==========
"Pagi ini, sungguh sangat menggembirakan
Entah aku bermimpi apa hingga apa yang kuingginkan terjadi"
==========
.
.
=====
==05.15 Pm==
Alarm berbunyi nyaring membangunkan seorang pemuda yang masih terselubung selimut. Pemuda tersebut langsung bangun dan menyikap selimutnya. Alvin, ia segera keluar dari kamarnya dan bergerak menuju ke dapur.
Tetapi, ia dikagetkan dengan suara-suara orang memasak. Ia pun berjalan dengan pelan tanpa menimbulkan suara.
Dan setelah ia sampai di depan ruang makan, ia dikejutkan dengan meja yang sudah dipenuhi masakan dan minuman entah dari mana. Ia pun heran siapa yang memasak semua ini.
Dan sebelum ia selesai berfikir, ia dikejutkan dengan kehadiran kakaknya yang keluar dari dapur dengan celemek yang biasa Alvin pakai dan tanganya membawa 2 buah piring berisi nasi. Alvin pun menatap heran kakaknya. Ngak biasanya kakaknya begini.
"Oh, selamat pagi Alvin." Sapa Solar yang terlihat hangat membuat Alvin tidak percaya akan perubahan drastic kakaknya. melihat tingkah aneh adiknya, Solar langsung berjalan mendekatinya. Sontak Alvin sedikit takut dan berjalan mundur.
Tetapi langkah Solar lebih cepat darinya. Alvin pun hanya pasrah dan menutup mata. Tetapi ia dikejutkan dengan sebuah pelukan. Ia pun membuka mata dan nampak Solar sedang memeluk dirinya.
Pelukan tersebut nampak hangat, lalu Alvin yang mulai merasa lega dan tenang membalas pelukan dari kakaknya. ia pun sedikit meneteskan air mata kebahagiaan. Melihat Alvin menangis, Solar melepas pelukannya dan menghapus air mata.
"Maaf, kakak minta maaf." Ucapan yang terlontar dari mulut Solar membuat Alvin terkejut. Mendengar kakaknya minta maaf, Alvin hanya membalas dengan anggukan.
"Alvin...." Ucap Solar kepada adiknya yang membuat si adik yang lebih pendek mendongakkan kepala ke atas. Dan Alvin sedikit terkejut karna wajah mereka berdua dalam jarak yang sangat lah dekat.
Melihat keadaan sudah meyakinkan, Solar pun mendekatkan bibirnya dengan bibir adiknya. Rasa lembut dari halusnya bibir adiknya membuat ia memperdalam ciumannya. Bola mata Alvin pun membesar tidak percaya, namun kakaknya hanya memejamkan mata. Dan ketika bibir Alvin terbuka, Solar memasukan lidahnya, mengabsen setiap inci mulut adiknya, dan lidahnya bertemu dengan lidah adiknya yang kenyal.
Alvin pun mengeratkan genggamannya pada kaos Solar yang menandakan paru-parunya harus diisi kembali. Solar pun dengan berat hati memutus cumbuan mereka. Dan terciptalah seutas benang saliva di antara bibir mereka.
"Udah sana mandi dulu." Perintah Solar kepada Alvin. Alvin yang masih belum percaya akan kejadian ini pun segera pergi ke kamar mandi.
=====
Setelah selang beberapa saat, Alvin pun keluar dengan keadaan bersih dan rapi lengkap dengan seragam sekolahnya serta sebuah senyuman mengembang di bibirnya.
"Sini makan, nanti keburu dingin." Ucap Solar sambil menepuk kursi kosong disebelahnya. Yang diajak hanya menganguk dan berjalan menuju kursi tersebut. dan mereka pun mulai menyantap hidangan ala Solar tersebut.
"Gimana masakan kakak?" Tanya Solar sambil menyantap sarapannya.
"Hmmmm, ngak parah amat. Tapi tetep enak." puji Alvin setelah menelan sesuap masakan buatan Solar.
"Udah cepetan habisin. Nanti keburu telat." Ujar Solar sambil membawa piring miliknya yang sudah kosong.
"Cepet amat makannya. Ngak kayak biasanya." Guman Alvin lalu menghabiskan sarapannya.
Dan kedua pemuda tersebut segera bersiap berangkat menuju ke sekolah mereka.
TBC
==========
Don't forget to vote
And comment
Wanna continue?
Stay tune!
==========
Hublerohue
KAMU SEDANG MEMBACA
👑Kepingan Memori👑 [S1] [Complete]
Fanfiction(Slice of Life)(Shounen-ai) Genre: Family, Romance, Tragedy, Bromanec, Hurt/Comfort [S1][AutoPhobia] : Complete [S2][Memory Recovery] : On Going [S3][???] : On Plan Status : Complete ================================...