✨✨l'm Not.ㅡpt.2

28 9 8
                                    

ㅡI'm Notㅡ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



I'm Not

Awalnya mereka ketawa-ketawa, tiba-tiba diam dan perlahan noleh kebelakang. Ada yang langsung tutup wajah nya pakai rompi yang mereka pakai, ada yang buru-buru habisin makan, ada juga yang berancang-ancang mau kabur. Gue langsung berdiri, menghampiri meja mereka.

"B-bukan g-gitu kak k-kami."

"Gue tandai ya kalian berempat." Mereka udah berdiri, kalang kabut pengen kabur tapi gue tahan mereka berempat dengan cara mengapit leher.

"Kelas berapa? Kelas 12 pasti kan?" Nggak ada yang berani jawab, budhe dari jauh cuma liatin gue sambil senyum-senyum tanpa mau bantu ini bocah-bocah tengil. Nggak papa budhe, saya suka gaya budhe.

"Bu-budhe bantuin kita dong!" Teriak salah satu nya.

"Nggak mau budhe, salah kalian kan? Ya udah terima. Siapa suruh cabut?" Budhe gelengkan kepalanya terus lanjut bungkus kan apa nggak tau.

Gue lihat buku dengan judul ekonomi yang mereka bawa dan bertulis kan 3 S 3, lah ini juga kelas gue dulu. "Oh ... anak kelas IPS 3 ya?" Mau gimana pun gue tahan mereka, mereka berhasil kabur. Tapi cuma tiga orang yang lari, satu orang tinggal disini.

"Ngapain lo masih disini?" Ujar gue ketus, omong-omong ini gue nya yang memang gen dari buyut pada tinggi semua atau memang dia nya yang terlalu pendek? Masa gue lihat dia sampai nunduk.

"Gue ngambil pesanan Kak." Gue noleh dengan cepat ke budhe yang kasih dua bungkus ketoprak.

Dia ngasih duit ke budhe terus beresin buku nya yang gue lihat tadi, santai banget dia kaya nggak ada dosa aja cabut. Bukannya langsung pergi, dia malah diem berdiri didepan gue terus tiba-tiba senyum. Astaga jangan bilang imut sama dia! Inget Zaya lo lagi kesel sama bocah ini.

"Kalau mau tandai, ini." Dia tunjuk name tag di rompi nyaㅡ Nevan.

"Panggil Nevan aja, oh iya gue 12 IPS 3 Kak. Makasih udah nge-gap kami berempat pada cabut, sebenarnya disini salah gue. Duluan ya Kak." Dia lambai-lambai sambil senyum terus lari-lari ke arah sekolah, gue yang masih cengo ditempat akhirnya budhe sadarkan gue.

"Kenapa sih kamu? Dia juga langganan disini, dari kelas sepuluh. Ya suka cabut juga sama kaya kamu." Gue cemberut.

"Budhe ih buka-buka rahasia aja." Setelahnya gue memilih untuk bayar dan segera pulang kerumah.

Nggak terlalu banyak yang gue kerjakan kalau lagi sendiri di rumah gini, paling nyapu terus ngepel udah siap nonton TV atau nggak ya main hp aja sampai ayah, ibu, sama kak Seungwoo pulang. Iya, semembosankan itu kerjaan gue kalau lagi bener-bener punya waktu luang seharian. Sangat free, niatan mau hangout, atau nonton bioskop lah, makan-makan, sama sekali nggak ada. Karena gue ya memang niat nya mau istirahat, nikmati hari-hari untuk jauh-jauh dari yang namanya berfikir. Iya, semalas itu gue. Lagian juga, kan gue cuma nunggu wisuda. Baju nya udah siap, make up juga gampang kenalan ibu juga banyak. Pokoknya gue tinggal nunggu, untuk seminggu lagi wisuda.

Cukup Baby! [ on hold ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang