PROLOG

230 16 4
                                    

05.30

Kringgg...

Seorang gadis yang masih setia dengan selimut dan bantalnya terbangun karna suara alarm dari ponselnya.
"Selamat pagi semesta." kata gadis itu dengan semangat.
Hari ini merupakan hari pertama dia sekolah di sekolah yang baru setelah pindah dari Kota Bandung ke Jakarta.

Perkenalkan dia Michela Argawijaya, biasanya dia dipanggil Caca oleh teman-teman dan keluarganya, karna menurut mereka nama Michela susah untuk diucapkan.
Dia tidak mempermasalahkan dipanggil Caca, toh dia juga menyukai panggilan itu, menurutnya nama panggilan itu cocok untuknya.

Setelah Caca selesai bersiap-siap dan memakai seragam sekolah barunya dia turun ke bawah untuk sarapan bersama keluarganya.
"Good morning ayah." Sambil mencium pipi ayahnya. "Oh mama gak disapa nih?" Kata Lylyn dengan ekspresi yang disedih sedihkan.
"Hehehe, Good morning too mama cantik" sambil memeluk mamanya. "Yaudah ayo cepet dimakan sarapannya nanti kamu telat" kata Lylyn.

"Jadi gimana? udah siap kesekolah barunya Ca? Udah siap dapet temen baru?" Kata Andre. "Udah dong yah, pasti seru banget dapet temen baru disana" sahut Caca dengan semangat.
"Udah-udah cepetan dimakan, nanti kamu telat loh." Kata Lylyn yang sudah mulai kesal dengan mereka berdua.

Dilain sisi....

Seorang laki-laki dengan tubuh tinggi dan atletis sedang menikmati sarapan bersama keluarganya.
Kenalkan dia Arvano Dirgantara.
Tidak seperti keluarga Caca yang menikmati sarapan dengan canda dan tawa, mereka menikmati sarapan dengan keheningan.
"Ih cape deh bunda berasa sarapan sama patung, males banget deh" kata Lista yang berusaha memecah keheningan. Mereka berdua akhirnya tertawa mendengar celotehan Lista, "Akhirnya bunda bisa sarapan selayaknya manusia" sambung Lista dengan ekspresi terharu.

"Apasih bunda, dramatis banget" sahut Vano dengan terkekeh. "Udah cepetan makan sarapannya Vano nanti kamu telat" kata Dendra, ayah Vano.
"Susah benget deh... Ayah sama anak sama sama dingin" kata Lista dalam hatinya.

Namun Lista selalu bersyukur karena memiliki suami dan anak yang sangat menyayanginya.

Walaupun kadang sifat dingin dan irit bicara mereka sangat menjengkelkan bagi Lista, mungkin juga bagi orang lain.

Tapi apa boleh buat, itu mungkin sudah sifat Dendra dari lahir.
Dan seorang Arvano meneruskan sifat ayahnya.

---------------------------------------------------

TBC ya🥰
Jangan lupa vote and comment kalo mau cerita ini terus lanjut🤩
Kita up seminggu 2 kali yaw

Salam dari Alstroemeria🥀

Still YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang