1

2K 113 3
                                    

Saya mengulangi ceritanya, kumohon bisa dimengerti. Selanjutnya cerita ini direvisi dan ditambahkan beberapa hal, mungkin juga hal yang tidak ada kaitannya dengan alur cerita. Jadi bisa dibilang sedikit crossover, tapi alur ceritanya tetap sama seperti alur cerita Naruto tapi karakter Tenten akan mengalami beberapa perubahan. Terima kasih.



  Tenten, itulah nama seorang Kunoichi yang sedang berdiri di atas tebing. Di belakang nya terlihat beberapa mayat yang bergelinang darah.

Sebuah katana dengan ujungnya yang penuh dengan darah menjelaskan kalau sang Kunoichi telah membantai mereka semua.

Tenten terlihat tidak peduli dengan kekacauan yang telah dibuatnya karena memang itu adalah sebuah perintah dari pimpinannya. Sebagai bawahannya, dirinya harus menyetujui dan melaksanakan perintahnya itu.

Seketika angin berhembus dan menerbangkan rambut coklatnya yang tergerai.

Tenten segera berbalik dan berlutut ketika melihat seorang pria berusia 30-an dengan rambut kuning mencuat dan pria itu memakai jubah berwarna putih dengan bagian bawahnya berwarna oranye, tepat di jubah itu tertulis "Hokage ke-7".

"Hokage-sama."Ucap Tenten sambil menundukan kepalanya.

"Berdirilah.."Ucap pria di depannya.

Tenten mulai berdiri tegak dan menatap pria di depannya dengan kepala sedikit menunduk.

"Apakah misimu sudah selesai?"Tanya pria itu.

"Sudah Hokage-sama, tinggal membersihkan hasilnya."Ucap Tenten memberitahu keadaan misinya.

Pria itu mengangguk lalu berjalan mendekati Tenten dan menepuk bahunya.

"Hinata mengundangmu dan Rock Lee untuk makan malam, semoga bisa hadir."Ujar pria itu.

"Akan kuusahakan Hokage-sama."Jawab Tenten.

"Tidak perlu memanggilku dengan panggilan itu jika kita berbicara seperti ini."Ucap pria itu menasehati Tenten.

"Arigatou, Naruto-kun."

Pria itu mengangguk puas. "Akan kuserahkan ini padamu."Ujarnya sebelum menghilang kembali dalam sekejap.

Tenten mengembuskan nafas lalu mulai berjalan menuju mayat-mayat yang bergelinang darah. Seketika bau amis yang menyengat membuat Tenten mengerutkan alisnya dan menutup hidung dan mulutnya dengan masker hitam.

Tenten mulai membersihkan kekacauan yang telah dia buat. Mayat-mayatnya diambil dan dikumpulkan di sebelah kiri dan dibakar. Tenten menggunakan ninjutsu air untuk membersihkan genangan darah yang berada di tanah dan membakar tanah itu untuk memghilangkan bau amisnya. Setelah itu Tenten menyemprotkan spray dengan aroma anggrek untuk menutupi jejaknya karena ditempat itu dipenuhi dengan bunga anggrek.

Setelah itu, Tenten membersihkan katananya yang terdapat noda darah di ujung bilahnya menggunakan saputangan yang dia bawa, untungnya noda darah itu masih basah jadi tidak terlalu sulit untuk membersihkannya dengan saputangan. Saputangan itupun dicuci di sungai yang berada tidak jauh dari tempat itu.

Menutup kembali wajahnya dengan topeng Anbu nya, Tenten mulai pergi dari tempat itu dengan melompat dahan-dahan pohon dengan kecepatan tinggi.

Tenten terus melompat dahan sampai dia melihat sebuah lembah. Dirinya melompat dengan tinggi, tapi tepat di atas lembah itu sebuah sulur mengikat kakinya dan membawanya jatuh ke dalam lembah. Karena tarikan sulur itu terlalu kuat Tenten kehilangan keseimbangannya dan terjatuh dengan cepat ke dalam lembah yang gelap itu.

Tenten terus terjatuh dengan kecepatan tinggi membuatnya sedikit panik dan mencoba melepaskan sulur di kakinya tapi ikatan sulur itu terlalu erat sehingga Tenten tidak bisa melepaskannya. Dengan cepat mengambil sebuah kunai dari kantong kecil di celananya, dia langsung memotong sulur itu dengan tenaga tinggi.

A New Chance to Become The OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang