==========
"Teman sejati tidak akan meninggalkan kita
Walau ia harus mengorbankan miliknya yang berharga."
==========
.
.
===
"Solar...."
Solar yang sedang merenung di atap langsung berbalik badan mendenar namanya dipanggil. Lantas nampaklah pemuda dengan kaos serba biru dan celana pendek berdiri di ambang pintu sambil membawa sebuah nampan berisi makanan.
"Kamu makan dulu." Ucap pemuda tersebut sambil meletakan nampan di sebuah meja. Lalu ia berjalan mendekati Solar dan duduk di sampingnya.
"Ga Ice. Aku belum lapar." Jawab Solar kepadanya. Ice hanya menghela nafasnya. "Kamu dari pagi belum makan lho. Klo nanti sakit gimana?" Ucap Ice dengan khawatir.
Solar hanya tertawa ringan melihat temannya menghkawatirkan nya. "Tumben tubennya kamu bisa khawatir gitu?" Ledek Solar sambil tertawa pelan. Ice hanya diam cemberut sambil menggembungkan pipinya.
"Solar!" Teriak Ice dengan tangan nya yang menutupi mukanya yg sudah merah padam. "Ice, kenapa harus malu mengungkapkannya?" Tanya Solar yang sudah berhenti tertawa.
"Ya, sama siapa lagi? Kak Ufan juga bisa jaga diri kan? Dan kondisi mu sedang buruk sol. Lebih baik kamu makan dulu terus istirahat." Ucap Ice bijaksana yang membuat Solar terharu dan lantas memeluknya.
Ice yang tiba-tiba dipeluk hanya pasrah dan membalasnya. "Terima kasih Ice." Ucap Solar ditengah tangisannya. "Sama-sama Sol." Jawab Ice sambil mengelus-elus punggung sahabatnya utuk menenangkannya.
== At City Park==
Semilir angina sejuk dan kicauan burung yang merdu menghiasi suasana di taman kota yang ramai pengunjung. Nampaklah seseorang sedang duduk sendirian di bangku taman sambil menatap kosong langit.
Syal biru dengan garis kuning sudah menandakan bahwa itu Alvin. Sepertinya ia sedang menenangkan dirinya dari semua masalah yang sedang ia coba selesaikan. Sejenak Alvin memejamkan matanya perlahan sembari menikmati suasana.
.
.
.
Hening....
.
.
.
.
Dan santai.
.
.
.
Itulah yang dirasakan Alvin sebelum.......
.
.
.
.
.
Booooooooo!
"HUUUUWAAAA KAKAK!!!!!." Jerit Alvin setelah sebuah suara mengejutkannya. Lantas ia menoleh mencari sang pelaku. Pemuda dengan topi dan pakaian serba biru lah pelakunya. "Kak Upan!" pekik Alvin sambil melirik tajam sang pelaku.
Taufan yang menjadi pelaku hanya terkekeh ringan. "Tatapanmu ga setajam tatapannya Hali tau...." Ledek Taufan sambil duduk disebelah Alvin. "Kangen Solar ya?" goda Taufan sambil merangkul Alvin.
"M...mana ada!" Jawab Alvin dengan gugupnya lengkap dengan rona merah dipipinya. Melihat reaksi Alvin membuat Taufan tertawa. Tawa Taufan malahan membuat rona dipipi Alvin semakin menyebar.
"Kak Ufan!!" Jerit Alvin sambil memalingkan wajahnya yang penuh dengan rona merah. Taufan pun segera menghentikan tawanya dan mendekat ke Alvin.
"Hei, ngapain harus malu? Wajar dong, kamu kan adiknya Solar. Sudah pasti kamu kangen." Jelas Taufan sambil meregangkan tubuhnya sambil sesekali melirik Alvin yang sudah mulai menengoknya. "K...kenapa Kak Ufan bisa yakin?" Tanya Alvin lirih sambil menoleh ke arah Taufan.
"Karena aku dan Ice sudah pernah mengalaminya." Jawab Taufan dengan santai membuat Alvin bingung. "M..maksudnya?" Tanya Alvin sambil menatap Taufan penuh kebingungan."
"Dulu, Aku dan Ice pernah bertengkar karena suatu hal sepele. Saat itu Ice marah besar sampai-sampai ia kabur dari rumah." Jelas Taufan sambil menatap langit pagi. "Dan kejadian itu mirip dengan yang kamu alami." Ucap Taufan sambil menatap Alvin.
"Lalu, setelah itu apa yang terjadi?" Tanya Alvin dengan penuh pertanyaan. Taufan pun hanya tersenyum dan mengelus-elus rambut Alvin. "Coba kamu pulang dan minta maaf. Aku yakin Solar juga sudah lama ingin bertemu dan meminta maaf juga." Ucap Taufan dengan senyumnya yang mengembang.
"Kak Ufan......" Ucap Alvin lirih sambil memandang Taufan dengan tatapan takjub. "Baiklah, akan kucoba!" Seru Alvin dengan penuh semangat. Taufan pun tersenyum sambil mengelus rabut Alvin sekali lagi sebelum sesuatu yang buruk terjadi.
"KAKAK!!!!!"
Sebuah suara panggilan sedikit cempreng membuat Taufan meneguk ludah dan sedikit ketakutan. Alvin yang tau suara siapa itu hanya tersenyum jahil. "Kak Upan Disini!!" Jerit Alvin yang membuat aksi pelarian diri Taufan gagal.
"Oh, disini rupanya....." 3 kata yang memiliki aura hitam yang pekat membuat Taufan langsung ketakutan. "eh, Ice..... kamu ngapain disini?" Tanya Taufan dengan gugupnya sampai-sampai keringat bercucuran di seluruh tubuhnya.
"Harusnya aku yang bertanya begitu." Ucap Ice dengan aura hitamnya sambil menarik Taufan untuk berdiri. "Yang jaga rumah siapa?" Tanya Ice sambil melipat tangannya didada. Taufan hanya menyengir sambil mulai berjalan menjauh untuk pulang.
Alvin yang dari tadi menjadi penonton hanya ber-Sweatdrop melihat kelakuan sahabatnya. "Ice......" Ucap Alvin sambil mendekati Ice. Merasa terpanggil Ice langsung menoleh dan mengangkat kedua alisnya.
"..Kamu baru PMS ya?" Ucap Alvin seenak jidatnya membuat emosi Ice naik. Namun beruntung Mood Ice sedang baik dan tidak jadi marah, Ice pun hanya menggelengkan kepalanya.
"Nah, Vin....." Ucap Ice sambil menatap Alvin. "Kamu ga kangen Solar gitu?" Pertanyaan yang dilontarkan Ice membuat Alvin muram dan menatap langit.
"Entahlah, mungkin sudah saatnya untuk kembali.........."
TBC
==========
Don't forget to vote
And comment
Wanna continue?
Stay tune!
==========
Hublerohue
KAMU SEDANG MEMBACA
👑Kepingan Memori👑 [S1] [Complete]
Fanfiction(Slice of Life)(Shounen-ai) Genre: Family, Romance, Tragedy, Bromanec, Hurt/Comfort [S1][AutoPhobia] : Complete [S2][Memory Recovery] : On Going [S3][???] : On Plan Status : Complete ================================...