"Kaudengar aku!"
"Kita akan selesaikan misi ini secepatnya!"
"Kendalikan saja beetyboatmu ke titik sesuai dengan rencana kita", aku tak henti berteriak.
"Iya aku tahu, tapi bisa kau singkirkan bola mata itu dari kakiku, Alfa. Itu menganggu konsentrasiku". Zeta membalas teriakanku.
"Bisakah kalian tidak berisik, aku sedang melakukan ritual penyembuhan dikursi belakang, asal kalian tahu ada penumpang tertancap anak panah disini dan dia berdarah," Eta membalas.
"Aku tidak berdarah, aku cukup kuat untuk melakukan operasi ini, " Lota menyeletuk.
Seperti yang kukatakan sebelumnya aku adalah Alfa, pemimpin tim ini tugasku adalah memastikan semua misi berjalan dengan baik sesuai rencana dan aku yang mendanai semua misi ini. Zeta adalah seorang laki-laki dengan kemampuan mengendalikan semua jenis kendaraan perang termasuk beetyboat kemampuan itu ia dapatkan ketika menjadi salah satu prajurit pasukan perbatasan. Sedangkan Eta adalah wanita cantik dengan rambut hitam panjang dengan kemampuan meracik ramuan dan menguasai ilmu pengobatan, dia adalah rafael kaum penyembuh. Dan yang terakhir Lota, seorang assassin (pembunuh berdarah dingin) namun kau akan tertipu dengan parasnya yang cantik dengan rambut abu-abu. Kau akan "terbunuh" pada pandangan pertama aku yakin itu. Mereka semua sudah mati sama sepertiku, tak punya identitas, itu semua salahku, aku yang merancang semua cerita kematian mereka hingga memilihkan bunga pemakaman untuk mereka. Kami bernasib sama dicampakan oleh dunia, sebenarnya aku adalah penyelamat bagi mereka.
Alasan kenapa pasukan perbatasan terus mengejar kami adalah karena aku mencuri Yubari diamond Kerajaan Arma. Bukan tanpa alasan, Yubari Diamond adalah kunci untuk misi ini, disana tersimpan informasi yang mengarahkan kami pada akhir misi ini. Yubari Diamond terletak dijantung Istana Kerajaan Arma tepat di air mancur keabadiaan bersama diamond lainnya. Kerajaan Arma berbatasan langsung dengan Kerajaan Hruba, rumahku. Secara singkat kami akan membawa Yubari ini kemudian melewati pos perbatasan Arma dan bersembunyi sementara di Hruba. Tapi tidak semudah itu, Kerajaan Arma terkenal dengan benteng-benteng kokoh yang berisi pasukan pemanah ulung disekelilingnya ditambah pasukan perbatasan mereka yang berbaju zirah tebal dengan kuda-kuda tinggi besar menderu-deru. Kau bisa temukan senjata apapun di Arma, penduduknya terkenal sebagai pembuat senjata mulai dari pisau lipat sampai pedang perak yang berkilauan.
Kami semakin terpojok, semua pintu keluar benteng hampir tertutup seluruhnya sehingga kami harus berjalan memutari tembok-tembok tebal Arma.
"Kita terpojok Alfa, hanya ada satu pintu di ujung benteng ini. Kalau kita tak sempat sampai waktunya, mati lah kita. Benar-benar mati kali ini dengan pedang terhunus di badan." kata Zeta.
"Tidak, kali ini belum waktunya kita untuk mati, kau selalu pesimis saja, percayalah padaku akan ada seseorang yang membantu kita." tukasku menenangkan.
"Aku hanya membawa ramuan untuk menghilangkan rasa sakit sementara, ramuan penutup lukaku tertinggal ketika kita mencoba menerobos Istana Arma."
"Lota kehilangan banyak darah, kita tak punya banyak waktu atau kita akan kehilangannya." kata Eta di kursi belakang sembari menutup luka Lota dengan tumbuh-tumbuhan yang aku sendiri tidak tau itu apa.
Aku hanya duduk diam, memejamkan mata dan mengucap beberapa mantra.
"Kami sudah disini, sebentar lagi kami akan menyeberang ke perbatasan" ucapku dalam hati.
Pintu terakhir yang masih terbuka sudah terlihat, pasukan perbatasan hanya berjarak beberapa meter dari beetyboat, pedang mereka menyolok-nyolok ke arah kami. Pasukan pemanah sudah bersiap melesatkan panah api.
"Pintu sebentar lagi tertutup, kita tidak sempat, apa yang akan kau lakukan Alfa", kata Zeta.
