Day 14

2.5K 335 57
                                    

Terimakasih untuk tetap menjadi kuat.

Terimakasih karena masih bisa tersenyum dengan manis.

Terimakasih karena masih mau membersamai.

Itulah kata kata yang muncul dikepala Hyunjin saat ini.
Menatap lekat pada sekumpulan remaja lelaki yang tengah asik bercengkrama dengan beberapa anak anak ditaman rumah sakit.

Matanya tertuju pada sosok lelaki manis dengan balutan hoodie putih tulang yang membuat nya semakin menggemaskan.

Bibir pucat itu nampak mengukir senyuman manis.
Pun dengan mata rubah yang menyipit lucu.

Hyunjin menyukainya,

Hyunjin menyukai Yang Jeongin nya.

" Kak Hyunjin! "

Lamunan Hyunjin buyar ketika mendapati sosok yang tengah ia perhatikan sejak tadi kini tengah melambaikan tangan kearahnya.

Hyunjin tersenyum manis, ia melangkahkan kakinya untuk berjalan mendekat.

" Kok lama ambil minumnya? "

" Ruangannya lagi dibersihin tadi, jadi kak Hyunjin nunggu beres dulu " ucap Hyunjin memberi penjelasan.

" Bohong Je, Hyunjin lirik cewe lain tadi. Kak Chan liat kok "

Mata rubah itu membulat marah, sedangkan yang ditatap memberikan tatapan tajamnya pada sosok yang kini berdiri dibelakang kursi roda milik kesayangannya.

" Ampun, Jin. Ampun "

" Ada apa nih ngumpul ngumpul, jangan gosip dong. Banyak bocah nih "

Jeongin terkekeh geli ketika mendengar ucapan Minho.

" Ngga gosip kak Minho, kit- "

" Diapain Je kamu sama orang gila satu ini? Digosipin kamu? "

Jisung dengan bersemangat langsung menuduh Minho yang berstatus sebagai kekasihnya.
Sedangkan Minho hanya mencebikkan bibirnya tak terima.

" Salah apa si gua, untung pacar " batinnya.

" Ad- "

" Jeongin, Changbin "

Changbin yang baru menghampiri para temannya itu menatap lurus kearah depan.
Matanya membulat, namun sedetik kemudian berubah menjadi tajam.

Disana, didepannya, sosok yang tak ingin ia temui berdiri tegap dengan balutan jas hitam yang senada dengan celana bahan yang ia kenakan.

" Papa.. "

Bukan, itu bukan Changbin.

Jeongin lah yang bersuara.
Nafasnya terasa tersendat, penglihatannya nampak memburam.

Guanlin, sosok yang kini menjadi pusat perhatian itu berjalan mendekat.
Langkahnya terasa berat, ia merasa gagal.

Ini kah kedua puteranya?
Ia bahkan tak lagi ingat kapan terakhir menanyakan kabar keduanya.
Hanya kiriman uang untuk bertahan hidup yang Guanlin berikan, setelah itu tak ada lagi.

Apa ia cukup pantas untuk menjadi ayah?

Apa kedua puteranya membencinya?

Apa Tuhan akan memaafkannya?

Apa Jinyoung akan marah padanya?

" Jeongin, Changbin "

Semua mata tertuju pada sosok tinggi yang kini berlulut dihadapan Jeongin yang terduduk di kursi roda.

15 days before i go ; [ Hyunjeong ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang