13.KESEMPATAN

32 5 0
                                    

"LAH KENAPA ADA INI MAKHLUK?" teriak Caca membuat laki laki itu menutup telinganya.

"Buset dah, bisa diem gak?" protes laki laki itu mendengar suara toa dari Caca.
"Ishh jadi kemaren ayah sama mama gak ada dirumah gara-gara jemput abang?" tanya Caca dan diangguki kedua orang tuanya.
"Kenapa kemaren gak ngajak Caca? trs juga kenapa abang tiba-tiba pindah? Caca kira udah mau disana aja" gerutu Caca yang mendapat tarikan di tangan kirinya.
"Udah buruan sarapan, kemaren itu abang masih ada urusan disekolah lama, jadi gak bisa bareng-bareng pindahnya" jelas Rafa kepada Caca.
"Yaudah lah" jawab Caca seadanya sambil mulai memakan sarapannya.

Beberapa saat berlalu, mereka berempat sudah selesai melakukan sarapannya, Caca kemudian berdiri mengambil tasnya lalu berpamitan kepada kedua orang tuanya.

"Lah Ca, lo mau kemana?" tanya Rafa kepada Caca yang terlihat ingin meninggalkan ruang makan.
"Mau sekolah lah" jawab Caca.
"Berangkatnya sama gue" ujar Rafa.
"Lah kita satu sekolah?" tanya Caca bingung.
"Iya lah"
"Ahh enggak pokonya Caca gak mau berangkat sama abang, Caca gak mau ya dikerubungi cewek-cewek sekolah buat minta nomer abang" protes Caca.
"Hmm susah emang jadi orang ganteng kayak gue" ujar Rafa percaya diri.
"Hilihh, yaudah Caca berangkat duluan aja. Assalamualaikum" kata Caca kemudian pergi untuk berangkat ke sekolah.

Skip

Caca bisa melihat para siswi disekolahnya sedikit berteriak saat kakak laki-lakinya itu keluar dari pintu mobil sport-nya.
Bahkan ada yang tidak segan menghampiri kakaknya dan meminta nomer telponnya. Caca sampai heran apa yang menarik dari kakanya itu.

"Itu kenapa sih Ca, rame banget kek pasar malem" tanya Dita yang diangguki Kayla dan Dira.
"Gak tau tuh, kayaknya sih ada anak baru" jawab Caca seadanya.
"Mana sih?" tanya Kayla sambil mencari anak baru yang dimaksud Caca.
"Gak keliatan gue gegara cewek-cewek disana" sambung Dita.
"Gak usah buang-buang waktu deh, gak bakal keliatan juga" timpal Dira.
"Bentar-bentar sabar, orang sabar disayang cogan" ujar Dita sambil terus mencari.

"Ketemu! BUSET GANTENG BANGET" teriak Kayla membuat Caca kaget.
"Yaelah mana sih Kay?" tanya Dira.
"Itu anjir" jawab Kayla sambil menunjuk seseorang.
"YAALLAH JODOH GUE POKOKNYA" teriak Dita yang tak kalah kencang dari Kayla
"Kalian berdua kenapa sih?" tanya Dira yang sudah mulai kesal kepada Kayla dan Dita.
"Gak tau nih Dir, kayak udah Chanyeol aja yang dateng" Ujar Caca.
"Lu tuh Ca, gak bisa apa seneng liat yang bening" ujar Kayla.
"Halah tiap hari juga ketemu" kata Caca.

"HA?!" mereka bertiga langsung menatap Caca menuntut penjelasan.
"Nah kan Caca keceplosan, nanti aja deh Caca ceritain" jawab Caca santai dan tak memperdulikan ketiga temannya yang sudah diambang kekepoan.

Dilain sisi

Rafa sedang berjalan dikoridor sekolah barunya untuk menuju ruang kepsek. Sedari tadi memang banyak yang memperhatikannya tapi dia sudah biasa, namanya juga orang ganteng pikirnya.

Hingga tiba-tiba saat dia sedang asik berjalan ada seorang siswi yang menghalanginya dan membuat langkahnya terhenti.

"Permisi kak, boleh minta nomer hpnya?" tanya siswi itu sedikit malu tapi tetap saja dia berani menyodorkan ponselnya.
"Boleh" jawab Rafa dengan tersenyum yang seketika membuat siswi lain heboh dan mendekatinya untuk meminta nomer telpon.

