4. THE GREAT MISSION

94 15 8
                                    

Semua yang kulakukan bukan tanpa alasan, seluruh dunia sedang menderita karena penindasan dan ekspansi kekuasaan besar-besaran oleh Kerajaan Arma. Rajanya, King Eliodas yang sangat diktator dan berdarah dingin tak segan menghabisi siapapun yang menentang keputusannya, bahkan rakyatnya sendiri.

Aku hanyalah orang biasa tapi aku punya keinginan kuat untuk menciptakan perdamaian di muka bumi dengan cara membuat pasukan khusus, yang tak terlacak, tak terlihat dan rahasia, the secret troops. Tujuanku hanya untuk mengembalikan keseimbangan semua kerajaan dan menggulingkan Raja Eliodas. Pasti kau bertanya, apakah aku bisa melakukan itu semua karena keinginan seperti itu pasti ada di setiap hati orang-orang yang tertindas saat ini. Namun sampai sekarang keadaan tetap sama, tidak berubah lalu kau bertanya lagi, bagaimana aku akan memulai ini semua. Kau banyak bertanya.

Kuceritakan sedikit kisah tentang diriku yang belum orang tau. Aku adalah bangsa Hruba, bangsa yang pandai dan terkenal cerdik cendikia. Kami pandai membuat sandi-sandi rahasia, membaca deretan rasi bintang, mengukur tinggi rendah bilah pedang hingga tetap ringan namun tajam. Ilmu pengetahuan penuh sesak di kepala bangsa Hruba, kami lahir dengan cerebrum sempurna. Dari sekian keterampilan yang dimiliki bangsa Hruba, aku termasuk golongan inventor. Aku menciptakan banyak paten dan penemuan baru seperti alat pelacak ranjau untuk membantu ayah mensterilisasi bekas medan pertempuran antara Hruba dan Arma. Ayah menyukai penemuanku, ini adalah yang pertama kali di Hruba saking sukanya ia fungsikan alat itu sebagai pencari rongsokan tank tempur Arma. Paling tidak alat itu masih berguna walaupun kualitas fungsinya menurun menjadi pelacak barang rongsokan.

Aku semakin terkenal karena penemuanku, Gubernur memberiku penghargaan akan penemuan itu dan ia berjanji akan membeli hak paten atas alat pelacak ranjau ku. Berawal dari situ, kemampuanku untuk membuat penemuan baru semakin tidak terkendali. Aku banyak mengoleksi paten dan menjualnya kepada pemerintah Hruba. Aku memiliki ribuan guldent hingga kalau aku mau separuh Istana Hruba bisa aku beli.

Kau bisa sebut aku sebagai orang paling kaya di tim ini karena hasil penjualan semua paten dan penemuanku, selain cerdas aku pun kaya raya dengan ribuan guldent. Setiap keping guldent digunakan untuk mendanai misi dan bertahan hidup semua anggota tim. Ini menjawab pertanyaanmu sebelumnya bagaimana aku akan menjalankan keinginanku, aku memiliki sumberdaya dan manusia-manusia terpilih disampingku.

*****

"Perkenalkan, ini Rho anggota baru kita. Dia adalah mantan penembak jitu pasukan Gramada." ku dorong sedikit badan Rho agar lebih dekat dengan Eta, Lota dan Kapa.

"Hai, iya aku Rho begitulah dia menamaiku. Kalau begitu bagaimana dengan kalian, siapa nama kalian ?" pandangannya menyapu seluruh anggota tim satu persatu dengan mata tajamnya.

"Bagaimana cara kami berkenalan, jika nama satu sama lain saja kami tidak tahu. Alfa hanya memberikan kami julukan, perkenalkan aku Eta, wanita berambut abu-abu itu Lota, laki-laki manis itu Kapa." Eta mendominasi pembicaraan hingga semua tak perlu berkenalan lagi.

"Oke, sudah cukup berkenalannya, aku akan membicarakan hal penting menyangkut misi selanjutnya." aku memecah kejanggalan suasana karena keberadaan Rho yang masih baru di tim.

"Baik akan kujelaskan misi ini, dengarkan baik-baik" semua anggota tim terfokus pada setiap gerak gerik tubuhku.

