9

653 58 0
                                    

  Setelah menunggu beberapa menit, Lee akhirnya muncul dengan penampilan sedikit berantakan dan perban di tangannya terbuka.

"Apa yang kau lakukan?"Tanya Neji dengan dingin.

"Hanya menantang Sasuke."Ujar Lee dengan senyuman mantap membuat Neji memutar matanya.

Tenten mengambil tangan Lee dan memperbaiki perban yang melilit tangannya. "Hati-hati lain kali!"Ucap Tenten, Lee mengangguk dengan mantap.

Mereka bertiga pun akhirnya memutuskan untuk memasuki ruangan. Tenten menggiring Neji dan Lee ke bagian sudut ruangan agar mendapatkan penglihatan ruangan itu.

"Pasir, Hujan, Rumput, dan Suara. Ini akan menarik!"Ujar Tenten sambil mengamati partisipan yang terlihat menyeramkan dalam ruangan itu.

Seketika pintu terbuka dan memperlihatkan Tim tujuh yang masuk. Melihat Sasuke yang langsung dipeluk Yamanaka Ino dan Sakura yang marah. Lalu Tim sepuluh dan delapan.

"Sepupumu tuh!"Ucap Tenten dengan tak acuh, suara seperti angin ringan. Neji hanya mengembuskan nafas, walaupun dirinya masih marah kepadanya karena kejadian 9 tahun yang lalu tapi Neji tidak menyimpan dendam lagi karena omongan Tenten dulu. Apa yang Tenten bicarakan kepada Neji, tidak ada yang tahu kecuali mereka sendiri.

Ketiga tim itupun langsung menjadi berisik menarik perhatian partisipan lain. Sekarang partisipan lain memiliki mata seperti akan memangsa sesuatu ketika melihat tiga tim yang sedang ribut itu.

"Mereka menjebak diri mereka sendiri."Komentar Tenten yang terkesan dingin.

Lalu datanglah Kabuto menenangkan ketiga tim itu. Melihat Kabuto, mata Tenten menjadi tajam dan dirinya mengepalkan tangannya. Untuk sekarang dirinya tidak akan memaafkan Kabuto dan Ororchimaru tapi dia tetap harus membiarkan mereka hidup karena mereka menjadi sekutu di masa depan.

Tenten mendengarkan dengan sesama. Pendengarannya telah ia tambahkan sedikit chakra agar lebih tajam.

Kabuto tengah memberikan mereka informasi-informasi yang ingin mereka ketahui.

Tenten berpura-pura acuh dan mulai melihat sekelilingnya. Hampir semua partisipan melihat ke arah ketiga tim yang sedang berbincang dengan Kabuto.

Ketika Kabuto selesai menjelaskan, salah satu partisipan dari desa hujan berniat menyerang salah satu Genin itu tapi segera dihentikan oleh Kabuto yang mengorbankan kacamatanya, alhasil kacamatanya pecah.

Tiba-tiba sebuah asap muncul dan sesosok pria tinggi yang menyeramkan berada di dalam asap itu. Suaranya yang berat menggema di dalam ruangan itu, "Tidak diperbolehkan untuk berkelahi kecuali kalian ingin didiskualifikasi!"Titahnya.

Itu dia, Morino Ibiki. Ketua organisasi T&I.

Tenten memandang Ibiki. Di kehidupan dulunya, dia jelas tidak dekat dengan pria menyeramkan ini. Hanya pernah diberi perintah olehnya sekali atau dua kali.

"Yang ingin mengikuti Ujian segera menyerahkan formulir dan menukarkannya dengan nomor duduk yang sudan ditentukan."Perintah Ibiki kepada para partisipan.

Mereka semua langsung mengantri kepada salah satu Chunin yang memegang kotak.

Tenten mendapatkan tempat duduk yang sama seperti kehidupannya dulu.

"Baiklah, kalian semua sudah mendapat kan temoat duduk kalian masing-masing kan? Maka aku akan menjelaskan dulu peraturannya dan tidak diperbolehkan untuk bertanya."Ujar Ibiki dengan tegas.

Beberapa Chunin mulai membagikan lembaran kertas yang dibalik agar tidak bisa dihat isinya.

"Kertas di depan kalian terdapat sembilan soal yang harus kalian jawab. Dan untuk soal nomor sepuluh itu nanti. Peraturan yang pertama adalah kalian harus mengerjakan soal dengan benar untuk mendapatkan poin, salah satu berati dikurang satu poin, salah dua dikurang dua poin. Tapi jika salah satu dari anggota tim kalian mendapat poin nol, otomatis tim kalian gagal."Ujar Ibiki.

A New Chance to Become The OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang