah Lisa. Hanbin tau rumah Lisa karena pernah beberapa kali ke rumah ini tapi dia belum pernah bertemu dengan Lisa sebelumnya.

"Lisa itu anaknya lumayan nakal, mungkin kalau awal kenal dia nggak bakal nunjukin kenakalannya. Tapi kamu harus siap kalau dia udah bertingkah"

Hanbin mengingat perkataan komandannya. Dia lalu berjalan menuju ke dalam rumah untuk mengikuti Lisa.

"Mbok!!"

Teriak Lisa. Gadis itu melempar tasnya ke sembarang tempat. Dia juga melepas sepatunya sembarangan. Hanbin melihat semua itu dari belakang.

"Mbok buatin Lisa mie kuah paket lengkap dong"

Lisa melempar kaos kakinya sembarangan dan hampir mengenai Hanbin yang ada dibelakangnya. Gadis itu lalu memakai sandal rumahnya dan berjalan menuju dapur.

"Mbok.. Mbok dimana sih?"

Lisa mencari pembantunya ke seluruh ruangan. Hanbin lalu mendekati Lisa.

"Kamu belum tau?" tanya Hanbin dari belakang.

"Tau apa?" tanya Lisa balik. Gadis itu sudah lapar sekarang dan harus cepat makan sebelum maagnya kumat.

"Pembantu kamu dipecat semua sama komandan"

"hah?"

~~~
Belajar mandiri Lis

My Bodyguard (Hanlis) -EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang