[S1][Eps]{It's Hurt}[10]

116 16 0
                                    

==========

"Menyembuhkan luka fisikku mungkin suatu hal yang mudah

Namun, menyembuhkan luka batinku bukanlah hal yang mudah."

==========

.

.

==Alvin Pov==

Bruukkk.....

Ah, sakit sekali!. Rasa sakit langsung menyerang tubuh mungilku. Ditambah luka yang telah tergores karena aksiku yang sekarang digenggam erat, bahkan kuku yang sedikit tajam menambah luas luka ku.

"Sekali lagi kau berkata seperti itu, akan ku buat kau menyesal!" Ancamannya yang sedikit keras.

"Tch, menyesal? Ngak akan! Seharusnya kakak yang menyesal!" Gertakku tak kalah tinggi. Dan aku merasakan cekikan dileherku semakin erat yang membuat nafasku semakin sulit.

Akupun mencoba melepas cekikannya. Namun semakin aku mencoba melepasnya, rasanya cekikan itu semakin kuat. Suara tawanya mulai terdengar mengerikan. Rasanya aku harus mencari jalan lain. Kuambil ponselku tampa pengetahuannya dan mengetik pesan.

Seketika setelah itu, pandanganku mulai memburam. Diikuti tawanya yang semakin menjadi-jadi. Semakin lama nafas ku semakin habis. Dan mulai kurasa cekikanknya mulai ia lepas. Namun sepertinya terlambat. Mataku sudah sepenuhnya mengatup dan alam bawah sadar mulai kujejaki.

=====

Dan entah berapa lama aku pingsan, kesadaranku mulai kembali. Kulihat plafon kuning cerah dengan pinggiran biru aquamarine. Dan kupastikan aku berada dikamarku. Setelah kesadaranku kembali sepenuhnya aku sadar bahwa aku berada diatas Kasur. Aneh rasanya, sebelum pingsan aku ingat aku tergeletak di lantai kamar.

Sebelum aku berfikir lebih jauh, terdengar suara pintu kamar terbuka. Terlihatlah seorang pemuda dengan pakaian serba biru muda dan nampan yang sedang dibawanya.

"Pagi Vin. Udah sadar toh." Aku pun tersenyum setelah melihat bahwa ia sudah datang. Ia pun duduk di sebelahku. Dan ia segera mengambil obat yang ia bawa dan segera merawat lukaku.

==Flashback End==

.

.

==Gempa Pov==

"Begitu kak." Ucapnya seraya mengakhiri cerita nya. Akupun turut merasakan apa yang ia rasakan. Namu ada sesuatu yang aneh.

"Tapi, kenapa kamu nekat melukai diri sendiri Vin?" dan ia hanya menghela nafas sebelum memulai penjelasannya.

"Entahlah. Saat aku bangun tadi pagi, rasanya tubuhku seperti dikendalikan oleh sesuatu. Ingin aku mengambil alih kembali, namu bergerak saja rasanya susah. Aku seperti terperangkap di alam bawah sadarku sendiri. Dan aku samar-samar melihat sebuah bayangan yang persisi seperti diriku mengontrol tubuhku." Penjelasannya membuatku menelan ludah kasar. Sebuah bayangan? Mirip dengannya? Apa mungin itu.........

Ah, lupakan. Yang terpenting Alvin selamat. Keheningan pun melanda untuk beberapa saat. Tiada kata-kata terucap di antara kami berdua. Alvin pun kelihatan menundukan kepala seperti merenungkat sesuatu.

Tiba-tiba Alvin langsung beranjak menuju dapur dengan tangan menutupi hidungnya. Aku pun merasa aneh dan memutuskan untuk mengikutinya.

Namun ketika aku sampai di dapur, aku kaget bukan kepalang. Alvin sedang berdiri didepan wastafel dengan tangannya yang bolak-balik mengambil tisu dan menyumbatkannya dihidungnya. Sepertinya mimisannya banyak sekali.

Aku mencoba mendekatinya. Namun sebelum aku melangkah sekali-lagi, Alvin pun langsung jatuh pingsan. Dan beruntungnya responku cepat dan jarak kami berdua tidak terlalu jauh.

Aku segera menggendong dia dan membaringkannya dikamar Thorn. Aku pun memanggil Thorn dan menyuruhnya menggambilkan obat dan kompres. Aku pun hanya menunggu sambil duduk dikursi dengan cemas.

Namun, aku menemukan sesuatu yang sedikit mengganjal. Aku menemukan selarik kertas diantara halaman buku besar yang sepertinya milik Alvin. Aku mengambil ketras itu dan membacanya. Dan aku terkejut melihat isi kertas itu adalah............

TBC

==========

Don't forget to vote

And comment

Wanna continue?

Stay tune!

==========

Hublerohue

👑Kepingan Memori👑 [S1] [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang