Senin...
Siswa mana yang tidak benci hari senin?
Hari dimana kita harus berdiri ditengah lapangan yang panas dan mendengar amanat dari pembina upacara yang bisa sampai berjam-jam.Vano sedang bersiap dengan atribut hari seninnya, Vano tergolong anak yang cukup rajin, dan pintar tentunya. Tapi namanya juga laki-laki pasti tak luput dari kenakalan masa remaja.
"Van sekali-kali lah ayo bolos upacara" Devan paling malas yang namanya upacara, dia tidak mau wajahnya yang rupawan dan satu-satunya asetnya yang berharga ini harus menghitam terkena sinar matahari.
"Sekali-kali lo bilang? Tiga minggu berturut-turut lo udah gak ikut upacara" ujar Vano yang sudah kesal dengan kelakuan salah satu sahabatnya ini.
"Yaelah gak asik banget lo" Devan mengambil topi upacaranya dan berjalan menyusul Vano yang sudah lebih dulu meninggalkannya.
Sudah pukul 8 tepat, tapi pembina upacara masih belum juga selesai memberikan petuahnya. Sedangkan murid-murid sudah banyak yang mengeluh karna hari ini sangat panas. Khususnya Devan yang sedari tadi tidak henti-hentinya mengeluarkan umpatan untuk pembina upacara karna pidatonya yang sangat lama.
"Lama banget anjirr, cuma ngasih pidato doang" gerutu Devan yang membuat Vano jengah.
"Lo bisa diem gak?" ucap Vano yang sudah tidak sabar dengan tingkah Devan.
"Lo gak liat muka gue udah merah gini"
"Bacot banget lo jadi cowo, sono ke UKS" Vano mendongakkan kepalanya ke arah UKS, bermaksud untuk menunjuk UKS.
Tapi dirinya malah menemukan seorang gadis yang selama ini tidak pernah dia lihat mengikuti upacara tengah duduk didepan ruang UKS."Vann Vanoo, udah tuli ya lo" Devan memanggil Vano dengan suara setengah berbisik, takut dirinya ketahuan dan mendapat hukuman.
"Bacot lo"
"Yaelah baperan banget bang Vano" Goda Devan membuat Vano mendengus.
"Yaudah gue mau ke UKS buat tiduran, lo mau ikut gak?"
"Gak!" tolak Vano mentah-mentah .
Devan berjalan keluar barisan kelas, Vano melihat dia sedang berbicara dengan salah satu perempuan anggota PMR. Seperti biasa Devan sedang menggoda perempuan itu, terlihat dari sang perempuan yang tengah menunduk malu.
Setelah itu Devan berjalan kearah UKS, Vano kemudian kembali fokus dengan apa yang disampaikan pembina.
"Loh Ca? Lo disini lagi?"
"Eh Devan, iya Caca lagi gak enak badan aja"
"Devan lagi ngapain disini?" tanya Caca balik, karna dirinya tau kalau Devan tidak akan sakit karna hanya mengikuti upacara.
"Biasalah gue lagi males upacara, panas banget muka gue jadi merah ntar lo gak suka lagi ke gue"
"Ih Devan emang jago banget kalo disuruh ngegombal"
"Lo ngapain diluar?"
"Caca lagi liatin Vano hehe"
"Parah bucin banget lo, yaudah gue mau tiduran dulu di dalem"
"Oke"
Akhirnya setelah pidato yang panjang dan pembacaan doa, upacara hari ini selesai.
Siswa/i yang bubar langsung menuju kantin untuk membeli minuman. Persetan dengan hukuman, kali ini mereka benar-benar haus.Vano berjalan melewati koridor, dia masih berpikir tentang Caca yang tidak pernah mengikuti upacara sejak awal dirinya masuk sekolah. Hari ini Vano bisa memaklumi karna mungkin kemarin kondisi Caca kurang baik, tapi tidak mungkin setiap upacara Caca selalu sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Still You
Teen FictionCaca harus pindah kota dan sekolah akibat tuntutan pekerjaan ayahnya. Di sekolah barunya dia bertemu dengan orang yang disegani seluruh sekolah. Tapi Caca merasakan hal aneh. Caca yang sama sekali tidak mempercayai cinta pada pandangan pertama kin...