"Kayanya gue ngelakuin kesalahan" pikirnya dalam hati

Skipp istirahat
(Enak ya di wtpd istirahat terus, serah kita dong:v)

Caca baru selesai bercerita kepada teman-temannya tentang kakak laki-lakinya. Mereka sangat kaget saat tau Caca ternyata memiliki saudara kandung yang tampan, tidak heran kalau Caca itu cantik. Dari segi keluarga memang memiliki tampang yang diatas rata-rata.

"Gue masih gak nyangka itu abang lo Ca" kata Dira.
"Hooh, tampang lo itu kek anak tunggal gitu" sahut Kayla.
"Bagi nomer kakak lo Ca" ujar Dita.
"Ihhh minta aja sama orangnya Dit, pokonya kalian janji gak bakal bongkar rahasia ini ya" kata Caca memperingatkan.
"Iya Caaa" jawab ketiganya serempak.

"Btw nih, Caca gak ketemu doi hari ini" ujar Caca sambil melihat sekeliling kantin tapi tak menemukan yang dia cari.
"Doi siapa?" tanya Dira.
"Palingan juga si Vano, iya kan Ca?" tanya Kayla yang di balas cengiran oleh Caca.
"Lu tanya aja sana sama pengikutnya" sahut Dira yang membuat Caca bingung.
"Pengikut apanya?" tanya Caca.
"Pengikut Ca.... ya siapa lagi kalo bukan temennya" jelas Dira membuat Caca mengangguk paham.
"Yaudah yaa bentar Caca tanya dulu"
"Goodluck Ca" ujar Kayla memberi semangat.

Caca kemudian berjalan menuju meja dimana teman-teman Vano duduk.

"Hay" sapa Caca hangat.
"Eh Caca, mau nyari Vano ya?" Tanya Dion Yang mengerti maksud kedatangan Caca.
"Hehehe iya, soalnya dari tadi Caca perhatiin Vano gak ada" jawab Caca.
"Dia lagi di rooftop, kalo lo mau ketemu dia, susul kesana aja" ujar Arkan yang dihadiahi senyuman oleh Caca.
"Makasih Arkan, makasih semua. Caca balik dulu ya"

Caca kemudian berjalan menuju rooftop sekolahnya. Saat sudah sampai diatas dia menemukan sosok laki-laki yang sudah pasti adalah Vano sedang tertidur dengan tangan yang menutupi matanya di sofa yang sudah tua namun masih layak diduduki.

Dirinya pun memberanikan diri untuk berjalan mendekat kearah Vano.

"Ngapain lo kesini?" tanya Vano dengan nada dingin khas dirinya.
"Loh Vano gak tidur, Caca kira tidur tadi" ujar Caca sambil melihat Vano yang kini sudah ada dalam posisi duduk.
"Gue tanya ngapain lo kesini?" kata Vano mengulangi pertanyaannya.
"Caca cuma pengen tau aja kok, Caca baru tau pemandangannya Bagus banget kalo dari sini" Caca berjalan sampai ke pembatas rooftop kemudian menempelkan tangannya disana.

"Vano tau gak?, Caca tuh suka banget sama Vano pas awal Caca ketemu Vano"

Vano masih diam tak bergeming, sejujurnya dirinya kaget gadis seperti Caca berani sekali menyatakan perasaannya secara langsung.

"Caca juga gak tau, aneh rasanya. Caca tau Vano bakal nolak, tapi gak masalah kan Caca ngomong jujur"
"Vano juga gak bisa nyalahin Caca karna suka Vano, salahin aja perasaan Caca yang gak bisa dikontrol" Caca masih terus melanjutkan kalimatnya.

"Percuma lo suka gue"

Suara Vano membuat Caca menoleh kearahnya.

"Mending lo lupain rasa suka lo ke gue, dari pada ntar lo sakit hati" lanjut Vano kemudian beranjak turun dari rooftop.

"Vano bentar" ucapan Caca membuat Vano kembali menoleh.
"Kasih Caca waktu 3 bulan buat bikin Vano jatuh Cinta sama Caca" kata Caca meyakinkan.
"Terserah" ujar Vano lalu kembali berjalan.

"LIAT AJA VANO, POKONYA CACA BAKALAN BIKIN VANO JATUH CINTA SAMA CACA" teriak Caca sebelum akhirnya tubuh Vano tak terlihat lagi.

-----------------------------------------------------------
Rafael Argawijaya

TBC ya🥰Jangan lupa vote and comment kalo mau cerita ini terus lanjut🤩Kita up seminggu 2 kali yaw(klo lagi mood aja hehe)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


TBC ya🥰
Jangan lupa vote and comment kalo mau cerita ini terus lanjut🤩
Kita up seminggu 2 kali yaw(klo lagi mood aja hehe)

Salam dari Alstroemeria🥀

Still YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang