"Kenapa ini bisa kejadian?" tanya Ren saat Ruki telah duduk di ruang tunggu. Ia terkejut saat baru keluar dari wc dan menemukan Ruki berlari tergesah menuju arah IGD."Gak tau, pas pulang gw denger suara pecahan dan nemuin Takumi ketimpa kaca diruang dance"
"Gimana? Gimana bisa? Maksudnya kaca itu benaran nyatu ke dinding dan kok biasa?!" Ren masih gak ngerti.
"Gw gak tau" Ruki ngurut pelipisnya.
"Apa rumah kita beneran aman sekarang? Yang lain gimana?" jelas Ren mengkhawatirkan yang lain. Kalau kaca yang seharusnya sulit untuk jatuh aja bisa jatuh gimana mungkin mereka aman dirumah.
"Gw udah nyuruh abang Sho pulang. Gw juga takut terjadi hal yang gak diinginkan. Dan satu hal lagi yang perlu lu tau. Syoya lumpuh sekarang"
"Hah? Tunggu? Maksudnya?" Terlalu banyak informasi masuk keotaknya saat ini.
"Dia gak bisa jalan dari tadi pagi, abang Sho udah manggil dokter tapi dokter gak tau penyebanya pastinya apa" Ruki menyandarkan punggung, terlalu lelah saat ini.
"Ini beneran gak masuk akal"
"Tapi gimana keadaan Shosei?" tanya Ruki lagi saat ingat tentang Shosei.
"Dokter bilang keadaanya makin membaik"
"Jadi udah bisa dijenguk?"
"Udah. Dia kelihatan baik walau belum sadar"
"Syukurlah"
***
Semua terlihat berkumpul diruang keluarga. Jangan tanyakan bagaimana wajah mereka saat itu. Ada yang menunjukkan ekspresi kesal, sedih, dan datar. Kalian tau sendiri lah siapa yang berekspresi datar. Sho menatap mereka satu-satu. Setelah pulang dari rumah sakit ia menelfon semua penghuni rumah agar berkumpul. Dan disinilah mereka sekarang, diam seribu bahasa. Larut dalam pikiran masing-masing.
"Kalian udah tau kejadiannya kan?" Tanya Sho memulai pembicaraan. "Kita bakal buat jadwal jagain Shosei dan Takumi di rumah sakit. Karena gak mungkin Ren bisa ngurus keduanya sekaligus. Ditambah Ren juga pasti capek disana. Hari ini Ruki bakal nemenin Ren. Dan gw mohon kalian juga jaga kesehatan dan selalu berhati-hati dalam segala hal" Sho menghela nafas panjang setelah mengatakan ini. Rasa pening menghampiri kepalnya karena dua 'adik'nya harus masuk rumah sakit dalam jarak yang tak berjauhan.
"Bang, walaupun kita udah hati-hati pun kalau penyebab kekacauan masih dirumah ini yah sama aja" ucap Keigo, orang pertama yang menanggapi.
"Penyebab kekacauan?"
"Setelah gw pikirin lagi, apa yang dikatain kak Keigo ada benarnya" Setelah penuh pertimbangan Syoya akhirnya ikut bicara. Menyampaikan apa yang ia pikirkan sejauh ini. "Sejak dia disini, rumah jadi aneh. Maksudnya, tiba-tiba gw jatuh sakit trus tiba-tiba kaki gw lumpuh tanpa tau penyebabnya" Syoya menatap Mame yang sekarang terlihat menunduk. Shion juga menatap Mame dari sudut matanya. Dalam hatinya ia kasihan pada anak itu, tapi pikiranya mengatakan bahwa Mame sumber masalah.
"Bentar, kenapa harus Mame? salah dia apa?" Sho tak mengerti apa yang Syoya sampaikan. "Namanya juga penyakit, datangnya gak bisa diprediksi"
"Shosei juga terluka dihari pertama dia disini kan? dan tadi giliran Takumi yang masuk rumah sakit. Jadi siapa lagi yang bakal nyusul mereka berdua?" giliran Junki yang bicara, ia menatap seniornya serius. Jujur ia panik dengan keadaan ini. Ia manusia bisa yang sayang nyawa, jadi wajar untuk takut dan berfikir korban masih akan bertambah setelah ini jika Mame masih dirumah.
"Kalian ga boleh menghakimi Mame seenaknya. Dia bahkan gak tau apapun. Seharusnya kita yang minta maaf karena dia harus mengalami hal gak menyenangkan saat disini" Sho masih berusaha membela Mame karena gak ada bukti kalau pelakunya adalah Mame. "Lagipula logikanya dimana Mame bisa ngebuat kaca di ruangan dance jatuh? Kaca itu bahkan nyatu sama dinding"
![](https://img.wattpad.com/cover/211300754-288-k799275.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Anak Terakhir
FanfictionAwalnya semua berjalan seperti biasa, tak ada kejadian aneh ataupun horor di rumah mereka hingga pada suatu hari seorang remaja bergabung. Rumah yang awalnya dipenuhi tawa berubah menjadi teriakan ketakutan. Satu persatu teka teki mulai terkuak. Sia...