✨✨Rumah Sakit. ㅡpt.2

37 15 0
                                    

ㅡRumah Sakitㅡpt

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Rumah Sakit
pt.2

Kamu sedang menunggu ojek pesanan mu didepan rumah, tak lama dari kejauhan kamu melihat motor besar. Kamu melihat peta di ponsel mu, kamu pikir itu pasti dia. Sedikit malu sebenarnya kamu menaiki motor besar padahal itu hanya ojek saja. Tetapi, kamu berfikir lagi. Selama kamu menggunakan jasa ojek online, kamu tidak pernah diantar menggunakan motor besar. Dan kini ia tepat dihadapan mu, tetapi tidak menggunakan jaket yang biasanya bertuliskan brand ojek itu sendiri. "Eh? Sia—lho Kak Hyunjin?!" Kamu menatap tak percaya Hyunjin yang kini meletakkan helm nya di atas tangki motor.

"Iya gue Hyunjin, cepat naik." Ucap Hyunjin sambil menunjuk jok belakang motornya yang tersisa, kamu mengernyitkan dahi bingung, kenapa tiba-tiba Hyunjin menjemput kamu? Padahal kamu tidak meminta, walaupun ada rasa senang yang hampir saja tak bisa kamu kontrol. "Tapi Kak, aku udah pesan ojek online, kasihan nanti orangnya." Hyunjin menghela nafas nya kasar. "Lo kan satu sekolah sama gue, sekalian aja." Kamu masih tetap menolak secara halus, banyak yang ingin kamu tanyakan kepada Hyunjin. Apa maksud ia melakukan semua ini?

"Kak Hyunjin, kenapa jemput aku?" Akhirnya kamu memberanikan diri bertanya. Tak peduli apa tanggapan Hyunjin, yang terpenting kamu sudah mengeluarkan tetek bengeknya. "Disuruh kakak gue," kamu lagi-lagi mengernyitkan tidak mengerti. Tersirat sedikit kekecewaan karena Hyunjin melakukan semua ini atas perintah dari orangtuanya, atau tidak dari kakak nya.

Kalian sempat diam sejenak, dan tidak lama ojek yang kamu pesan sudah datang dengan senyuman cerah pagi ini. "(y/n) kan?" Tanya si bapak ojek sama kamu, kamu hanya mengangguk dan melalui Hyunjin begitu saja. "Woy! Gue udah jauh-jauh dari rumah kesini, lo malah naik ojek?" Kamu menoleh ke Hyunjjn. "Kan udah aku bilang Kak, aku memesan ojek online. Lagian Kak Hyunjin juga kesini karena disuruh kan? Bukan niat nya baik dan ikhlas, jadi dari pada nanti diperjalanan aku gak selamat?" Semua kata-kata itu mengalir begitu saja dari mulut mu.

Membuat Hyunjin terdiam dan hanya menatap mu secara bergantian dengan bapak ojek. "Ayo Pak," akhirnya kamu dan bapak ojek pergi meninggalkan Hyunjin yang masih terdiam didepan rumah kamu.

Kamu merutuki diri sendiri karena kelepasan berkata yang membuat hati seseorang akan sakit. Selama perjalanan, kamu terus menggigit bibir mu karena menyesali perbuatan. "Neng, tadi itu pacar nya ya?" Tanya Pak ojek, kamu langsung membalas. "Enggak Pak, dia cuman kakak kelas saya." Bapak ojek mengangguk kan kepalanya, tak bertanya lebih banyak lagi.

Rumah Sakit
pt.2

"Hyunjin, (y/n) udah sampai disekolah bareng kamu kan? Selamat kan? Kamu gak ngebut kan?" Pertanyaan yang bertubi-tubi dari kakak Hyunjin ketika menelepon adiknya, Hyunjin baru saja sampai didepan gerbang. Karena masih terlalu pagi, ia duduk di jok motor. "Gak, dia pergi sama ojek." Jawab Hyunjin santai seraya berkaca di spion motornya merapikan rambut.

"HEH! Kan udah kakak bilang antar dia sampai sekolah! Satu sekolah juga apa salahnya sih?! Ya ampun Hyunjin ... itu anak orang lho," kakak Hyunjin frustasi di ujung sana.

"Kalau dia nya gak mau gimana? Ngapain juga Hyunjin maksa,"

"Katanya lo paling handal luluh kan hati wanita? Mana bakat tersembunyi itu? Udah hilang ya? Wkkak."

"Udah deh Kak, lagian dia juga bukan siapa-siapa Hyunjin. Ngapain harus Hyunjin yang repot antar jemput dia?" Helaan nafas kakaknya terdengar di telinga Hyunjin dengan jelas. "Terserah deh, nanti kamu tau sendiri."

"Emang tau apaan?" Tanya Hyunjin yang mulai penasaran. "Tau ah, kakak males bilang. Tanya aja sendiri sama Mama, udah ya. Bye." Sambungan terputus sepihak oleh kakak Hyunjin, ia mulai bertanya-tanya. "Maksud kakak gue apaan?" Hyunjin mendengar suara motor yang baru saja berhenti didepan gerbang.

"Makasih ya Pak!" Ucap kamu dengan senyum cerah. Bapak ojek tersenyum dan mengambil alih helm yang kamu pegang. "Oh iya neng, jangan lupa bintang nya ya? Hehe." Kamu hanya tersenyum seraya mengangguk. "Nih, saya kasih bapak bintang lima deh! Memuaskan pelanggan," setelah berterimakasih sekali lagi, bapak itu melengang pergi. Kamu membalikkan badan, dikejutkan dengan Hyunjin yang Sudah berdiri tepat dihadapan mu. "Loh Kak? Sekolah disini juga ya?" Tanya kamu sambil mengangkat sebelah alis.

"Ya." Jawab Hyunjin singkat, dan kalian masih tetap berada diposisi yang sama selama beberapa detik. "Aku kira kakak udah kuliah, soalnya kakak gak pernah keliatan." Hyunjin melepas jaket nya, dan memang benar almamater yang kalian gunakan sama warna. "Lo gak kenal gue?" Kamu hanya menggeleng sebagai jawaban. Ya, wajar kalau kamu tidak banyak mengenal orang-orang di sekolah itu. Kamu baru saja pindah karena masuk SMA, jadi semuanya terasa asing. Itu pun kamu resmi menjadi siswa disana ketika kenaikan semester satu. "Kak, aku ke kelas. Permisi," kamu berjalan dan meninggalkan Hyunjjn dengan segala keterkejutan nya. "Apa?? Anak culun aja tau gue siapa, tapi dia?!" Hyunjin langsung membalikkan badannya tak percaya. Tiba-tiba ia tersenyum miring, kembali santai berjalan dan menaiki tangga kelas dua belas.

Pulang sekolah, kamu memilih untuk pergi ke suatu tempat dan membeli pesanan ibu kamu. Sup daging dan kacang merah katanya, jadi kamu terlebih dahulu ke warung langganan ibu kamu. "Bu' na—"
"Nasi merah, dengan sup daging kacang merah satu porsi. Bungkus." Tiba-tiba ada yang memotong kata-kata mu, membuat kamu membalikkan badan. "Loh? Kak—"

\\

\\

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cukup Baby! [ on hold ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang