Misi Tujuh Hari

89 7 0
                                    

Reyhan Pov

Pagi-pagi begini aku sudah terganggu dengan kedatangan Andra, Arfan dan Defano ke kost an ku.
Membicarakan misi penyelidikan terkait kejadian di malam kelulusan kami.

Dengan menyeruput teh hangat, kami pun membahas masalah ini.
Berawal dari usulan Nisa yang sialnya aku setujui juga, sepertinya memang harus dituntaskan.

"Gimana menurut lo Rey, kita mulai darimana nyelidikinya? Tanya Andra.

"Dari TKP mungkin" jawabku seadanya.

"Kita ke sekolah lagi?" tanya Defano.

"Iya" jawabku.

"Bagaimana? SIAP memulai Misi?!! Tantangku.

"SIAP" jawaban serempak.

                                    ✍️

"Rey, ngak ada jejaknya" ucap Arfan.

"Tentu saja tidak ada jejak dilantai Arfan, ini sudah di pel berapa kali sejak kejadian" timpal Andra.

"Aneh lu mah" balas Defano.

"Emm, mereka menyerang disaat lampu mati dan kondisi gelap, datang dari arah barat melumpuhkan target awal untuk celah masuk, mengintai sisi tenggara memanfaatkan keadaan disaat lawan lengah, menyerang dari belakang lawan yang tersisa, menipu lawan menyerang dengan gerakan cepat,hmm, cerdas" ucapku tanpa sadar.

"Lo tau mereka Rey" ucap Andra.

"Orangnya dua orang" jawabku cepat,
Lalu berjalan meninggalkan mereka.

"Lo mau kemana ?? " tanya Andra.

"Pulang" jawabku anteng.

                                   ✍️

Hari ketiga, kami semua berkumpul di rumah Andra, karna dialah yang menyimpan hadiah dari Si Misterius itu'. Dari pemeriksaan hadiah tersebut mungkin ada petunjuk yang bisa digunakan. Berhubung kami memiliki waktu empat hari lagi.

"Rey, semua tidak ada petunjuk" ucap Andra.

"Kerja bagus" timpalku

"Iya semua rapi" balas Defano

"Selanjutnya apa yang harus kita selidiki?" tanya Arfan

"Jejaknya sudah tidak mungkin ada, petunjuk dari hadiah juga tidak ada apa-apanya" terang Andra sembari meletakkan hadiah tersebut di meja.

##

Reyhan Pov

Dingin berganti sinar matahari yang menghangatkan, cahayanya menyilaukan mataku. Mengukuhkan kakiku berpijak pada lantai yang hanya beralaskan cor campuran semen dan pasir. Berdiri ditengah lapangan menikmati kehangatan pagi.
Hingga sebuah suara mengejutkanku,

"Hai kak, pagi-pagi begini udah sampai aja" ucapnya

Aku membuka mata dan merespon singkat.

"Iya" 

"Tunggu, kakak ini bukannya udah tamat ya" ucapnya lagi

Aku hanya mengangguk,pertanda iya.

"Terus ngapain disini kak?" tanyanya

"Tidak ada dik" jawabku cepat ingin menyelesaikan pembicaraan dengan dia. 

Seperti mengerti, ia pun segera pamit

"Oo oke kak, aku duluan ke kelas" ucapnya lagi

"Baik" jawabku

Aku melangkahkan kaki menyusuri lorong untuk sampai pada TKP.
Aku kembali mengingat kejadian itu dan mencoba untuk menalar kejadian agar dapat membawaku pada titik terangnya. Berangkat dari pengalaman di rumah Andra kemarin, membuatku sedikit ragu untuk mencari kebenarannya, hasilnya nihil.
Aku tak mendapat penjelasan apapun.

Ceklek

Aku membuka knop pintu masuk kost ku. Mendapati kursi yang kosong, aku segera melangkah untuk mengisinya. Menyandar menikmati matahari yang menyingsing naik.
09:55, aku beranjak kedapur memasak sedikit untuk sarapanku.

Setelah sarapan, aku beristirahat sejenak. 13:05, aku terbangun karna mimpi buruk. Aku segera menunaikan shalat Zuhur.

Selesai shalat, aku membuka gawaiku. Banyak sekali notifikasi yang masuk.
Namun, tak lama kemudian aku mematikan data selulerku.
Menikmati siang menjelang sore, beginilah aktifitas ku setelah lulus SMK aku tak segera mendaftar masuk Bintara atau tamtama karna aku masih belum memutuskan masuk matra mana.




Siang semua,

Terimakasih yang sudah berkenan membaca cerita ini,sebagai informasi dari awal saya tidak menitikberatkan garis cerita ini pada masalah hati atau topik utama bukanlah masalah cinta,

Saya memfokuskan unsur cerita pada liku-liku rintangan hidup dan segenap Doa, usaha serta upaya dalam  mencapai cita cita.
Yang mana, mereka bertemu dalam cita-cita yang sama.
Mereka yang saya maksud tentunya adalah "Reyhan SQUAD bersama 2 Melati Bangsa yaitu Ardhya dan Nisa" yang nanti cerita mereka dimasa meraih cita-cita di Matra pilihan masing-masing Insyaallah akan saya tulis di beberapa bagian setelah ini.

Terimakasih juga yang telah memberi suara dan membaca cerita saya.

Tunggu ya kelanjutannya, masih memikirkan alur cerita agar lebih oke.



LETNAN DUA Ardhya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang