5. THE STORY OF MAZA

62 11 0
                                    

Dahulu berdiri sebuah istana di tepi Sungai Tinderus yang damai. Alirannya berkelok-kelok membingkai sisi terluar istana yang berhulu di Laut Arania. Airnya berkilat-kilat ketika musim panas tiba. Sinar matahari yang jatuh di permukaannya, dipantulkan ke segala arah seolah menari-nari di bawah terik matahari.

Di sisi lain, pohon-pohon palem berdiri tegak seperti layaknya lampu taman, bayangannya saling menindih berdesakan di tanah. Istana tercantik dari yang pernah dibuat manusia. Berbatasan langsung dengan Laut Arania di selatan dan hutan terlarang di utara. Hanya ada satu jalan utama selebar satu kali lemparan tombak sebagai penghubung dengan kerajaan lain, kerajaan terdekatnya adalah Hruba. Istana secantik dan semegah ini hanya dimiliki oleh satu kerajaan saja, Maza. Penduduk Maza adalah peramu, penyembuh, ahli obat-obatan, botani dan penjinak hewan buas. Segala jenis penyakit dapat disembuhkan disini, mulai sakit tersayat pedang hingga kutukan.

Maza pada awalnya adalah gabungan wilayah atas kesepakatan dua suku terbesar yakni suku Aroa dan Bigala. Suku Aroa dipimpin oleh Yang Di Junjung Tinggi Kana dengan lambang matahari sebagai penggambaran kekuasaan langit sedangkan Suku Bigala dipimpin oleh Yang Di Junjung Tinggi Waila dengan lambang daun mapel sebagai penggambaran kekuasaan bumi. Kedua kepala suku sepakat untuk mempersatukan wilayah mereka dengan sebuah perjanjian yang tertulis di sebuah prasasti. Mereka juga sepakat bahwa yang menjadi raja adalah anak keturunan mereka secara bergantian, kemudian mengganti lambang kerajaan menjadi bunga chrysanth berkuntum dua belas yang berarti persatuan dan kemakmuran.

Kerajaan Maza makmur dari abad ke abad karena saling menghormati dan menaati perjanjian para leluhur mereka. Namun di dunia ini tidak ada kebaikan yang abadi, sebuah kontinuitas pasti akan berada pada titik jenuhnya. Begitu juga dengan Maza, kemakmuran yang selama ini tercipta hanyalah pedang bermata dua.

Kali ini anak keturunan Yang Di Junjung Tinggi Waila lah yang menjadi raja, Arga LaGreen. Sedangkan anak keturunan Yang Di Junjung Tinggi Kana, Viscoa deGrasse  menjadi penasehat raja. Namun Viscoa selalu merasa bahwa keturunannya lah yang berhak atas tanah subur Maza dan apa yang ada di dalamnya. Menurutnya, lambang matahari itu bukan sekedar lambang sukunya semata.

Lambang matahari yang berarti kekuasaan langit adalah sebuah manifestasi kesombongan Viscoa. Mana mungkin langit yang berada di tempat tertinggi harus tunduk pada bumi yang di bawahnya. Konflik pertama yang terjadi adalah dia menggunakan haknya untuk mengangkat istrinya menjadi Lady of Maza dengan dalih keterbukaan harta kekayaan Maza. Ia beropini bahwa jika hanya satu saja yang menjadi Lady of Maza maka itu tidak adil, ia tak bisa memantau harta kekayaan Maza.

Secara perjanjian memang tidak disebutkan mengenai aturan pengangkatan Lady of Maza. Namun di semua kerajaan, kita tahu hanya ada satu ibu dari sebuah kerajaan yaitu sang istri raja. Rasa dengki dan iri merasuki hati Viscoa, semakin hari semakin subur seperti lumut di musim penghujan.

Sengketa jabatan Lady of Maza ini menciptakan perang dingin antara Arga dan Viscoa, sampai akhirnya istri Arga dan Viscoa sama-sama meninggal di tahun yang sama karena sebab yang tak pasti. Bak api dalam sekam, kedua penguasa ini saling menaruh curiga karena kematian istri mereka yang berselang tak lama.

Kemudian tersiar kabar bahwa Arga mengangkat anaknya menjadi Lady of Maza menggantikan ibunya. Setelah pengangkatan itu perang dingin berubah menjadi panas, terbakar amarah dan kekecewan Viscoa memutuskan untuk memberontak. Perselisihan kedua belah pihak meletus menjadi peperangan yang berlangsung hebat.

Pada akhirnya, Viscoa sebagai pemimpin pasukan pemberontakan menyerbu istana Maza. Arga menderita kekalahan luar biasa dan melarikan diri menggunakan perahu menyusuri Sungai Tinderus. Ia dikejar dan dibunuh oleh anak buah Viscoa saat hendak menuju Laut Arania. Kepala Arga ditenteng dan dibawa ke istana untuk diawetkan layaknya lambang kemenangan. Sedangkan hadiah untuk para pengawal Arga adalah pengasingan.

Putri Arga  berhasil lolos dari keributan di dalam benteng istana. Ia dibawa kabur ke dalam hutan terlarang oleh adik Arga, Aberto yang telah berjanji untuk menjaga putri kakaknya apapun yang terjadi.

Apakah Sang Putri akan selamat di bawah perlindungan Aberto ?

THE SECRET TROOPSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang