11

612 63 1
                                    

   Pintu gerbang Hutan Kematian pun dibuka ketika sudah waktunya.

"Ayo masuk!"Ajak Tenten yang lebih dulu berlari dan masuk. Diikuti dengan Lee dan Neji.

Tim sembilan telah berlari selama satu jam menuju hutan yang paling dalam. Melihat seberapa jauh mereka di hutan, Tenten memutuskan untuk berhenti membuat Neji dan Lee pun ikut berhenti.

"Kenapa?"Tanya Neji. Seiringnya waktu, entah apa. Perlakuan Neji kepada Tenten melembut.

Tenten menempatkan telunjuknya di depannya bibirnya dan mengisyaratkan kedua anggota timnya untuk diam.

Seketika Tenten menghilang dari pandangan, detik berikutnya seorang jatuh dari pohon dengan keadaan pingsan. Orang itu memiliki beberapa memar di wajahnya.

Setelah itu, Tenten turun dari pohon.

"Mata-mata, jika tidak segera dilumpuhkan, kita yang akan kena masalah."Ucap Tenten sambil menepuk tangannya dan membersihkan pakaiannya yang terkena beberapa debu.

Neji dan Lee mengangguk, tapi mereka masih tertegun. Bagaimana Tenten menghajar orang itu tanpa satupun terdengar suara?

Tenten pergi ke orang itu dan mengambil sesuatu dari saku orang itu.

"Cih, sama."Decih Tenten. Gulungan yang ia dapatkan merupakan gulungan bumi sama seperti timnya yang mendapat kan gulungan bumi.

Tenten menyerahkan gulungan itu kepada Neji. "Jaga dulu gulungan itu, jangan langsung dibuang."Ucap Tenten.

Tim sembilan pun kembali melanjutkan perjalanan mereka. Akhirnya mereka menemukan tim yang memiliki gulungan surga.

Lee hendak menghajar tim itu dan mengambil gulungan surga sebelum Tenten menghentikannya. Lee menatap Tenten dengan pandangan bertanya begitupun Neji.

"Lihat yang benar!"Peringat Tenten.

Lee dan Neji pun melihat ke tanah dimana tim itu berada dan melihat sebuah siluet yang mengkilau. Itu kawat yang berada tim sudah membuat perangkap.

"Mereka cukup pintar untuk menggunakan perangkap kawat dan mereka sendiri yang menjadi umpan. Untung saja aku memperingatkan kalian, jika tidam entah masalah apa yang akan menimpa kita semua."Ujar Tenten. Lee dan Neji merasa bahwa ucapan Tenten ada benarnya.

"Lalu apa yang harus kita lakukan?"Tanya Lee. Dirinya sudah bersemangat sedari tadi, bahkan sebelum ujian dimulai.

"Jika kawatnya ada disana, kemungkinan pengaitnya ada di dalam semak-semak itu. Yang harus dilakukan adalah mengendap-endap dan potong pengaitnya."Ujar Tenten.

Tenten dan Neji menjadi orang yang akan memotong pengaitnya, sedangkan Lee yang mengawasi jika ada sesuatu yang terjadi. Lee tidak bisa menggunakan chakranya, jadi agak susah menyembunyikan suara langkah kakinya sehingga tugas itu menjadi tugas Tenten dan Neji.

Ting!

Ting!

Neji dan Tenten memotong pengaitnya disaat yang bersamaan. Karena pengaitnya dipotong, jebakan yang sudah dibuat tim lain menjadi tak terkendali dan menangkap tim itu sendiri.

"Apa?!"

Tim yang terkena jebakan berusaha untuk membebaskan diri tapi sebelum mereka membebaskan diri mereka, Neji sudah terlebih dahulu membuat mereka pingsan.

Tenten mengambil gulungan surga dari salah satu anggota tim itu dan memasukkannya dalam sakunya.

"Gulungan kita lengkap, ayo pergi!"Ujar Tenten. Gulungan Bumi dan Gulungan Surga berada di tangan Tenten yang berati Tim sembilan sudah lengkap, tinggal pergi ke menara.

A New Chance to Become The OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang