Keesokan harinya saat jam istirahat Caca memutuskan untuk membeli es krim dan bergabung bersama ke tiga temannya.
Saat hendak membeli es krim Caca bertemu dengan orang yang sudah dia tabrak kemarin.
Caca berusaha memberanikan diri untuk menyapa laki-laki tersebut, walau sebenarnya dia agak takut melihat wajah dingin laki-laki itu"Hay Vano" sapa Caca hangat.
"Lo siapa?" Jawab Vano dengan dingin.
"Oh iya, kenalin aku Michela Argawijaya bisa kamu panggil Caca, aku kelas sebelas IPA 1. Aku murid pindahan dari Bandung yang kemarin gak sengaja nabrak kamu di koridor" jelas Caca panjang lebar.
Vano hanya ber "oh" ria kemudian pergi meninggalkan Caca tanpa berkata apapun lagi.
Gadis itu hanya diam menanggapi reaksi Vano Yang dingin padanya.
Tapi gadis itu harus tetap positive thinking kali aja Vano lagi sariawan pikirnya.Caca akhirnya membeli dua es krim rasa vanilla dan rasa coklat, kemudian berjalan menuju ke meja tempat ketiga temannya duduk.
"Wihh es krim siapa tuh satunya? Buat gue ya?" Tanya Dita dengan senang.
"Ishh siapa yang bilang buat Dita? ini tuh buat Vano" jawab Caca.
Dira, dan Kayla tertawa melihat Dita yang cemberut karna tidak di belikan es krim.
"Ih iya-iya nanti Caca beliin deh buat Dita."
"Wahhh emang deh Ca Lo tuh terrrr the best" jawab Dita semangat.
"Kalo ada maunya aja Lo." Celetuk Kayla.
"Yaudah Ca sana kalo mau Pdkt sama pangeran es, good luck ya."
"Iyh sono, kali jadiaan Jan lupa kasih kita pj" kata Kayla menimpali.
"Hahahaha, iyh deh. Yaudah ya."♛♛♛
Seorang gadis berkepang dua sedang berjalan ke meja di pojok kantin dengan membawa dua es krim di tangannya, banyak pasang mata yang melihat kemana gadis itu akan pergi, tapi tetap saja gadis itu tidak peduli dan melanjutkan langkahnya dengan senyum manis yang terus tergambar diwajahnya, menjadikannya semakin cantik dan menggemaskan.
Gadis itu berhenti setelah sampai pada tujuannya, yaitu meja tempat Vano dkk duduk. Banyak warga kantin yang berbisik tentang Caca yang dengan berani datang ke meja tempat Vano dkk duduk.
"emm permisi" Caca mencoba untuk memulai obrolan.
ketiga sahabat Vano yaitu Dion, Arkan, dan Devan menoleh, merasa ditanggapi Caca kembali bersuara.
"Caca boleh duduk disini gak? soalnya meja yang lain udah penuh."
"Wahhh ada dedekk emesh nih, duduk aja gapapa." jawab Devan dengan segala jiwa ke playboy-annya.
"modus terosss, dasar sempak dugong." kata Dion.
"aelah bacot banget lo remahan krupuk." timpal Devan.
Dion hanya memutar matanya, malas dengan kelakuan temannya yang satu ini, sedangkan Vano dan Arkan hanya diam menyaksikan.Caca kembali bersuara agar kedua belah pihak yang sedang adu bacot ini diam.
"Btw Caca disini mau ngasih ini buat Vano, sebagai permintaan maaf karna Caca kemaren gak sengaja nabrak Vano." sambil menyodorkan es krim coklat yang tadi dia beli.
"WEEEHHHHH SI VANOOO UDAH ADA GEBETAN." teriak Dion heboh, membuat seisi kantin menoleh ke arah mereka.
"Bisa diem gak sih?" tanya Arkan kalem.
"Gak tau nih, bacot banget jadi orang" hardik Devan.
"Biarin dong orang gue yang punya mulut." Dion berusaha untuk membela diri.
Arkan dan Devan hanya menggelengkan kepala melihat aksi sahabatnya. Sedangkan Caca, gadis itu masih diam, bingung pada situasi yang dia alami."Jadi gimana Vano mau?" tanya Caca dengan tangan yang masih terulur memberikan es krim.
Laki-laki itu hanya melihat sekilas Caca dan kembali sibuk dengan ponselnya.
"Ihh Vano Caca ini lagi nanya, jangan dicuekin" Caca semakin kesal karna dia malah diacuhkan oleh Vano.
"Vano lagi sariawan ya? Atau lagi sakit? Tanya gadis itu kembali.
"Berisik." jawab Vano dengan ekspresi dinginnya.
Caca yang mendengar itu langsung kaget dan segera berhenti berbicara.
"Ehhh, maaf Caca gak bermaksut buat berisik kok."Devan yang melihat Vano bersikap dingin dan cuek pun iba dengan Caca sehingga dia berusaha untuk mencairkan suasana.
"Ehhh dedek Caca gak usah sedih gitu, si Vano emang gitu, keknya butuh ruqyah tuh anak. Sini es krimnya buat abang aja."
"Ih enak aja, ini buat Vano kalo Devan mau, Devan beli sendiri aja." jawab Caca."Vano beneran gak mau?" tanya kembali Caca.
"Yaudah kalo Vano gak mau Caca pergi dulu ya, maaf Caca ganggu."Gadis itu berbalik hendak pergi menuju meja ketiga temannya duduk.
Namun saat dirinya sudah berbalik dan akan pergi, suara bariton dari seorang laki-laki mengundang seluruh perhatian siswa yang ada di dalam kantin.
"Bentar." suara itu membuat Caca kembali menoleh.
"Cuma es krim doang kan? siniin." tanya laki-laki itu.
Caca hanya mengangguk dan memberikan es krim itu kepada Vano.
"Makasih." ucap Vano singkat
"Sama-sama" jawab Caca dengan senyum merekah yang membuat dirinya terlihat manis.Gadis itu berbalik dan bergabung kembali dengan ketiga temannya.
Seluruh siswa di kantin bahkan ke tiga sahabat Vano tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.
Seorang Arvano Dirgantara mau menerima pemberian seseorang yang baru dia kenal, bahkan orang itu seorang perempuan?. Sungguh sebuah keajaiban yang tidak pernah terbayang.-----------------------------------------------------------
Hay disini kita mau minta maaf sebelumnya
telat up, minggu ini sama minggu depan kita disibukkan sama kegiatan sekolah, tapi kita bakal trs berusaha buat up kok, so keep reading yaTBC ya🥰
Jangan lupa vote and comment kalo mau cerita ini terus lanjut🤩
Kita up seminggu 2 kali yawSalam dari Alstroemeria🥀
KAMU SEDANG MEMBACA
Still You
Teen FictionCaca harus pindah kota dan sekolah akibat tuntutan pekerjaan ayahnya. Di sekolah barunya dia bertemu dengan orang yang disegani seluruh sekolah. Tapi Caca merasakan hal aneh. Caca yang sama sekali tidak mempercayai cinta pada pandangan pertama kin...