|AWARE|Enam Belas

18 5 2
                                    

"Gue seneng banget liat wajah si nenek lampir itu malu haha"ketawa Riffany saat geng Vaisa itu pergi dengan wajah yang malu Judan kesal.

"Iya bener.Puas banget gue ketawain dia"sambung Ririn.

"Ini masih awal guys"ujar Rere yang membuat ketiga sahabatnya langsung menengok ke arahnya.

"Emang ada lagi ya? "tanya Ririn.

"Ada. Bahkan ada satu orang yang belum aku balasin dendam"sambungnya lagi.

"Siapa?"tanya Refa.

"Riaz"ucapnya pelan tapi masih bisa di dengar oleh ketiga sahabatnya.

"Maksudnya?"tanya Riffany yang masih bingung dengan ucapan Rere.

"Alasan kembali aku ke sekolah ini bukan hanya kalian,tapi untuk balas dendam ke Vaisa dan teman temannya,termasuk Riaz"jelasnya sambil menampilkan senyum smirknya.

"Emang lo mau ngerencanain apa?"tanya Ririn yang sudah terlalu kepo.

"Biasa aja sih, gak terlalu ekstrim.Tapi itu cukup buat dia malu,seperti yang pernah ia lakuin ke aku."

"Apakah dia akan melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Riaz dulu.Tapi rencana seperti apa yang akan ia lakukan?"batin salah seorang dari ketiga sahabat Rere.

Setelah mereka menghabiskan makanannya,mereka berdiri dan kembali ke kelas.

Saat beranjak pergi dari sana,ada sebuah tangan kekar yang mencekal tangan Rere.

"Gue pengen bicara sama lo"ujar lelaki itu sambil memandang Rere.

Sedangkan ketiga sahabatnya pergi karena mereka mengerti dia hanya punya keperluan dengan Rere.

Tangan kekarnya membawa dia keluar kantin yang memang sudah jadi pusat perhatian keduanya.

Keduanya berhenti di pinggir lapangan basket.

Lelaki itu menatap Rere,"Nama lo siapa?"tanyanya to the point.

Rere hanya mengernyitkan dahinya.Tapi dalam hatinya ia senang karena rencananya akan terasa mudah kala laki laki itu yang mendekatonya duluan.

Rere pun mengulurkan tangannya,"Nama gue Resta Tiffany Refarin panggil aja Resta atau Fany"ujar Rere sambil tersenyum.

Lelaki itu hanya memandang tangannya.Saat ia memandang tangannya ia melihat sebuah gelang yang sangat ia kenal.

Saat itu juga ia langsung memeluk Rere dan berbicara pelan,"Akhirnya gue bisa ketemu lo juga setelah belasan tahun kita gak ketemu."

Rere yang mendapat pelukan itu kaget. Ia juga bingung saat lelaki itu berbicara.

Setelah melepaskan pelukannya ia tersenyum,"Apa lo inget gue?"tanyanya.

Rere berfikir apakah dia mengenalnya?Rere panik dan sebisa mungkin ia menjawab dengan tenang.

"Eng.. Enggak lah kan kita baru aja ketemu"ucapnya sedikit terbata bata.

"Masa kamu gak kenal aku sih,aku ini kan ya-"

"Yaz lo dari mana tadi di cariin malah di sini.Sama cewek cantik pula"potong sabahatnya yang bernama Reno sambil menatap keduanya.

"Eh bentar deh,gue kayaknya liat lo di kantin tadi yang permaluin geng si Vaisa itu kan.Gue juga denger denger lo murid baru"sambungnya lagi.

Rere hanya tersenyum dan mengangguk.

Reno menepuk pundak laki laki itu,"Gila lo gercep juga ya."

"Apaan sih lo"kesal Riaz.Ya,nama laki laki itu adalah Riaz.

"Eh gue hampir lupa.Gue nyamperin lo itu karena bentar lagi ulangan si guru killer itu.Lo mau di hukum.Ayo ke kelas"ajaknya.

"Gue pergi ya"ujar Riaz pada Rere,dan rere pun mengangguk sambil melangkah pergi untuk menuju kelas.
Di sepanjang jalan menuju kelas,Rere merasa lega karena dia tidak mengenalnya.

Tapi yang membuatnya bingung adalah laki laki itu berbicara seolah dia sudah mengenalnya sangat lama.

Rere juga ingat saat laki laki itu memanggilnya Fany dan saat ia melihat lama ke arah gelang yang di pakainya dan langsung memeluknya.

Padahal gelang itu bukanlah miliknya.

"udahlah jadi tanbah bingung aku mikirnya.Bodo amatlah,yang penting rencananya udah lancar tanpa gue rencanain mateng mateng.Tapi tunggu bentar lagi aku akan balas seperti apa yang kamu lakukan dulu ke aku"batinnya dan menampikan senyum smirknya.

•••••

Assalamu'alaikum teman😊
Hayoo milik siapa tuh gelang
Jangan lupa vote dan comment yaaa
Follow juga ya aku aku😊
Semoga sukaaa
Lanjut jangan? 😁
Lanjut aja yaa😂

AWARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang