|AWARE|Empat

14 9 0
                                    

Ketiganya pun langsung menaiki tangga karena kamar Rere ada di lantai dua.

Setelah sampai mereka membuka pintu perlahan lahan dan melihat Rere yang sedang terbaring di ranjang.

"Re..."ucap Riffany pelan sambil duduk di pinggir ranjang.

Rere membuka matanya saat mendengar seseorang memanggilnya.

Ia pun bangkit dari tidurnya.

"Ya,ada apa?"tanya Rere pelan sambil menatap ketiganya.

"Lo kenapa gak sekolah.Kita khawatir tahu gak.Kamu gak bilang bilang.Bahkan kamu absen kelas"ujar Riffany dengan nada khawatir.

"Bahkan setelah aku dipermalukan,kalian masih ingin berteman denganku?"tanya Rere dengan tatapan lurus ke depan tanpa menatap ketiganya.

"Re.Kita itu sahabat lo.Kita temenan udah lama Re,bahkan hampir 4 tahun.Kita bukan orang yang hanya memanfaatkan lo atau apapun itu.Tapi kita emang tulus sahabatan sama lo.Kalo kita orang yang hanya memanfaatkan lo saja,kita udah ninggalin lo waktu dulu atau gak akan nyamperin lo kesini cuma untuk liat keadaan lo.Nyatanya enggak kan"jelas Riffany sambil memegang tangan Rere dan diangguki oleh kedua temannya.

"Maafin aku,udah nuduh kalian yang enggak enggak."ucap Rere sambil menangis.

Ketiganya langsung memeluk Rere.

"Lo harus sabar oke.Besok lo harus sekolah.Kalo ada yang hujat atau ganggu lo bilang sama gue.Nanti gue bogem sekalian."ucap Refa sambil mengepal tangannya mempraktekan apa yang ia katakan barusan.

Sedangkan yang lainnya cekikikan mendengarkan ucapannya barusan.

"Ye..kaya berani aja lo"pekik Ririn.

"Ya beranilah"ucapnya lagi sambil memasang wajah sombong.

Rere bersyukur memiliki ketiga sahabatnya yang benar benar tulus untuk selalu ada di sampingnya walau saat suka maupun duka.

"Aku mau ngomong sama kalian"ucap Rere serius membuat ketiga temannya yang sedang sibuk dengan urusannya masing masing menatap ke arahnya.

"Ada apa?lo mau curhat?"tanya Ririn.

Tetapi mendapatkan gelengan dari Rere.

"Tapi kalian harus janji gak akan marah"pinta Rere dengan mimik wajah yang tidak bisa diartikan.

"Emang apa?"tanya Riffany yang penasaran.

"Tapi kalian harus janji dulu ya"pinta Rere.

"Tergantung apa yang mau lo omongin"ujar Refa.

"Janji dulu"

"Ya gue janji gak akan marah.Emang apa sih yang mau lo omongin.Serius amat"cerca Ririn.

"Aku mau pindah"ucap Rere pelan sambil memejamkan matanya juga air matanya yang mengalir yang ia bendung dari tadi.

"Maksudnya apa?"ujar Riffany.

"Ya,aku mau pindah rumah"ucap Rere.

"Tapi kenapa?"cerca Dira sambil menitikkan air mata.

Ia tidak rela berpisah dengan sahabatnya.

"Maafin aku..."

"Hanya karena itu lo pindah?"tanya Refa penuh emosi.

"Bukan..."

"Tapi ini memang keputusan yang harus aku pilih saat ini"jelas Rere.

"Tapi aku janji gak akan lama."janji Rere.

"Tapi aku mohon jangan benci aku.Aku memang pengecut yang pergi dari mas-"ucapan Rere terpotong saat ketiga temannya memeluknya erat.

Bahkan ia tidak menyangka dengan salah satu sahabatnya.

Refa wanita tomboy dengan segala tingkahnya yang tak pernah menunjukkan kelemahannya yaitu menangis.Ia tunjukkan saat ini.

Rere memejamkan matanya.

Sebenarnya ia tidak ingin meninggalkan ketiganya.

Tapi ini sudah menjadi keputusannya.

Tapi aku janji gak akan lama."janji Rere sambil melepaskan pelukan dari ketiganya.

"Tapi aku mohon sama kalian tunggu aku sampai kembali."pinta Rere.

"Sampai kapan pun kita akan menunggu  kehadiran lo kembali"ucap Riffany sambil menghapus air matanya dan di angguki oleh ketiga temannya.

"Kita habiskan waktu dulu,sebelum aku pindah dari sini."ucap Rere sambil tersenyum ke arah ketiga temannya.

"Setelah kamu sembuh,kita ke pantai.Gak ada penolakan"ucap Refa.

"Okeeee"balas yang lain.



Emmm sedih akutuuu😢
Lanjut ke part selanjutnya😊

AWARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang