"Junki lu lihat kotak hitam dikamar gw gak?" tanya Ruki berdiri di depan kamar Junki.
"Gak tuh, gw gak pernah masuk kamar lu" ucapnya sambil memasukkan selembar baju ke dalam tas kecil berwarna coklat. "Emng isinya apaan?" lanjut Junki. Junki sekarang lagi siap-siap buat nemenin Ren di rumah sakit. Buat persiapan aja sih siapa tau nginep disana.
"Gelang" ucap Ruki. Ruki lupa kalau ia belum memberikan gelang pada yang lain. Ia hanya sempat memberikan gelang pada Shion dan Syoya. Berhubung banyak masalah terjadi akhirnya Ruki lupa. Bahkan sekarang kotaknya gak tau diletak di mana.
"Mungkin lupa naroknya kali?" Junki natap Ruki yang kelihatan sedang berfikir.
"Gak. Gw taro di laci. Tapi sekarang gak ada" ia ingat saat pulang dari rumah sakit sehabis menjenguk Shosei langsung taro di dalam laci, setelah itu gak pernah dibuka lagi.
"Kotaknya kecil banget apa ampe susah ditemuin?"
"Sedang, kek buat kotak jam tangan gitu. Apa anak-anak beresin kamar gw yah?"
"Setau gw sih gak ada. Tapi coba tanya dulu ke Syoya sama Shion di atas" Junki berjalan kearah Ruki sambil menyandang tasnya. Leleki itu ternyata sudah siap untuk pergi ke rumah sakit. Barang yang ia bawa hanya sesetel baju, sikat gigi, buku, ponsel dan charger. Sebenernya dia gak terlalu suka baca buku tapi persiapan aja siapa tau dia bosan kan. Lumayan buat temen tidur.
"Hati-hati dijalan lu" ingat Ruki. Keigo masuk rumah sakit juga karena berkendara saat itu, jadi jangan sampe terjadi juga sama Junki.
"Aman itu, gw gak bakal ngebut kok" ucap Junki.
"Oiya sekalian bawain baju Ren yah, tadi baju kotornya udah gw bawa balik" Ruki langsung berjalan kerah kamarnya, Junki mengikuti dari belakang. Ia melihat Ruki mengambil satu tas sedang berwarna hitam diatas meja lalu menyerahkanya pada Junki. "Bilangin ke Ren kalo gw milih baju buat dia ngasala, gw isinin 3 setel buat dia. Trus gw masukin juga beberapa makanan, sama charger karena dia ngeluh batrai ponselnya low" Ruki menjelaskan panjang lebar.
"Iyaya gw sampein. Ini bentar lagi lu jadi kek emak-emak dah" canda Junki. Yah tapi emng bener sih, apa karena dia ngelihat cara Sho kali yah? Kan sekamar mereka.
"Dahlah gak usah banyak bacot. Pergi sana, Ren sendiri" Ruki ngedorong Junki supaya dia cepat bergerak.
"Lu kali yang dari tadi banyak bacot" bales Junki gak terima.
"Iya iya iya" ucap Ruki males denger ocehan Junki.
***
Sho terlihat tengah duduk disebuah tuang tamu yang bahkan lebih besar dari ruang tamu rumahnya. Dinding ruangan ini dicet putih dengan beberapa tanaman hias diletakkan didalam rumah. Ia melihat sekeliling ruang tamu, banyak sekali foto terpampang disana. Dimulai dari foto pernikahan, keluarga sampai foto anak kecil. Dan Sho bisa menebak foto itu adalah milik Mame. Tersenyum kearah kamera dengan pipi bakpaonya.
"Maaf menunggu" suara seorang wanita membuyarkan pikiranya. Sho menoleh untuk menemukan pemilik rumah datang dari dalam dengan membawa nampan berisi dua gelas diatasnya.
"Maaf merepotkan" Sho menundukkan kepala, merasa tak enak harus merepotkan wanita paruh baya tersebut.
"Tidak-tidak" ucapnya tersenyum "Tamu memang harus dilayani bukan?" ia duduk sambil menaruh satu gelas berisi teh kehadapan Sho.
"Saya minta maaf bertamu di waktu seperti ini" Sho masih merasa tak enak hati.
"Tidak, harusnya saya yang berterima kasih kepadamu. Karena sudah mau merawat anak saya beberapa hari ini" ia terlihat tersenyum. Sama persisi seperti milik Mame. "Oiya silahkan minum" walupun sebenarnya Sho tak mau, tapi demi menghormati orang tua ia pun meminumnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/211300754-288-k799275.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Anak Terakhir
FanfictionAwalnya semua berjalan seperti biasa, tak ada kejadian aneh ataupun horor di rumah mereka hingga pada suatu hari seorang remaja bergabung. Rumah yang awalnya dipenuhi tawa berubah menjadi teriakan ketakutan. Satu persatu teka teki mulai terkuak. Sia...