"Didunia ini tidak ada yang bisa mencegahmu untuk merelakan dan memulai hidup baru."
-Alstroemeria
◆◆◆
Caca kembali menunduk merasakan sakit dikepalanya yang sangat luar biasa, dirinya benar-benar ingin menangis sekarang. Dia hanya ingin orang-orang disekitar tau betapa tersiksanya Caca saat ini.
Tiba-tiba ingatan yang selama ini ingin dia lupakan muncul tanpa permisi. Kenangan buruk bersama orang yang dulu sangat dia sayangi, orang yang benar-benar istimewa dihatinya.
Namun suatu kejadian mengubah rasa sayang Caca menjadi rasa benci yang sangat mendalam.
Kejadian dimana laki-laki itu tau penyakit Caca dan meninggalkannya bahkan sampai memakinya.
Kejadian yang benar-benar membuat Caca terpuruk, bahkan sampai memerlukan waktu berbulan-bulan untuk dirinya beraktifitas normal lagi.:::
Caca sudah tidak bisa lagi membendung tangisannya, akhirnya dengan segala keterpaksaan dia menangis, menumpahkan air mata yang sedari dia bendung.
Hal itu sontak membuat Vano terkejut, karna sedari tadi dia pikir Caca sudah lebih baik, akhirnya Vano mencoba bertanya pada gadis yang sedang menangis di sampingnya ini.
"Lo gak papa kan?"
Mendengar itu membuat Caca semakin menangis.
"I care about you okay" Caca menggigit bibir bawahnya berusaha menghentikan tangisnya.
"I-i love you" Ucapan Caca sedikit terbata karna tangisannya.
"So don't go" Dia benar-benar takut, takut dirinya ditinggalkan lagi saat kondisinya terpuruk.
"I need you" sambil sesegukan dan meremas tasnya, Caca menyelesaikan kalimatnya.
Vano yang mendengar Caca mengatakan itu pun terdiam, dia tidak tahu harus menjawab apa.
Sedangkan Caca yang tidak mendengar jawaban dari Vano hanya bisa menunduk dan berpikir mungkin dirinya terlalu memaksakan dirinya.Tiba-tiba Caca merasakan mobil Vano menepi dipinggir jalan dan berhenti.
Caca kemudian mengangkat kepalanya dan sedikit menoleh kearah Vano. Caca tidak mau Vano melihat dirinya yang benar-benar kacau sekarang."Ca" suara yang terdengar tidak asing memanggil nama Caca. Tapi kali ini terdengar lebih lembut dan bersahabat.
"I will not go away from you"
Caca yang mendengar Vano berbicara seperti itu sontak menoleh kearah sumber suara, persetan dengan wajahnya, Caca merasa bahagia sekarang. Setidaknya kalimat itu membuatnya sedikit tenang.
"Janji?"
Vano sedikit tersenyum dan kembali berbicara.
"Gue gak bisa janji Ca"
Caca yang mendengar itu terdiam, tapi yahh dirinya bisa mengerti.
Vano terlihat mengambil tisu dan menyodorkannya kepada Caca.
"Bersihin air mata lo"
Caca kemudian mengambil tisu yang disodorkan Vano, lalu mengelap air matanya.
Tapi setelah itu Vano tidak kunjung menjalankan mobilnya kembali, entah apa yang Vano cari Caca juga tidak tau."Selimutin badan lo" Vano kembali menyodorkan barang berupa jaket kepada Caca.
"Gak usah Vano, Caca udah gak papa" Caca mengubah posisinya menjadi bersandar pada kursi mobil, pusingnya masih belum hilang tapi sudah tidak separah tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Still You
Teen FictionCaca harus pindah kota dan sekolah akibat tuntutan pekerjaan ayahnya. Di sekolah barunya dia bertemu dengan orang yang disegani seluruh sekolah. Tapi Caca merasakan hal aneh. Caca yang sama sekali tidak mempercayai cinta pada pandangan pertama kin...