E P I L O G

3.1K 349 68
                                    

Seoul, 07.15 AM

Cahaya matahari yang merambat masuk melalui gorden putih tipis membangunkan sosok pemuda tinggi yang semula masih berkelana dalam mimpi indahnya.

Matanya mengerjap pelan, mencoba untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya.

Ketika matanya terbuka, sebuah figura foto menjadi hal pertama yang ia lihat.

Pemuda itu tersenyum,

" Selamat pagi, baby fox " ucapnya dengan senyuman manis.

Hwang Hyunjin,
Lelaki berperawakan jangkung itu memilih untuk beranjak dari kasurnya.

Tungkai panjangnya berjalan menuju figura yang menampilkan sosok lelaki manis berhoodie putih tulang yang nampak tersenyum dengan sebuah boneka rubah ditangannya.

Lengannya terulur untuk mengusap figura foto itu dengan lembut.
Hyunjin tak pernah absen untuk melakukan rutinitas melepas rindunya.

Hyunjin tersenyum.

Sepuluh tahun berlalu sejak kepergian sang kekasih.
Sepuluh tahun Hyunjin merindu tanpa temu.
Dan di sepuluh tahun itu pun Hyunjin tak berniat untuk membuka hatinya pada siapapun.

Bak sebuah gembok yang kehilangan kunci, hati Hyunjin tertutup dengan sangat rapat.
Tak pernah ada celah kecil yang terlihat, apalagi terbuka menerima sosok baru untuk menggantikan cinta sejatinya.

Hyunjin telah berjanji.
Hatinya hanya akan diisi oleh Jeongin.
Hanya Jeongin hingga kelak Tuhan mempertemukan keduanya lagi dimasa yang akan datang.

" Kakak hari ini mau ketemu sama Changbin, Felix, Jisung, Minho, sama Chan..

Jisung beneran nerima lamaran konyol Minho, Je "

Hyunjin terkekeh pelan ketika mengingat Minho yang gemetar setengah mati ketika harus berhadapan dengan ayah Jisung yang notabenenya sebagai kepala kepolisian.
Pemuda Lee itu berkeringat dingin.
Bibir nya tak berhenti mengatakan kalimat

" Jin kalo papanya Jisung ga suka gua, terus gua ditembak gimana? "

" Jisung pasti nangis nanti "

" Jisung pasti mau kamu ada disana, sayang " lirih Hyunjin.

Hanya ini yang bisa Hyunjin lakukan dihampir setiap hari selama sepuluh tahun yang ia lewati.

Bercerita tanpa henti didepan bingkai foto milik Jeongin.
Menceritakan semua yang ia lakukan sejak matahari terbit hingga tenggelam.

Hyunjin selalu merasakan bahwa Jeongin memang benar benar ada disini.

Membersamainya, mengawasinya dari balik figura foto ini.

Hyunjin jelas tahu, penyesalan dan cinta yang terlambat disadari lah yang membuat dirinya tak bisa melupakan sosok Jeongin hingga hari ini.

Bayang bayang wajah pucat yang ia dapati di jam dua pagi pada sepuluh tahun yang lalu selalu menjadi mimpi buruk yang Hyunjin benci.

Terkadang, Hyunjin hanya bisa menangis dalam senyapnya malam.
Ego nya seolah tak terima bahwa kini ia dan sang kekasih telah berada di alam yang berbeda.

Sepuluh tahun semenjak kepergian Jeongin, banyak hal yang telah berubah.

Kecuali rasa yang Hyunjin janjikan untuk Yang Jeongin kekasih hingga matinya.

Kecuali rasa yang Hyunjin janjikan untuk Yang Jeongin kekasih hingga matinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
15 days before i go ; [ Hyunjeong ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang