Ardhya, Nisa dan tentunya bersama Reyhan Squad sedang melepas lelah setelah mengikuti binsik. Kali ini kegiatan dilaksanakan dilapangan sepakbola yang sudah tidak digunakan lagi, hari ini tema binsik mereka adalah lari dan shuttle run.
"Capek banget gue,mana cuaca panas.." keluh fano.
"Ngak usah ngeluh juga kali, kebiasaan!" ucap Nisa.
"Iya bener tuhh,.." timpalku.
"Siap gan"
"Gan gan gan, lo kira jurangan minyak!!" balasku.
Setelah selesai, mereka berencana mampir ke warung sate untuk memulihkan tenaga. Tepatnya ini adalah usulan Arfan, karna dia yang paling tidak tahan masalah perut.
Selesai makan, mereka semua menuju rumah masing-masing.
Ardhya pov
Sampai dirumah aku melemparkan tubuhku ke kasur. Menikmati alunan musik melow membuatku tertidur.Mata ku yang terpejam begitu lama terbuka begitu saja saat aku mendengar suara telpon.
"Selamat siang Kowad!"
" Siap, siang ndan"
"......"
Saat suara itu menghibur, rasanya dunia ku kembali indah. Tawa yang pecah mendengar berbagai candaan yang unfaedah cukup membuat ku tersenyum. Setelah berbincang banyak hal, suara disana sudah berakhir.
Reyhan Pov
Aku tergesa memasukkan buku-buku kedalam tas. Aku segera menyambar helm dan kunci motor. Meleset jauh diantara padatnya lalu lintas kota.
Beruntung aku tidak telat mengikuti pelajaran pagi ini.Teeeet...teeettt..
Bel istirahat berbunyi, aku menuju kantin bersama sahabatku. Disana ternyata sudah ada Ardhya dan Nisa.
Setelah memesan makanan, kami menghampiri dan bergabung makan siang."Dhya, habis ini kelas kamu olahraga kan?"
"Iya, kenapa Rey?"
" Kelasmu dan kelasku gabung olahraga"
"Lah kok gabung?"
"Ngak tau, tadi Pak Adit yang bilang.."
"Oo.. Oke.."
Ardhya Pov
Setelah dari kantin, aku dan Nisa bersiap-siap untuk menukar seragam olahraga, karna hari ini mapel ku olahraga dan seperti yang dikatakan Reyhan kelasku dan kelasnya digabung. Aku dan Nisa segera menuju lapangan setelah tiga kali pluit berbunyi. Kelasku berbaris dan Pak Adit memberikan pengarahan."Anak-anak semua, seperti yang kalian dengar kelas kalian digabung dan akan berolahraga bersama. Jadi materi hari ini adalah permainan bola kecil yang akan kita pelajari adalah bulutangkis atau badminton..."
Setelah selesai mendengarkan pengarahan, aku memutuskan untuk duduk saja dipinggir lapangan karna raket dan peralatan lain tidak cukup.
Tiba-tiba Reyhan sudah berdiri disampingku dan mengajak untuk main bersama."Astaghfirullah!!! .."
"Kaget ya.. Bengong sihh.."
" Suka-suka" balasku.
"Main yuk, nih raketnya!"
"Ngak deh, gi mager nih..!"
"Kesini itu olahraga bukan duduk!!" jawabnya.
"Iya-iya..."
Setelah hampir 40 menit main, kami semua beristirahat dan bergantian dengan yang lain.
Saat sedang duduk, tiba-tiba pluit berbunyi. Kami semua kembali berbaris dan berakhir menuju kelas masing-masing untuk berganti pakaian dan istirahat sebentar.Teeeetttt....
Bel pulang pun berbunyi, saatnya yang ditunggu banyak orang, aku memasukkan barang-barang ke dalam tas dan bersiap pulang.
Setiap harinya, aku dan Nisa dijemput antar oleh Reyhan dan temannya karna kami selalu bersama pulang dan pergi sekolah. Hitung-hitung biar akrab dan bersahabat juga apalagi dibidang dompet....hhhhahah...Aku dan Nisa menunggu di parkiran, tidak lama kemudian Reyhan dan squadnya sampai dan segera mengantar kami pulang.
"Makasih Rey, sudah antar" ucapku tulus.
"Kan tiap hari begitu.." jawabnya.
"Ohh, ngak ikhlas ni, ya udah besok ngak usah..!"
"Bercanda kok.. Santailah.."
" Hehehe.. Iya iya"
"Aku pamit, Assalamualaikum" ucapnya
"Waalaikumsalam" jawabku.
Begitu sampai dirumah, aku dikejutkan dengan papa yang sedang membaca koran. Padahal biasanya jam segini beliau belum pulang.
"Kenapa mematung disana? Ngak mau masuk?" tegur papa.
"Eh-ehh, masuk kok pa" jawabku.
"Papa tumben pulang cepat?" tanyaku menyelidik. Beliau menurunkan koran didepan dadanya.
"Lah biasanya kamu senang papa pulang cepet" tanya papa bingung.
"Hehe, iya pa. Nanya aja kok" jawabku tersenyum hendak berlalu kekamar namun suara papa menghentikan ku.
"Itu ojol langganan mu ngak disuruh masuk?"
"Ngak pa, dia buru-buru" jawabku.
"Paling juga ngak kamu tawari?" balas papa.
"Hehehe" aku tertawa sedikit lebar namun papa menatapku tajam. "Lupa pa" jawabku cengengesan lalu berlari masuk kamar.
✍️
KAMU SEDANG MEMBACA
LETNAN DUA Ardhya
Conto" Ardhya Aisha, gadis biasa yang harus menjalani liku-liku hidup yang seakan tak berpihak padanya. Hingga suatu hari, segala kesedihan itu pun berganti dengan istana kebahagian dan mahkota harapan yang datang menghampiri. -Pejuang sejati tidak berj...