Setelah berunding mengenai misinya, Alfa memberikan waktu teman-temannya untuk berlatih. Dia sangat yakin, kesiapan teman-temannya akan meningkatkan peluang keberhasilan misi tersebut.
"Yang kita hadapi adalah Raja Eliodas dan kelima Jendral yang terkenal kejam itu, masih ada satu kali purnama bagi kalian untuk mempersiapkan diri." perintahku.
"Lalu Alfa, bagaimana cara menggunakan Yubari diamond untuk menemukan Perficas ?" tanya Rho yang masih tidak tau apa-apa tentang benda berkilau itu.
"Konon dari berita yang aku dengar, Yubari diamond adalah salah satu benda yang dapat menyimpan memori layaknya sebuah pita kaset. Mungkin ada informasi yang bisa kita temukan di dalamnya, " jawabku.
"Jadi kau akan memutar benda itu agar isinya keluar ?" sambung Kapa dengan polosnya.
"Hmm, pikiranmu sangat mudah dijebak Kapa, " tukasku, tiba-tiba ingin kudorong anak itu ke jurang begitu mendengar pertanyaannya. Mungkin ketika lahir, cerebrumnya belum tumbuh sempurna.
"Bukan, bukan seperti itu cara kerjanya. Akan kucari tahu setelah ini," jawabku sambil kumasukan kembali benda berkilau itu ke dalam sakuku. "Tapi bagaimana mungkin orang-orang di Arma dapat membuat benda secanggih ini, mereka tidak memiliki kemampuan semacam itu. Atau benda ini mungkin dibuat di sini, di Hruba." sambungku sembari meninggalkan ruangan.
"Sombong sekali kaum Hruba, apa saja yang terlihat bagus dan canggih diklaim miliknya, " celetuk Lota dengan mata sinisnya. Aku mendengar perkataanya tapi aku sedang tak mau menanggapinya.
"Mengenai Yubari diamond itu, sampai sekarang aku masih bertanya, bagaimana cara bangsa Arma membuatnya. Apakah dia menyewa orang Hruba untuk membuat benda itu ?" celetukku dalam hati.
*****
Terlihat matahari telah ditelan bulat-bulat oleh ufuk barat. Sinarnya yang semburat masih terlihat, seolah menyampaikan salam perpisahan. Tempat kami tinggal di Hruba, dahulu adalah bekas istana dengan kolam-kolam besar di depannya. Rajanya melarikan diri setelah gempuran besar-besaran oleh Kerajaan Arma.
Malam ini, mereka membagi dua kelompok, masing-masing : Lota dan Kapa, Eta dan Rho untuk berlatih. Alfa sedang berurusan dengan buku-buku ensiklopedia dan Yubari diamond di perpustakaan.
Eta dan Rho memilih untuk berlatih di sebelah barat istana. Sebenarnya Rho yang memilih tempat itu karena ia akan lebih leluasa melatih kemampuan menembaknya. Sedangkan Eta, mengikuti saja kemana Rho pergi. Dia sudah cukup dengan satu tas besar berisi cawan-cawan kayu, ranting pohon ek, serbuk-serbuk yang ia bungkus dalam kantong kecil dan gelas-gelas penuh cairan berwarna.
"Eta, bisakah kau menolongku ?" pinta Rho yang sudah siap dengan senjata andalannya.
"Oh, tentu saja, Rho. Tunggu sebentar ... satu..dua..tiga...cukup!, " Eta menambahkan tiga tetes cairan berwarna kuning ke dalam botol labunya. "Oke, aku siap, apa yang bisa kubantu Rho ?"
"Pasangkan boneka-boneka kayu itu sesuai titik yang kutandai, Eta. Kemudian tunggu aba-abaku, ketika aku siap kau tarik boneka itu satu per satu. Jelas ?" tegas Rho.
"Baiklah, Rho," jawab Eta sambil mendekati boneka-boneka kayu itu.
Eta sudah memasangkan boneka-boneka kayu sesuai permintaan Rho. Ia tak tahu apa yang akan dilakukan Rho dengan senjatanya. Baru kali ini ia melihat senjata seaneh itu. "Rho, bolehkan aku bertanya, apa nama senjata yang kaupegang itu ?" tanya Eta dengan penasaran.
"Oh ya, kau pasti belum pernah melihat, ini adalah mystic gun. Hanya pasukan Gramada-lah yang dapat menggunakannya. Benda ini seperti hewan peliharaan, ia hanya menuruti perintah tuannya," jawab Rho sambil mengusap sesekali mystic gun itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SECRET TROOPS
Fantasy"Ketika yang hidup sudah tidak mampu lagi membuat perdamaian, saatnya yang mati untuk bertindak." Aku dan anggota tim ku yang kunamai the secret troops mencoba sekuat tenaga melawan kediktatoran Raja Eliodas, penguasa Kerajaan Arma. Iya aku dan angg...