Matahari menapak jejak naik hingga tepat diatas kepala. Seorang gadis berjalan sembari menyeka keringat yang turun dari dahinya. Ia tampak lelah namun urung untuk berhenti sejenak melepas letih.
Ia masih setia melangkahkan kakinya, tak lama kemudian ia berhenti pada sebuah Masjid bercat hijau putih.
Gadis itu melepas sepatu Nike putih yang terpasang dikedua kakinya.Selang beberapa menit kemudian, gadis itu sudah keluar dari tempat berwudhuk wanita. Ia memasang mukena dan ikut shalat bersama.
Setelah meminta ampun pada Sang Khaliq dan tak lupa panjatan syukur diucapkan.
Ia melipat mukena dan sedikit merapikan dandananya. Kemudian ia duduk disalah satu kursi kosong yang disediakan untuk memasang sepatu.
Tak lama kemudian, ia segera naik angkutan kota yang kebetulan lewat di depan Masjid.Ardhya
Sekitar 20 menit menaiki angkutan kota aku telah sampai di rumah.
Sepi, rumahku memang sering begini tak ayal setiap pulang cepat aku tak menemukan orang dirumah. Hanya aku.Drrrt..Drrt..
Sebuah notifikasi menganggu istirahatku. Ku buka dan ternyata ada pesan masuk dari nomor tak dikenal.
08xxxxxxxxxx
Sorry Ar,ganggu lo.. Gue mau nanya naskah udah selesai lo bikin??Ini siapa ya?,
Udah.08xxxxxxxxxx
Alghi, syukur deh.Oo Alghi,
Ya ghi besok gue
bawa..
08xxxxxxxxxx
Oke dah, siip.Setelah membalas pesan Alghi, aku pun terlelap. Aku kembali membuka mata saat azan Maghrib telah berkumandang. Dengan setengah linglung, aku segera bersih-bersih dan berwudhu. Setelah menunaikan kewajibanku, aku mendaratkan pikiran dan jiwaku di dapur. Berkutat pada olahan sederhana yang sedang kubuat, tumis kangkung dicampur sambal adalah favoritku.
Tak lupa olahan lauknya, ikan tongkol yang sudah tersaji di meja semakin menguatkan rasa lapar.Aku melahap makanan dipiringku, yang semua merah meriah karna ditambah dua sendok sambal.
10 menit aku menghabiskan makanan dan meneguk dua gelas air putih membuat perutku sedikit tambah menonjol.Kemudian aku menaruh piring dan gelas di bak cuci Aku melangkah menuju kamar, malam ini aku hanya bersantai sembari membuka file di laptop. Terpampang sebuah foto aku bersama sahabatku Reyhan skuad dan Nisa. Airmata ku jatuh begitu saja membasahi keyboard laptopku, rindu adalah hal sepele bagi orang yang tidak merasakannya. Lima huruf sederhana yang membuat luka ku kalut meski sudah kuputuskan tapi tetap saja ada sedikit penyesalan yang masih betah hidup dihatiku.
Bersama adalah hal indah ketika kita saling menyatu dan bahagia.
Namun, kita punya jalan berbeda yang tidak selalu bisa bersama.
Ku titipkan setetes rindu semoga kalian juga merasakan.Paragraf pendek yang kutulis tepat tiga tahun lalu setelah keputusan itu aku buat dan setelah pertemuan terakhirku dengan Nisa ditaman kota.
Memang sejak saat itu, aku tidak pernah bertemu lagi dengan mereka termasuk Nisa yang los contact seminggu setelah pertemuan kami kala itu. Tak ada kabar atau berita menyangkut mereka.✍️
Setelah produksi film kami selesai dan telah diserahkan pada dosen.
Aku menuju sebuah cafe kecil diseberang kampusku untuk sekedar melepas lelah dan mengisi perut ku yang sudah berbunyi dari setengah jam yang lalu."Mbak pesan jus jeruk sama nasi goreng ngak pake telur mbak" ucapku pada pelayan dicafe sederhana ini.
Jelang beberapa menit, pesananku sudah terhidang dimeja dan siap santap. Aku melahap makananku cepat sekali tanpa memperhatikan pandangan orang padaku meski itu membuat ku risih.
KAMU SEDANG MEMBACA
LETNAN DUA Ardhya
Truyện Ngắn" Ardhya Aisha, gadis biasa yang harus menjalani liku-liku hidup yang seakan tak berpihak padanya. Hingga suatu hari, segala kesedihan itu pun berganti dengan istana kebahagian dan mahkota harapan yang datang menghampiri. -Pejuang sejati tidak berj...