Benar saja, masih cukup jauh bagi kami untuk menyusul dan menerobos pintu yang semakin lama semakin menutup. Tak lama kemudian pintu tertutup, kami terjebak tak ada jalan lain lagi. Tiba-tiba dari atas, seseorang dengan tali meluncur dari atas benteng menuju pintu terakhir. Sekali tebas kawat-kawat penahan pintu putus seketika.
"Itu dia, Kapa. Ini kesempatan kita menerobos pintu, kawat-kawat pelindung sudah putus."
Kapa adalah seorang skywalker dengan ketangkasannya dia bisa melompat, terjun dan melayang lewati bangunan-bangunan tinggi dengan tali. Aku sedari tadi memang memanggilnya, dia sengaja aku perintahkan untuk menjaga pintu keluar agar tetap terbuka. Aku sudah memikirkan ini semua. Kita akan selamat.
Beetyboat sebentar lagi melewati pintu kecil itu, tak jadi mati kataku dalam hati. Misi pertama akan berjalan sukses. Sudah tinggal beberapa meter menerobos perbatasan, pasukan pemanah melesatkan panah api mereka, kami dihujani panah dari berbagai arah beberapa berhasil menembus pertahanan beetyboat dan kami semakin terseok sedangkan dibelakang pasukan perbatasan semakin dekat, aku bisa melihat bayanganku di baju zirah mereka.
"Beetyboat sudah terluka parah, mesin pendorongnya rusak terkena panah. Kita hanya memiliki satu kesempatan, aku akan menggunakan mesin pendorong cadangan tapi ini hanya akan bertahan sesaat saja. Ketika waktunya tiba kalian harus meloncat hanya ini kesempatan kita." teriak Zeta.
"Kau tidak berhak untuk memutuskan, aku disini yang memimpin. Kita semua akan selamat" tegasku.
"Sebaiknya kau ikuti saja perintahnya Alfa, dia yang lebih tau beetyboat ini" Lota yang bersandar di kursi belakang menjawab.
"Baiklah, Zeta. Katakan jika kau siap kali ini aku akan menurutimu." kataku.
Tibalah saatnya beetyboat melepaskan mesin pendorong terakhirnya. Kami sudah bersiap diujung pintu untuk melompat, tinggal sedetik lagi kami menuju kebebasan. Tapi aku melihat pedang berkilau melintasi kami menuju kursi kemudi. Sesaat kemudian pedang itu menancap menembus kursi kemudi dan dada Zeta. Kami tercekat, seakan momen itu berlangsung sangat lama sehingga dengan jelas aku melihat salah satu pasukan perbatasan melempar pedang ke arah kami. Kutarik kata-kata ku bahwa kita akan selamat melihat cucuran darah mengalir dari bilah pedang itu, aku tak sanggup melihatnya.
"Zetaaaaaa!", kami bertiga berteriak.
"Ka..ka..kalian, ini kesempatan kalian untuk melompat tidak ada waktu lagi. Biarkan aku sesekali menjadi manusia yang berguna. Bukankah menyenangkan kehidupan setelah mati, Alfa." suara Zeta terbata-bata menahan sakit dan sejurus kemudian dia menekan tombol merah dekat kursi kemudi dan memberikan tanda bagi kami untuk melompat.
"Lompat!"
Aku jelas melihat air mata mengalir di pelupuk Eta dan Lota pun dengan mataku yang tak henti berair. Kami melompat terjun ke laut ditempat yang sama ketika aku kehilangan Friga kali ini aku harus kehilangan teman terbaiku lagi. Betapa menyedihkan ketika kehilangan sesuatu yang amat kita jaga, seperti keluarga ini. Zeta mungkin benar dan dia pasti akan membuktikan bahwa setelah kematian ada sebuah kebahagiaan. Pengorbanannya untuk kami akan menjadi awal kebahagiaan untuk semua orang tidak hanya di Hruba dan Arma namun seluruh dunia.
Misi kami berhasil mengamankan Yubari diamond dan menyeberang ke Hruba. Kapa sang skywalker juga berhasil menyeberang ke perbatasan. Namun apakah kami akan kehilangan teman lagi ? Bagaimana nasib Eta dan Lota.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SECRET TROOPS
Fantasy"Ketika yang hidup sudah tidak mampu lagi membuat perdamaian, saatnya yang mati untuk bertindak." Aku dan anggota tim ku yang kunamai the secret troops mencoba sekuat tenaga melawan kediktatoran Raja Eliodas, penguasa Kerajaan Arma. Iya aku dan angg...