"Jadi gimana keadaan kakimu?" tanya mama Ruki ke Syoya di ruang tamu. Beberapa saat yang lalu Ruki dan Shion telah kembali ke rumah dengan Syoya tinggal marena kalaupun diajak gak bakal bantu apapun.
"Masih gak bisa ngerasain apa-apa tante" jawab Syoya menatap kakinya sendu. Rasanya gak enak duduk seharian di kursi tanpa bisa bergerak bebas. Bahkan untuk sekedar ke toilet dia harus minta bantuan orang lain. "Syoya pengen cepat sembuh" ucap Syoya lesu.
"Pasti bisa sembuh kok, kamu harus semangat!" Mama Ruki mencoba memberi semangat pada remaja itu. Ia mengerti pasti sangat berat baginya yang terbiasa berjalan dan bergerak bebas kini harus terkurung di sebuah kursi.
"Semoga" Syoya berusaha senyum. Mama Ruki ngelihat Syoya secara teliti, ia sebenarnya bisa merasakan sedikit aura hitam di tubuh anak itu. Lebih tepatnya didalam tubuhnya.
"Sebelum kamu lumpuh gini, apa kamu makan sesuatu?" tanya Mama Ruki mencoba membenarkan apa yang ia pikirkan.
"Makan bubur yang dikasih Mame"
"Mame itu nak baru yah?" ia sempat mendengar nama itu sebelumnya dari Ruki, namun saat itu ia tak terlalu menanyakan perkara anak tersebut.
"Iya baru gabung"
"Tapi setelah makan bubur gak ada efek apapun kan ke kamu?" Syoya terlihat berfikir sejenak sebelum menjawab.
"Gak ada sih tante, tapi malamnya kaki aku agak susah digerakin dan besoknya kakiku beneran lumpuh total. Abang Sho udah manggil dokter buat meriksa, tapi gak ada yang salah. Dia gatau penyebabnya apa"
Persisi seperti yang ia pikirkan. Kemungkinan besar penyebab kelumpuhan Syoya karena ada sesuatu yang dicampur kedalam bubur tersebut. Dan jika ia bisa tebak lagi Syoya saat itu belum memakai gelang yang dibawa Ruki, kadang sebagai ibu ia kesal dengan anaknya sendiri, Ruki seringkali lupa akan sesuatu. Jika Syoya sudah memakai gelang saat memakan bubur, ia yakin tubuh anak ini tetap sehat. Atau paling tidak tubuhnya akan menolak bubur dengan cara memuntahkanya. Sekali lagi ia kembali menyalahkan anaknya.
"Gatau yah tante-" Syoya memecahkan keheningan. Mama Ruki kembali fokus pada anak remaja didepannya, menunggu ia melanjutkan cerita "Sejak ada Mame kok rumah jadi kacau gitu" Syoya memberanikan diri untuk membahas hal yang membuat ia sedikit terganggu.
"Bisa kamu jelasin lebih rinci?"
"Jadi pas malam pertama Mame dirumah aku tiba-tiba sakit, menurut dokter karena kecapean jadi aku percaya aja karena jujur aku juga ga inget kenapa aku bisa pingsan. Tapi besoknya ada yang cerita kalo terjadi keributan malam itu antara Shosei sama Mame. Shosei juga sempet bilang pengen ngelindungin aku, dan gatau kebetulan atau apa besoknya Shosei ditemuin terluka didapur. Nah dihari itulah Mame ngasih bubur ke aku karena dirumah cuma ada aku, Shion sama Mame" Saat Syoya menceritakan ini, ia masih dalam keadaan tak tau kalau sosok yang memberi bubur padanya bukan Mame, melainkan sosok lain.
"Gaada yg aneh kan sama buburnya?" Syoya hanya menggeleng pelan sebagai jawaban.
"Setelah itu 'kecelakan' bertambah" Syoya melanjutkan dengan penekanan di kata kecelakaan. "Tiba-tiba kaca di ruang dance jatuh nimpa kak Takumi sampai dilarikan ke rumah sakit. Malamnya karena kita panik tanpa banyak diskusi kita minta Mame dikeluarin, sayang abang Sho gak mau sampe akhirnya kak Keigo protes dan keluar rumah. Tepat malam itu juga kak Keigo kecelakan dan Sukai jatuh dari tangga karena adu argumen sama Mame"
"...."
"Aku gamau nuduh tante, tapi yah gimana lagi. Kejadian ini beruntun banget dan penyebabnya kebetulan berhubungan sama-" Syoya menghela nafas panjang sebelum melanjutkan "-Mame"
***
"Tadaima~" ucap mame saat melangkahkan kakinya memasuki Rumah. Terlihat sepi, sudah pasti penghuninya tengah berada di kampus dan rumah sakit. Kecewa? Tidak juga, ia tak merasa harus kecewa karena dia emang diharapin keluar dari sini, lagipula ia sudah menyampaikan pada Junki bahwa ia akan pergi setelah pulang sekolah. Mame hanya berharap setidaknya setelah ia keluar rumah ini akan kembali 'normal' seperti sebelumnya. Awalnya ia senang dengan hawa di rumah ini karena penuh kehangatan. Namun sekarang ia tak bisa merasakan hawa itu lagi kecuali kesunyian. Mame menatap rumah dengan seksama, seolah sedang mengatakan kata perpisahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Anak Terakhir
FanfictionAwalnya semua berjalan seperti biasa, tak ada kejadian aneh ataupun horor di rumah mereka hingga pada suatu hari seorang remaja bergabung. Rumah yang awalnya dipenuhi tawa berubah menjadi teriakan ketakutan. Satu persatu teka teki mulai terkuak. Sia...