Chapter 9 : Petunjuk Dibalik Musibah

242 38 23
                                    

"Hoy!!!" seseorang datang menepuk pundak Keigo yang terlihat sibuk dengan laptopnya. Sedikit menoleh untuk menemukan lelaki dibelakangnya tengah tersenyum lebar, memperlihatkan jejeran gigi yang putih. Jadi model iklan pasta gigi bagus nih orang.

"Eh elu, ada apa?" tanya Keigo mengenali lelaki itu.

"Eh gila itu permata yang lu jual ke gw banyak yang minat loh!" lelaki itu duduk didepan Keigo. Ekspresinya terlihat sangat gembira.

"Permata?" Keigo memiringkan kepalanya, mencoba memikirkan permata apa yang ia jual belum lama ini. Bentar nih, ini Keigo kekurangan duit kah ampe jual perhiasan ibunya?

"Itu loh yang lu jual murah ke gw seminggu yang lalu" Lelaki didepannya mencoba mengingatkan. Keigo masih berusaha berfikir karena terlalu banyak informasi di kepalanya.

"Oh! permata itu" akhirnya Keigo ingat. Seminggu yang lalu ia menjual sebuah permata pada lelaki didepannya ini. Yu namanya. Kebetulan kakaknya memiliki toko perhiasan yang cukup terkenal.

"Terus apa lu masih punya permata itu? Kalo ada gw mau beli lagi. Gak masalah kok harganya jadi mahal, karena banyak banget yang coba nawar dengan harga gede" Yu ingat saat kakak perempuanya bercerita banyak pelanggan tertarik ketika melihat permata tersebut dipajang di etalase. Bahkan permata itu sukses terjual sampai 800 juta.

"Gak, gw gak punya lagi permata kek gitu" Keigo kelihatanya gak begitu tertarik sama pembicaraan ini.

"Halah coba lu cari lagi deh, siapa tau ada kan? Kualitas permata lu bagus baget. Kek ada sesuatu yang spesial gitu"

"Udah gw bilang gak ada lagi. Lagian gw nemu gak sengaja juga" apa benar Keigo mencuri perhiasan ibunya? Hmmm mencurigakan ini Keigo.

"Ah masa?" Keigo kembali menatap layar laptopnya.

"Beneran!"

"Dahlah gw gak ada waktu buat itu! Gw ada yang perlu dikerjain!" Keigo berbicara sambil mengetik keyboard laptopnya, mengabaikan Yu.

"Lu yakin?" Keigo terlihat tak ada tanda-tanda akan menjawab membuat Yu mangut-mangut sendiri. Namun tak lama ia tersenyum misterius, seolah punya rencana lain diotaknya. "Yaudah kalo gitu, gw pergi dulu ya!" Yu beranjak dari duduknya.

"Bye" balas Keigo singkat dengan jari fokus mengetik.




***




Takumi berjalan masuk menuju ruangan dance. Tempat biasa ia berlatih dance bersama Ren dan Shosei. Tentu saja kali ini hanya dia yang dapat berlatih saat ini. Shosei masih dirawat dirumah sakit. Sedang Ren akan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah sakit.

Setelah berkompromi dengan diri sendiri akhirnya dia memutuskan mengikuti kompetisi dance itu, tapi dengan memakai nama Ren dan Shosei. Ia juga sudah mengabari Ren lewat Chat. Ren menyarankan supaya Takumi ikut dan memilihkan satu lagu untuk ia bawakan. Dancanya tak terlalu sulit tapi perlu power yang kuat. Jadi ia mulai belajar hari ini karena persiapan hanya dua minggu.

"Ruangan ini sepi tanpa mereka ya? " tanya Takumi pada pantulan dirinya dicermin. "Rumah juga makin sepi" Takumi hanya bisa menghembuskan nafas panjang.

Jujur ia sedikit lelah dengan banyaknya perubahan yang terjadi dirumah ini. Ia mengambil tablet diatas meja kecil diujung ruangan. Mencoba mencari file berisi dance yang akan ia gunakan. Sebenarnya Ren sudah menciptakan gerakan dance untuk lagu yang akan Takumi bawa. Hanya perlu mempelajarinya dan menghapalnya.




*




Ruki melihat satu orang berdiri didepan rumahnya, terlihat tengah mencari sesuatu. Ia jadi curiga apa mungkin orang itu adalah maling? Tapi dari pakaiannya sih gak mungkin. Kek seorang mahasiswa normal lainnya. Karena Penasaran Ruki samperin aja, siapa tau dia kaget dan kebetulan latah, lumayan menghibur.

Misteri Anak TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang