Hari ini merupakan hari dimana Tenten akan mendapatkan timnya lagi dan bertemu dengan Gai-sensei.
Pada pagi hari, Tenten sudah berada di kelasnya dan melakukan kultivasi lagi. Dirinya begitu gigih ingin menerobos ke tingkat selanjutnya. Dikarenakan dirinya akan mengulang kehidupannya, dia harus menjadi kuat untuk bisa menyelamatkan orang yang gagal dia selamatkan dan hasilnya dia kehilangan orang yang berharga.
Tenten melihat Neji duduk di sebelahnya lagi dan menghela nafas. Ada apa dengan lelaki di sebelahnya, di kehidupan sebelumnya Neji selalu duduk jauh darinya sampai pemilihan tim.
Tenten pun memilih untuk mengabaikannya dan fokus pada latihannya saja.
Gejolak dan perasaan hangat itupun kembali lagi yang berati Tenten sudah berada di tingkat tiga awal. Ini lebih cepat dari dugaannya, menurut Yuko bahkan jika ingin menerobos akan membutuhkan waktu yang sedikit lama. Jika orang biasa membutuh waktu 4-5 hari untuk menerobos dan seorang jenius bisa menerobos dalam 2-3 hari. Tapi Tenten seorang monster, baru sehari dan dirinya sudah menerobos lagi.
"Astaga, kau benar-benar monster. Baru saja sehari kau naik ke tingkat dua dan sekarang kau naik ke tingkat tiga. Benar-benar monster!"
Tenten terkikik dalam hatinya mendengar ocehan Yuko. Tapi dirinya juga bersyukur, jika begini mungkin dia bisa mengubah apa yang pernah dia sesalkan.
"Baiklah, selamat untuk kalian yang lulus dan Rookie tahun ini adalah Hyuuga Neji. Dan sekarang kalian akan dibagi dalam tim."
Seorang Chunin berbicara di depan kelas. Hampir seluruh gadis dalam kelas mengangumi Neji sedangkan Neji hanya terlihat tak acuh.
Tenten memutarkan matanya tapi tetap diam dengan tenang.
"Tim sembilan. Hyuuga Neji, Tenten, dan Rock Lee. Guru kalian akan menjadi Maito Gai."Ujar Chunin itu.
Tenten tetap dia tenang tanpa terganggu sama sekali. Neji tampak tak peduli. Dan Rock Lee menundukan kepalanya.
"Baiklah, karena aku telah mengumumkan tim, kalian akan bertemu guru kalian pada jam dua. Terima kasih!"Ucap Chunin itu lalu pergi keluar kelas.
Tenten berdiri dan berjalan keluar kelas, tidak ada manfaatnya diam disini. Qi diluar lebih banyak ketimbang di dalam walaupun juga sama banyaknya. Tapi diluar, dia pun bisa sekalian memperbesar stok chakranya.
Tenten pergi ke suatu tempat di akademi dimana tidak akan ada yang tahu. Yaitu tepat disudut bagian timur akademi. Tempat itu sangat jarang dan bagus untuk berkultivasi dengan tenang.
Tenten duduk di bawah salah satu pohon dan mulai berkultivasi. Mungkin dirinya terlihat seperti tidur tapi sebenarnya Tenten harus memfokuskan pikirannya agar bisa menyerap banyak Qi.
Bersamaan dengan memperbesar stok chakranya, Tenten harus benar-benar fokus mengendalikan keduanya.
Beberapa bulir keringat bisa terlihat di wajah Tenten, dia harus benar-benar bekerja keras agar bisa mengendalikan kedua hal sekaligus.
Setelah beberapa jam, Tenten akhirnya berhasil. Dirinya berhasil menerobos ke tingkat 5 secara instan dan stok chakranya sudah banyak sekali seperti seorang Jinchuuriki.
Tenten menyeringai, kerja keras nya tidak sia-sia sama sekali. Bahkan Yuko pun terkagum-kagum dengan kemajuan Tenten yang melebihi seorang Jenius. Benar, Tenten adalah seorang monster dan bukan jenius.
Melihat langit, Tenten berpikir kalau waktu hampir mencapai Jam dua, jadi dirinya pergi dari situ dan memasuki akademi lagi.
Sudah banyak murid di dalam kelas, tapi beberapa murid juga masih di luar kelas.
Tiba-tiba seseorang menabrak bahu Tenten. Tenten tetap diam dan tenang tapi dirinya berbicara, "Hati-hati kalau jalan!"Ucap Tenten dengan dingin tanpa peduli untuk melihat siapa yang menabraknya.
Sedangkan orang yang tidak sengaja menabrak Tenten hanya mengernyitkan dahi. Orang itupun mengembuskan nafas sebelum pergi.
Seorang pria dengan potong rambut mangkok dan memiliki alis tebal memasuki kelas.
"TIM SEMBILAN, IKUT AKU!"Teriaknya sambil memperlihatkan giginya yang mengkilap.
Tenten dengan tenang berjalan ke arah Gai, wajahnya datar membuat orang tidak bisa membaca emosinya. Lalu Neji dengan alis mengkerut, lalu Lee yang tertunduk.
"Yosh, baiklah. Ikuti aku!"Ujar Gai dengan semangat.
Mereka pun keluar dari akademi. Gai membawa mereka ke suatu tempat seperti yang diingat Tenten.
"Sekarang perkenalkan diri kalian terlebih dahulu, aku ingin tahu."Ujar Gai dengan semangat.
"Hyuuga Neji, kesukaanku dan ketidaksukaanku bukan urusanmu. Hobiku bermeditasi dan impianku tidak usah tahu."Ujar Neji dengan arogan.
"Namaku Tenten, aku suka senjata-senjata ku, aku tidak suka orang yang arogan dan orang yang sombong, hobiku adalah tidak perlu. Impianku.....Tidak ada."Ujar Tenten dengan datar dan dingin membuat yang lain terdiam. Memang benar, Impian Tenten sudah tercapai, dirinya tidak punya hal lain untuk diimpikan lagi.
"Namaku Rock Lee, umm aku suka berlatih, aku tidak suka.., hobiku adalah berlatih, impianku adalah menjadi ninja terkuat walaupun aku tak bisa mengakses chakraku."Ujar Lee.
Neji mendengus.
Gai menatap ketiga muridnya yang memiliki karakter yang berbeda-beda. Seperti Neji yang arogan, Lee yang mempunyai tekad, dan Tenten...
Gai mengernyit. Dia tidak bisa mengerti murid perempuannya. Tenten memiliki tatapan kosong dan wajah datar yang dingin, membuatnya sama sekali tidak bisa dibaca. Seingat Gai, Tenten merupakan Kunoichi peringkat pertama di akademi dan keahliannya berdasarkan pada keakuratannya dalam senjata.
Neji merupakan Rookie tahun ini, Tenten adalah Peringkat satu Kunoichi, dan Rock Lee merupakan peringkat terakhir.
"Besok pergi ke area sembilan pada jam delapan."Ujar Gai.
Tenten mengangguk dan menjadj orang pertama yang meninggalkan tempat itu. Dia masih punya banyak hal yang harus dilakukan.
Di dalam Hutan kematian, Tenten tengah memegangi kepalan tangannya.
"Kau benar-benar belajar dengan cepat. Baiklah, ini adalah hadiah pertamaku untukmu."
Tenten membuka tangannya dan sesuatu mulai membentuk diatas telapak tangannya.
Tenten terpana. Di atas telapak tangannya terdapat sebuah pedang yang sangat cantik. Bilahnya merupakan sebuah kaca, tapi bukan kaca biasa yang mudah hancur, melainkan kaca ini begitu kokoh dan kuat. Gagangnya berwarma perak, dan ikatan sulur dengan mawar yang berwarna merah. Dilapisi dengan beberapa emas.
"I-ini?Sebuah pedang?"Tany Tenten, dirinya masih terkagum-kagum dengan pedang di depannya.
"Itulah hadiah mu!Ku secara khusus memberikan ini padamu, untuk membantu melakukan misi ini."
Tenten berterima kasih kepada Yuko. Dirinya pun memegang gagang pedang itu, Tenten terkejut merasakan pedang yang dibawanya benar-benar ringan namun kokoh jika diayunkan.
"Teknik yang akan kuajarkan padamu adalah Teknik Tiga Bilah Pedang. Teknik ini memungkinkamu untuk melakukan serangan dari tiga arah sekaligus. Jika teknik ini dilatih dan ditingkatkan dengan baik bisa menjadi senjata yang mematikan."
Tenten mengangguk. Dirinya mulai mengerti dan segera mencoba teknik ini, sama seperti Kenjutsu, Tenten bisa menguasainya dengan mudah.
"Teknik lainnya adalah Teknik Tebasan Rembulan. Teknik ini mengandalkan satu arah serangan tapi kokoh dan mampu membelah apa pun di depannya. Bahkan logam terkuat pun akan terbelah jika memakai teknik ini yang sudah dilatih dengan baik."
Tenten mencoba teknik ini dan seperti perkataan Yuko, teknik ini hanya memiliki satu arah serangan. Satu tebasan seperti setengah rembulan yang mengarah ke depan dengan lurus. Teknik itu berhasil membelah tiga pohon di depan Tenten.
"Teruslah berlatih, ingat apa tujuanmu sebenarnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
A New Chance to Become The One
Fiksi PenggemarKembali mengulang waktu untuk berada di masa lalu? Tenten kembali ke masa lalu dimana dirinya masih berumur 13 tahun. Tapi kali ini dia kembali untuk menebus penyesalannya. Tidak hanya itu, pengetahuan dan kekuatan pun meningkat. Langit dan Daratan...