"Kalian pasti sudah mendengar bagaimana kejamnya Raja Eliodas, manusia paling diktator di muka bumi. Bahkan raja-raja dinegara manapun akan tunduk pada perintahnya tak lain karena mereka takut dibinasakan." mereka masih mengikuti gerak-gerik tubuhku.

"Tidak gampang untuk mengalahkan Eliodas, misi pertama kita pun hampir gagal dan menewaskan kita semua. Raja Eliodas dilindungi oleh lima jenderal perang : Lexonor, Andro, Xena, Gron dan Reagen mereka akan mengikuti setiap kata dari Raja Eliodas. Lima Jendral paling ditakuti diseluruh Arma, mendengar namanya saja sama artinya kau membisikan kematian." pandangan mereka terhenti ketika tanganku mulai menggambar sebuah peta.

"Aku pernah ke Arma beberapa kali, kulihat bangunan inti tempat Raja Eliodas tinggal dikelilingi oleh pos-pos penjagaan. Lexonor, Andro dan Xena mendirikan pos di depan sedangkan Gron dan Reagen bagian belakang. Mustahil untuk menyerang mereka secara langsung, kita tidak akan kuat. Kali ini kita akan memanfaatkan saudara kandung Eliodas, Percifas." selesai kugambarkan peta bagian inti Kerajaan Arma dan mereka mengangguk aku tak tahu itu pertanda baik atau buruk.

"Alfa, apakah kau tidak tau selama ini Percifas dikurung dan diasingkan ?" celetuk Lota sambil menyibakan rambut abu-abunya seakan siap untuk berargumen denganku.

"Ya, aku tahu justru itu nilai pentingnya, Lota. Pecifas dikurung dan diasingkan karena menolak semua tindakan keji Eliodas. Kita akan memanfaatkan kebaikan Percifas, mendorongnya dan memberi dukungan penuh untuk mendirikan kerajaan yang damai, untuk mengubah Arma seperti dulu." ku sipitkan mataku tanda aku menang dalam argumen ini.

"Itu artinya kau akan mengkudeta Eliodas dengan menggunakan Percifas sebagai pionmu ?" Rho yang sedari tadi diam dibelakang akhirnya memberikan pertanyaan sedangkan Kapa masih diam sepertinya dia tak paham.

"Bagus sekali, kau menemukan kata yang tepat, kita akan mengkudeta Eliodas. Misi ini adalah untuk mengembalikan tahta Kerajaan Arma kepada Percifas dan menyingkirkan Eliodas. Saat ini raja-raja di seluruh dunia tunduk pada Eliodas dan diam melihat semua pembantaian ini, waktunya kita yang "sudah mati" bertindak ketika yang hidup saja sudah tak mampu." ku tekankan sedikit pada kata sudah mati dengan gestur dua jari mengetuk dua kali.

"Lalu apa rencanamu ? " Kapa mengajukan pertanyaan yang terdengar singkat namun kenyataannya inilah inti dari semua misi ini.

"Pertama, kita harus menyingkirkan kelima jenderal pelindung Eliodas. Kedua, membebaskan Percifas dari kurungan dan terakhir menyingkirkan Eliodas dengan begitu tahta Kerajaan Arma akan jatuh ditangan Percifas." jawabanku terdengar lebih mudah dari pertanyaan Kapa.

"Dimana kau akan menemukan Percifas, Alfa. Kudengar banyak sekali ruang rahasia di Kerajaan Arma." kini giliran Eta si pembuat ramuan yang kulihat tangannya tak pernah terlepas dari gelas kaca berbentuk buah pir.

Ku rogoh saku kantung bajuku dan memperlihatkan benda berkilauan berwarna merah berbentuk permata dengan enam segi yang sangat kompleks. Benda tersebut berpendar ketika tersinari cahaya matahari.

"Dengan ini kita akan menemukan Percifas." ku sodorkan benda itu dekat dengan kepala mereka.

"Yubari diamond!!!??" Eta, Lota dan Kapa serentak menjawab.

"Apa itu Yubari diamond ?" Rho mengernyitkan dahi.

Semua terdiam dan serentak memandang Rho yang tak tau apa-apa.

THE SECRET TROOPSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang