7

729 68 1
                                    

   Di pinggir area sembilan terlihat beberapa senjata berserakan di tanah. Dan seorang gadis tengah memunguti senjata yang berserakan itu.

Benar, Tenten tengah berlatih dan senjatanya berserakan dimana-mana, tapi dia harus bertanggung jawab membersihkannya.

Senjata-senjata itu berasala dari salah satu jurus buatannya dan jurus khasnya, Twin Raising Dragons. Jurus itu terdiri dari dua gulungan yang dipenuhi dengan senjata, setelah melakukannya akan muncul sebuah bayangan naga diikuti dengan ribuan senjata yang berasal dari naga itu.

Kunai terakhir pun berhasil dipungun Tenten. Dan dua gulungannya dia simpan kembali di dalam kantongnya.

Sudah lewat lima bulan setelah Tenten mendapatkan timnya. Dan sekarang dia mulai kembali beradaptasi dengan ini semua. Di masa depan, dirinya sudah harus hidup mandiri.

"Keakuratan mu sudah maksimal, sekarang mungkin bisa dibilang kartu trufmu sekarang!"Ujar Gai dengan antusias.

Tenten mengangguk saja. Sebenarnya jurus tadi bukanlah kartu trufnya. Dulu saat dirinya masih Genin, jurus itu merupakan kartu trufnya, tapi sekarang sudah berbeda. Senjata rahasia nya kali ini adalah Pedang Ethrenol (Pedang kaca yang dihadiahkan Yuko kepada Tenten).

Tapi walaupun begitu, pedang itu merupakan kartu truf terakhirnya. Sisanya merupakan kartu truf biasa, yang mungkin biasa digunakan saat Sparring.

Tenten pun memilih beristirahat bersama Neji sedangkan Lee yang sudah menjadi turunan Gai lebih memilih melakukan latihan lagi bersama dengan Gai. Dan mereka pun kembali berisik seperti yang Tenten ingat.

Mungkin tidak ada yang menyadari tapi Tenten sudah berada di Tingkat tujuh menengah dan itu sudah merupakan prestasi besar. Setelah memasuki tingkat awal menengah, kekuatan kultivasinya tiba-tiba melambat dan harus mencapai lima bulan untuk sampai pada tingkat tujuh menengah.

Tapi kata Yuko tidak apa-apa. Tenten masih seorang jenius, bahkan di dunia kultivasi membutuhkan 10-15 tahun untuk bisa berada di tingkatan menengah.

Tenten melihat Neji yang terdiam, sama sekali tidak melakukan apa-apa.

"Apa yang kau pikirkan?"Tanya Tenten dengan tenang. Dirinya masih memiliki aura dingin di dalam jiwanya.

"Menurutmu, apa itu takdir?"Tanya Neji. Lelaki itu sudah memikirkannya berkali-kali. Saat di akademi dia sudah percaya takdir Tenten adalah seorang kegagalan, tapi tak disangka ketika bertarung melawannya, Neji akan kalah.

Neji berpikir kembali mungkin takdir telah salah menilai. Tapi ketika dia mulai menyebut dirinya sendiri sebagai kegagalan, perkataan Tenten membuatnya terbeku. Dia awalnya tidak percaya dan hidup itu ditentukan oleh takdir, tapi setelah memikirkan nya berulang kali dia tidak bisa tidak bertanya pendapat orang lain.

"Bagiku takdir adalah sesuatu yang kita dapat dan kita kendalikan."Ujar Tenten dengan mata sayu tapi tidak ada yang melihatnya. Diam-diam muncul senyuman pahit di wajahnya.

"Maksudmu?"Neji sama sekali tidak mengerti perkataan Tenten dan merasa penasaran.

"Maksudku adalah takdir adalah sesuatu yang kita dapat, seperti bagaimana diri kita sekarang. Seorang perempuan atau seorang lelaki. Lahir di tanggal ini atau tanggal itu. Dan terlahir dari orang tua itu atau orang tua ini. Dan takdir yang kita kendalikan adalah sesuatu yang ingin kita kendalikan setelah sesuatu yang kita dapat. Seperti kau ingin menjadi orang kuat maka berusahalah. Lihatlah Lee, dia berhasil merubah takdirnya dari seorang yang lemah menjadi seorang yang kuat dan sepantar dengan kita walaupun sama sekali tidak bisa menggunakan Chakra."Tenten menjelaskan panjang lebar tentang pemikirannya. Dia sama sekali tidak khawatir Neji menghina nya. Karena dia merasa benar ketika dia meyakininya.

A New Chance to Become The OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang