Ardhya Pov
Saat ini, aku tengah menuju kantin bersama si ratu perut, ya Nisa.
Setelah membeli beberapa macam makanan, kami memilih duduk di bangku pojok kantin. Menikmati makanan kami, namun temanku Dilla menghampiri aku dan Nisa."Hai, Dhya ,Nisa!"
"Hai Dil.. Gabung yukk!"
"Ehh, iya.. Sorry Nis, kamu dipanggil bu Dina.. Buruan dehh!" ucap Dilla.
"Aku duluan yaa" lanjutnya lagi padaku dan Nisa.
"Oke Dilla.. makasih" ucap Nisa saat Dilla sudah menjauh.
"Dhya, maaf nih.. Aku mau nemuin bu Dina dulu..kamu mau ikutan?" tanya Nisa padaku.
"Mmm, engak deh.. Duluan aja..aku mau disini ngabisin makananku."
"Oo..ya udah aku tinggal yaa"
"Iyaa.. Tiati!"
Setelah Nisa pergi, aku kembali melahap makananku,tapi saat menunggu bel masuk, aku dihampiri Reyhan.
"Haii, tumben sendirian.. Nisa mana??" tanyanya.
"Iyaa, lagi nemuin buk Dina tuhh!" balasku.
"Oo, kirain mang sendiri"
"Ya engaklah.. Kak" balasku singkat.
"Panggil saja Reyhan!" titahnya seperti jijik sekali dengan panggilan kakak itu.
"Oke.. Reyhan!"
"Nanti pulang ma siapa?"
"Sendiri, Rey"
"Ya udah, barengan aja yaa!" ajaknya.
"Ngak dehh, makasih Rey" tolakku halus.
"Kenapa?"
"Ngak lahh, ngak mau ngeropotin kakak kelas...heheheee"
"Gue ngak merasa direpotin, ya udah tunggu saja dikelas. Biar gue yang nyamperin nanti, pulang bareng!!" nih orang memang hobi memerintahkan.
"Hmmm, ya udah kalo maksa..makasih.. Aku duluan ya, mau ke kelas" pamitku.
"Oke, hati-hati" balasnya.
"Yaa"
Aku pun berlalu, sembari memikirkan Reyhan yang memaksa untuk aku pulang bersamanya.. Kenapa ya?? Saking asyiknya bergelayut di pikiran sendiri, aku dikejutkan temanku.
"Oiiiii! Ngelamun wae, nopo toh mbak?" tanya Mila temanku saat masa orientasi siswa.
"Aah, ngak ppa Mil.. Belum masuk kan?? tanyaku.
"Belum, kalo jalan pakai mata.. Jangan ngelamun ajaa Dhya.." timpal temanku sania.
Aku hanya mengangguk dan segera berlalu dari hadapan mereka.
Tak lama kemudian, Nisa sudah berada disampingku. Aku dan Nisa bercengkrama sebentar dan tak lama kemudian, guru kami pun datang. Hingga tak terasa waktu belajar pun usai, bel pulang sudah berbunyi. Murid-murid pun sudah berhamburan keluar."Dhya, yuk pulang, jangan ngelamun terus" ajak Nisa.
"Ehhh..iy iya..yuk" jawabku.
"Ardhya, ayo pulang!" tiba-tiba seorang Reyhan pun sudah berdiri di pintu masuk kelasku.
"Iy..iya kak.,"
"Loh.. Kalian janjian pulang bareng ya??" tanya Nisa menyelidik.
"Mmm, gini Nis.. Aku...."
"Iya, kami udah janji!" jawab Reyhan yang sudah berdiri didepan mejaku dan Nisa.
"Oohh, oke..oke.. Ti ati ya.." ucap Nisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
LETNAN DUA Ardhya
Short Story" Ardhya Aisha, gadis biasa yang harus menjalani liku-liku hidup yang seakan tak berpihak padanya. Hingga suatu hari, segala kesedihan itu pun berganti dengan istana kebahagian dan mahkota harapan yang datang menghampiri. -Pejuang sejati tidak berj...